Chapter 3

65 11 1
                                    

"Muka lo kenapa lesu gitu?" Shasa dan Vian berada di depan gerbang sekolah SMA Pelita. Shasa melihat raut wajah adiknya ini tampak lesu. Dan itu membuat Shasa penasaran.

"Gue gakpapa kok kak. Gue berangkat dulu ya," Shasa pun mengangguk dan Vian pun berlalu meninggalkan Shasa.

Shasa berjalan menuju ke kelas dengan bersenandung kecil. Mungkin karena hari ini sangatlah indah. Burung berkicauan dengan merdu. Daun saling berjatuhan. Tapi tiba-tiba ada yang memegang bahunya dan itu membuat Shasa ketakutan.

"Tegang amat sih mbak," ujar seseorang itu seraya tertawa. Shasa pun menoleh kearah samping dan ternyata Calvin yang merangkul bahunya. 

"Lepasin nih tangan lo," Shasa pun menepis tangan Calvin yang berada di bahunya.

"Yaelah. Tapi lo suka kan kalau gue pegang bahu lo," Calvin menoel dagu Shasa. Itu membuat Shasa menepis tangan Calvin yang nakal itu.

"Ogah," ujar Shasa berlalu dari hadapan Calvin seraya mengibaskan rambutnya. Dan itu mengenai wajah Calvin.

"Cewek apaan sih dia kok ganjen banget."

"Iya tuh dia sepertinya ingin merusak hubungan Aby sama Calvin."

"Calvin juga kenapa sih mau sama cewek kayak dia."

Kata kata itu keluar dari siswi yang sedang duduk di koridor. Yang mereka bicarakan itu adalah Shasa. Shasa menulikan pendengarannya agar tidak mendengar pembicaraan mereka. Shasa paling tidak suka, hari yang sangat indah ini dihancurkan dengan gosipan palsu.

"Sejak kapan gue dekat sama Calvin? Orang baru kenal kemarin. Udah dibilang ngerusak hubungan mereka," batin Shasa kesal. Dia memasang muka yang sangat kesal akibat ulah siswi tadi di koridor.

Sampailah Shasa di kelasnya. Dia pun masuk dan langsung duduk di bangkunya. Dia menelangkupkan wajahnya ke meja. Sepertinya ada yang menduduki kursi yang ada disebalahnya.

"Lo kenapa Sha?" ujar Azura sambil mengusap bahunya. Shasa pun mendongak melihat siapa yang mengajaknya berbicara?

"Gue gakpapa," ujar Shasa seraya menggeleng kepala.

"Lo sakit."

"Hah, Shasa sakit."

Dafina memotong pembicaraan Shasa dengan Azura. Dafina pun menghampiri mereka berdua dan duduk berhadapan dengan Azura. Dafina memegang dahi Shasa untuk mengecek kesehatannya. Tapi sepertinya Shasa tidak sakit. Ada apa dengan Shasa? Sedangkan Dafina memasang raut wajah bingungnya.

"Gue gakpapa kok. Cuma lagi gak semangat aja," ujar Shasa seraya menenggelamkan wajahnya ke meja. Azura dan Dafina berbicara dengan menggunakan isyarat raut wajah.

"Kalian berdua ngomongin apa?" Dafina dan Azura menoleh kearah Shasa. Shasa masih menenggelamkan wajahnya ke meja. Tadi siapa yang bilang tadi?
"Gue yang bilang," ucapnya lagi sambil mendongak kearah mereka. Dafina dan Azura saling tatap dan berbicara menggunakan isyarat melalui raut wajahnya.

"Lo tadi ngelihat kita," ucap Dafina sambil menunjuknya dan Azura. Azura memasang raut wajah yang membingungkan.

"Nggak, tapi suara kalian bikin berisik. Jadi gue terganggu," Shasa menelangkupkan wajahnya ke meja lagi. "Gue mau tidur nanti kalau ada guru bangunin gue."

*****

"By lo bisa gak lepasin tangan lo ini. Ganggu tau."

"Gak mau Vinvin."

Dua sejoli yang berpacaran sedang berada di kantin. Mereka adalah Aby dan Calvin. Calvin merasa risih dengan tangan Aby yang menggandeng tangannya. Tapi tiba-tiba Rion datang, dia duduk di bangku bersebelahan.

Versus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang