Chapter 3 - Dua Sisi

2.9K 160 1
                                        

Belum sempat Arya menanggapi ucapan Riezka, suara Katya yang datang berjalan dari arah dapur dengan nampan di tangannya menginterupsi. "Asik banget nih kayaknya." Katya meletakkan nampan yang berisi 3 gelas jus jeruk di meja ruang tamu tepat di hadapan Arya dan Mama nya.

"Kok ga minta tolong Bi Surti buat bawain?Tumben banget, ada angin apa nih anak mama jadi rajin begini?" Riezka heran dengan anak kesayangannya yang dikenal sebagai Ratu Malas itu mendadak rajin hingga rela menyiapkan jamuan untuk tamu yang datang.

"Tadi aku ke dapur ada Bi Surti sama Bi Yati, tapi aku liat muka Bi Surti pucet banget aku kasian. Akhirnya, aku suruh Bi Surti istirahat aja ke kamarnya, karena Bi Yati lagi repot bersih bersih aku ga tega buat ganggu, yaudah aku bikin jus sendiri aja buat Arya."

Orang sebaik lo bisa bersikap dingin?pasti ada yang gak beres nih. Muncul tanda tanya besar di dalam benak Arya.

Lah gue kenapa jadi mikirin Katya dah. Lagi lagi Arya membatin.

"Baiknya anak mama, makasih ya nak. Tapi mama ke dapur dulu ya mau cek Bi Surti, kasihan kayaknya kecapekan. Tante tinggal dulu ya nak Arya." Ucap Riezka seraya tersenyum ke arah Arya dan berlalu pergi ke dapur.

"Aku udah bikinin cape cape juga malah ga diminum, kan sayang." Gumam Katya.

"Makasih ya Kat, jadi ngerepotin." Ucap Arya yang tanpa sengaja mendengar gumamam Katya barusan.

"Eh iya gapapa nggak ngerepotin kok. Diminum dong Ar, gue buat sendiri tau." Balas Katya dengan wajah menggemaskan.

"Haha muka lo lucu," Ada jeda, "Gue minum ya."

"Hah? Muka gue mau lo minum?" Katya berkata dengan wajah bodoh yang justru membuat Arya tertawa melihat wajah nya.

"Jus nya Kat, Jus hahahaha." Arya tertawa melihat tingkah bodoh perempuan di sebelahnya ini. "Lo cakep cakep kok oon ya? Gemes gue." Arya mengacak gemas rambut Katya dan tingkah Arya barusan justru membuat Katya mematung di tempat dengan mata yang sarat akan kesedihan, memang tidak terlalu kentara, namun Arya bisa melihat dengan jelas perubahan sikap Katya beberapa detik lalu.

Ingatan yang berusaha dihapusnya kini memenuhi isi kepala.

Ingatan dimana sebelum sikap dinginnya kini ia pasang sebagai topeng.

Ingatan yang selama ini tak ia akui keberadaannya di dalam memori otak.

Dan ternyata, tak terelakkan bahwa Katya rindu. Sangat rindu.

Katya menyadari satu hal, bahwa luka nya belum sembuh. Lubang itu masih ada dan perlahan melebar seiring ingatan itu menyeruak di dalam kepala.

"Hey? Kat? Lo kenapa diem gitu?" Arya dibuat bingung dengan sikap Katya yang mendadak diam mematung dengan pandangan kosong dan mata berkaca kaca.

1 detik.

2 detik.

Dan di detik ke lima saat Arya menjentikkan tangan nya di depan wajah Katya, perempuan itu tersadar dan kembali ke atmosfer nyata.

"Hah? Iya kenapa kenapa?" Katya mengedipkan mata nya dengan gerakan cepat agar air mata nya tidak jatuh di hadapan Arya.

"Lo yang kenapa?tiba-tiba diem terus kayak mau nangis gitu. Kesambet?" Balas Arya.

"Gak gue nggak apa apa cuma ngantuk, gue kalo ngantuk jadi sering bengong gitu." Entah ide darimana sehingga Katya mengatakan alasan bodoh dan tidak masuk akal sama sekali seperti itu.

"Kok lo lucu sih? dasar lemot, yaudah gue balik ya?udah sore nih. Lo tidur gih sana biar otak lo ga lemot." Arya terkekeh dan hanya dibalas dengan cengiran bodoh Katya.

FORGOTTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang