Gue bukan tempat lo kembali disaat lo puas diluar sana
***
"Kita mau kemana sih?"
"Cieeeee kita, lo kangen ya nyebut "kita" sama gue hahaha"
"Apaan si lo kepedean banget"
"Kalo emang lo kangen sama gue kenapa lo gabilang aja sih? Dan gausah sembunyi dari gue selama setahun lebih, bikin gue tambah kangen aja"
"Nih kangen" Belva mencubit kecil punggung Aksel.
"Awww sakitnya bikin tambah kangen hahaha"
"Jijik tau ga lo" Belva memanyunkan bibirnya padahal pipinya mulai memerah.
"Lo pasti lagi manyun ga jelas haha" tebak Aksel yang memang benar nyatanya.
"Hmmm gue kangen banget sama lo Bel, gue kangen dimana dulu kita selalu bareng bareng, andai gue punya mesin waktu gue pasti bakal minta waktu diulang dimana dulu kita masih bersama"
Blushh pipi Belva memerah tapi dia mencoba menenangkan dirinya agar tidak terbawa perasaan dengan kata kata manis Aksel.Aksel dan Belva pun sampai di tempat makan yaitu Bakso mas Subur. Bakso disini terkenal enak dan salah satu langganan Aksel pula. Aksel memang terlahir dari keluarga berkecukupan tetapi soal tempat makan dia lebih pilih tempat yang sederhana dan yang pasti enak.
"Halo mas Subur"
"Eh mas Aksel, duduk duduk, mau pesan bakso mas?"
"Engga mas saya mau pesen es cendol ada?"
"Walah toh mas, saya kan jualnya Bakso bukan es cendol"
"Hahaa, ya saya kesini mau beli bakso toh mas, mas Subur ko malah nanya lagi"
Belva ikut tertawa kecil melihat Aksel yang biasa jahil seperti ini.
"Saya pesan 2 porsi ya mas, yang 1 seperti biasa, dan yang 1 lagi.."
Aksel menatap Belva seakan menanyakan yang dipesan.
"Eee.." Belva berniat untuk menjawab.
"Yang 1 lagi bihunnya dikit aja, ga pake bawang, ga pake seledri, sayurnya yang mateng dan jangan banyak banyak"
Belum sempat Belva menjawab Aksel sudah menjawabnya duluan, dan apa yang dipesan Aksel itu benar semua. Memang Aksel sangat mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai Belva, tapi ada 1 hal yang Aksel tidak tahu sebenarnya Belva tidak menyukai sifat Aksel yang selalu manis pada setiap wanita, memang baik kita jika berbuat baik atau manis pada orang lain, tetapi tidak seperti Aksel yang terlalu berlebihan dan membuat orang bingung akan sifat manisnya itu, banyak wanita yang merasa Aksel sangat menyukainya ketika Aksel bersikap terlalu manis tetapi Aksel menganggap semua itu hal yang biasa saja."Ini mas, mbak Baksonya" memberikan 2 mangkuk bakso pada Aksel dan Belva.
"Wahh udah jadi nih, makasih ya mas Subur, saya doain semoga semakin subur yoo mas"
"Apa nya toh mas yang makin subur, badan saya sudah subur banget mas"
"Rezekinya mas, saya doain rezekinya semakin subur yo mas" Aksel tersenyum menahan tawa, begitu pun dengan Belva. Memang kalo mereka sudah disatukan jahilnya bukan main, karena mereka sama jahil.
"Walah walah si mas ini, ada ada saja toh, tapi makasih mas doanya" mas Subur pun ikut tertawa kecil bersama dengan Aksel dan Belva. Mas subur kembali ketempatnya, Aksel dan Belva pun mulai menyantap Baksonya.