"Gila rame banget, ada apa sih?" seseorang itu pun melangkahkan kakinya menuju ke mading sekolah.
"Permisi gue mau lihat," katanya seraya menyelip diantara banyaknya orang yang melihat mading. Memang ada apa sih kok sampai seramai ini? Dia pun mencapai depan mading dan dia membaca info yang tertera di mading.
Seorang geng badboy dan geng coldboy mengadakan pertandingan basket di lapangan basket outdoor. Silahkan menyaksikan saat istirahat. Dan pemenangnya akan menjadikan Abigail Ashley Leonardi sebagai pacarnya. Sekian terima kasih.
"Semua cowok sama aja. Selalu rebutin cewek dengan cara fisik. Gak pakai otak dulu," gumamnya sambil berjalan keluar dari kerumunan. Dia ini adalah Alisha Verlyn Aquerra. Gadis biasa yang mengambil jurusan Ipa dan mempunyai 2 seorang sahabat.
Alisha atau yang biasa dipanggil Shasa menuju ke kelas. Sesampainya dia di kelas, banyak temannya yang sedang menggosip tentang kejadian tadi. Mungkin pasti mereka membicarakan siapakah pemenang di pertandingan basket? Di sekolah SMA Pelita banyak sekali geng populer. Ya salah satunya geng badboy and coldboy tadi. Shasa membenci kedua geng tersebut. Kasihan orang tuanya membayar sekolah untuk anaknya tapi, anaknya tidak melakukan kewajibannya.
Shasa pun mendaratkan pantatnya di kursi. Dia pun melanjutkan bacaan novelnya. Tapi tiba-tiba ada yang menepuk bahunya. Dia pun menoleh dan ternyata...
"Lo udah lihat mading tadi. Calvin sama Rion tanding hari ini."
Ini adalah suara sahabatnya yang bernama Azura. Azura ini blasteran indo-arab. Bukan hanya wajahnya yang cantik, hatinya juga. Azura ini orangnya ramah kepada semua orang dan dia bisa diajak curhat karena ini adalah mama dari kami berdua. Azura ini sosok cewek dewasa yang bisa memberikan nasehat dan pesan positif kepada kami berdua.
"Udah. Kenapa?" Azura menggeleng untuk menjawab pertanyaan Shasa.
"Hello everybody."
Suara cempreng berasal dari pintu masuk kelas. Dan ternyata ini adalah Dafina. Ini adalah sahabat Shasa yang mempunyai suara cempreng. Dafina ini orangnya seru dan baperan kalau dia membaca salah satu koleksi novel Shasa.
Dafina pun melangkahkan kakinya menuju bangku yang ditempati oleh Shasa. Karena Dafina dan Shasa sebangku. Sedangkan Azura duduk bersama Anya -cewek penggosip-.
Kriiing kriiing
Bel masuk pun berbunyi dan itu menandakan bahwa pak botak atau pak kepala plontos akan masuk ke ruangan kelasnya. Bunyi dentuman yang saling berkejaran itu membuat semua murid di kelas 11 IPA-1 merinding ketakutan."Selamat pagi."
Kata pak botak yang membuat semua siswa terdiam membeku. Pak botak alias Pak Budi ini menuliskan sesuatu di papan. Saat selesai pak Budi ini memberikan akses agar muridnya dapat melihat apa yang ditulisnya.Semua murid harap membuka buku Fisika. Dan kerjakan hal 31-43 di buku. Dikumpulkan hari ini juga.
Mengapa pak Botak tidak ngomong secara langsung saja? Pasti kalian mikir kalau pak Botak sakit gigi. Jawabannya tidak. Dia sedang malas saja, bila dia sedang berbicara pasti semua murid akan berbicara sendiri. Dan lihatlah matanya yang sangat tajam ini mampu membuat semua murid bergidik ketakutan.
*****
"Lo gak lihat pertandingan," ucap Dafina seraya menyeruput jus jeruk dengan pandangan tertuju pada novel yang sedang dibacanya.
"Gak buat apa? Emang ada hikmah kalau kita ngelihat pertandingan yang gak bermutu itu," Shasa membalikan halaman yang ada di buku novel. Yang paling suka membaca novel disini adalah Shasa Dan Dafina. Sedangkan Azura tidak, dia menyukai buku ensiklopedia.
"Iya tuh. Pertandingan cuma buat mendapatkan hati seseorang. Itu namanya bukan perjuangan tapi penyiksaan," Azura memotong bakso kecil kecil lalu dilahapnya. Shasa dan Dafina mengangguk atas pernyataan Azura.
"Mereka itu sok berkuasa. Memangnya ini sekolah milik mereka. Mentang-mentang orang tuanya jadi yayasan disekolah ini," ucap Shasa seraya melipat tangan di dada. Shasa merasa bingung atas sikap geng badboy dan coldboy yang sok berkuasa. Setiap hari selalu ada info tentang geng tersebut. Memang siapa sih yang menjadi pengurus mading sekolah? Seharusnya dipilah dulu mana info yang positif dan negatif.
"Iya tuh. Apalagi geng badboy itu. Udah sering bolos, nilai jeblok, sering dihukum, dan kenapa mereka gak dikeluarkan aja dari sekolah?" tanya Azura yang tidak pantas menjadi pertanyaan. Kata tadi cocoknya menjadi pernyataan bagi geng badboy.
"Yaelah, itukan geng badboy. Kalau geng coldboy palingan anak baik-baik," Dafina ini benar benar asyik dengan dunianya sendiri. Shasa dan Azura berceloteh ria, dia hanya mengangguk untuk menjawabnya.
"Yang lo lihat itu covernya aja. Coba kayak novel itu, covernya bagus banget. Tapi isinya gak memuaskan. Percuma buat lo udah baca banyak banget tapi malah dikecewakan. Dan itu kayak mereka," mereka yang disebut Shasa adalah geng Coldboy. Shasa ini seperti mengadu dombakan sahabatnya. Tapi sahabatnya ini tidak sama sekali tertarik oleh geng geng-an.
"Balik yuk," Azura berdiri dari tempat duduknya. Dan mereka pun pergi dari sana. Meninggalkan kantin yang dilewati beberapa murid. Karena hari ini murid disini melihat pertandingan basket. Jangan tanyakan mengapa guru disini tidak menghukum mereka? Karena orang tua mereka adalah orang penting bagi SMA Pelita.
*****
"Gue udah dijemput nih. Lo gak mau bareng gue," tanya Azura kepada Shasa. Shasa menggeleng untuk menjawabnya. Mobil berwarna putih yang berhenti di hadapanya adalah mobilnya Azura. Tapi karena keamanan Azura. Papanya Azura melarang Azura menyetir mobil.
"Kalau gitu gue pulang dulu ya," Azura pun masuk kedalam mobilnya. Dan mobil itu melasat dari pandangan Shasa. Sekarang dia sendirian. Dia menunggu seseorang menjemputnya. Siapakah dia?
Tiiin tiin
Suara klakson motor mengagetkan Shasa yang sedang melamun. Mungkin melamunkan tentang masalah novel. Dia pun menghampiri pengendara motor tersebut."Aduuh duuh duuh sakit kak," rintih seorang cowok yang telinganya dijewer oleh Shasa. Cowok itu adalah adik kandung Shasa bernama Vian. "Maafin Vian. Tadi Vian antar cewek Vian dulu," Shasa pun melepaskan jewerannya.
"Lo pilih gue atau cewek lo yang bawel itu," pernyataan Shasa itu membuat Vian mati membeku. Karena kedua perempuan itu penting bagi hidupnya terutama mama."Cepet pilih gue atau cewek lo."
"Eeem pilih....." Vian bingung akan memilih siapa. Karena meraka sangatlah penting bagi Vian. "Udahlah kak, kita pulang nanti dicari mama loh. Kasian mama," ucap Vian menghindari pernyataan kakaknya. Shasa pun menduduki jok belakang yang berada di belakan Vian. Setelah itu Vian pun melaju membelah jalanan ibukota.
Disisi lain ada tiga orang sedang membicarakan sesuatu. Mereka adalah Rion, Calvin, dan Abigail. Mereka sepertinya berbicara serius, saat ini mereka berada di kantin. Dan hanyalah mereka bertiga yang berada disini.
"Ash, lo mau kan jadi pacar gue," pernyataan itu menusuk hati Rion. Karena rion juga mencintai Ashley. Tapi apakah perasaan ini bisa dibunuh secara perlahan?
Ashley pun mengangguk untuk menerima pernyataan Calvin. Rion pun berdecih dan pergi dari sana, karena percuma dia melihat cewek yang disukainya menyukai orang lain. Calvin pun menunjukkan smirknya kepada Rion setelah Rion menghilang.
Rion mempercepat laju motornya. Dia mengalami patah hati. Ini bukan pertama kalinya tapi ini udah berkali kali. Rion dan Calvin adalah musuh sejak SMP. Dan karena itu Calvin ingin merebut apa yang dimiliki Rion.
"Bang Rion, abang kenapa?" tanya adik Rion. Adiknya ini bernama Dania Cristian. Dia hanya mempunyai adik satu-satunya, yang bernama Dania.
"Gue gakpapa," Rion melangkahkan kakinya menuju kamar yang pintunya berwarna hitam putih. Dan didalam kamarnya terdapat piala yang berkilauan atas kerja kerasnya. Dia menghempaskan tubuhnya ke ranjang berukuran king size. Dan dia pun terlelap.
......
KAMU SEDANG MEMBACA
Versus
Teen FictionIni adalah sebuah tantangan merebutkan cinta. Alisha Verlyn Aquerra adalah target dari pertarungan itu. Cewek biasa dengan segudang ilmu. Itu membuat ketua geng badboy dan coldboy berebutan mengejar cinta Alisha. Tapi Alisha bingung akan memilih sia...