Irene mulai membuka matanya perlahan, dirasakan kepalanya masih terasa berat. Ia masih merasa pusing, tapi kali ini ia merasa lebih baik dari kemarin. Kemarin suhu tubuhnya meninggi, kepalanya pusing terasa berputar putar dan tubuhnya lemah tak bertenaga, Irene terserang demam, mungkin ia begitu kelelahan dengan segala aktifitas yang ia kerjakan belakangan ini.
Sinar matahari pagi yang mulai menerobos masuk kedalam kamarnya mau tak mau membuatnya tersadar dari mimpi panjangnya semalam. Ia mengerjap beberapa kali dan mendapati keningnya masih dalam keadaan terbalut alat penurun panas.
Ia merubah posisi tidurnya dari terlentang menjadi miring kesebelah kanan, disana dilihatnya sosok namja yang dari semalam menemaninya. Namja itu masih tertidur pulas, mungkin ia kelelahan menjaga Irene semalaman. Apa dia baru saja tidur?
Irene terus saja mengamati namja disampingnya, posisi tidurnya terlihat agak tidak nyaman. Ia tidur dengan posisi bertumpuk dua bantal yang cukup tinggi, belum lagi tangan kirinya yang ditekuk dan ia gunakan untuk menaruh kepalanya, namja itu tidur dengan posisi mungkin hampir duduk, dengan menghadap kearah Irene. Anehnya ia terlihat begitu damai saat tidur meskipun dengan posisi seperti itu.
Seulas senyum terpasang dibibir Irene melihat namja yang berada disampingnya, saat ini posisi mereka sedang berhadapan. Irene sepertinya mengikuti cara tidur namja itu, ia menekuk tangan kanannya dan ia gunakan sebagai bantal.
Irene mulai mengamati setiap lekuk dari wajah sang namja, rambut yang hitam dan lurus, matanya yang masih tertutup, hidungnya yang kecil namun runcing serta bibirnya yang tipis namun bagi Irene terlihat sangat seksi, bibir itu selalu saja mengomel jika Irene telah melakukan kesalahan. Ia lelaki yang cerewet.
Masih dalam diam dan Irene seperti tak bosan memandangi wajah namja yang masih tidur dihadapannya. Perlahan ia mulai mengarahkan telunjuknya untuk menyentuh wajah sang namja, mulai dari menyusuri rambutnya yang menutupi dahi, Oh sepertinya rambut depan namja itu sudah mulai panjang, ia harus segera merapikannya batin Irene.
Turun ke mata, hidung dan berahir dibibir sang namja yang dari tadi ia anggap seksi.Irene mulai menelan ludahnya susah payah, oh Tuhan apa yang salah dengannya. Ini masih pagi namun pikiran Irene sudah melanglang buana kemana-mana. Segera ia tepis pikiran pikiran anehnya, sebelum tanpa sadar ia akan mengecup bibir sang namja. Huh itu akan terlihat konyol jika ketauan. Batin Irene.
Perlahan laki-laki yang dari tadi diperhatikan oleh Irene, bergerak seperti ingin merubah posisinya, sepertinya ia mulai sadar bahwa posisinya saat ini tak nyaman.
Laki-laki itu mulai membuka mata, mengerjap beberapa kali lalu memperhatikan Irene.
"Sejak kapan kau bangun?" Tanya nya.
"Barusan."
"Oh bagaimana dengan demammu?" Namja itu mulai menyentuh kening Irene, hanya ingin memastikan demam Irene sudah turun atau belum.
"Oh sukurlah, kau sudah tak demam lagi."
"O.. Kalau begitu aku akan bersiap-siap untuk ke sekolah, kau pulanglah kau juga harus bersiap kan?"
Irene sudah bersiap untuk bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi, namun dengan cepat Baekhyun menggapai tangannya menariknya dengan satu kali hentakan sehingga membuat Irene kembali jatuh ke tempat tidur.
"Tidak, kau tetap disini. Tak usah kesekolah, meskipun demammu sudah turun tapi wajahmu masih pucat." Katanya tegas.
"Tapi ini hari pertama kita masuk sekolah Baek, aku ingin masuk." Bantah Irene.
Hari ini memang hari pertama mereka masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas, hari ini mereka resmi menjadi siswa SMA tahun kedua.
"Justru karena ini adalah hari pertama. tak akan ada yang istimewa Bae Irene. Jadi kau tetap disini, besok kau baru pergi ke sekolah."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride Exchange [EXO Baekhyun and Red Velvet Irene Fanfiction]
Fiksi PenggemarMenikah dengan Byun Baekhyun seharusnya membuat Bae Joohyun bahagia. bagaimanapun juga Joohyun telah menyukai sahabatnya itu sejak usia nya masih 8 tahun. tapi pada kenyataannya Joohyun tak sebahagia itu, karena dirinya hanyalah "Pengantin Pengganti...