Chapter 10

106 8 0
                                    

"Sha."

Ujar papa Shasa saat makan malam bersamanya. Shasa langsung saja diam dan mendengarkan pembicaraan papanya.

"Kamu besok boleh bawa mobil baru kamu," ujar papa seraya memindahkan kunci mobil kearah Shasa.

"Beneran pa, papa bolehin aku bawa mobil," ujar Shasa kegirangan. Sebelumnya, Shasa dilarang membawa mobil barunya ke sekolah karena takut ada hal-hal yang akan terjadi padanya.

"Ya, papa kok gitu sih. Jok belakang aku kan kosong. Jadi besok aku berangkat sendirian dong pa," ujar Vian lesu. Biasanya yang mengisi jok belakang motornya adalah kakaknya tapi, kemungkinan besok jok itu kosong.

"Besok kak bawa mobil hati-hati ya, kamu juga Yan," ujar mama seraya membereskan makanan yang ada di meja.

"Oke. Oh ya aku lupa belum ngerjain pr, aku kerjain dulu ya."

Shasa langsung saja lari dan menuju le kamarnya. Saat dikamarnya, dia sangat senang sekali. 2 tahun lamanya dia ingin menaiki mobil barunya yang  dibelikan Neneknya.

*****

Shasa mengendarai mobilnya dengan lihai. Sebenarnya Shasa bisa belajar menyetir saat dia kelas 2 SMP. Pada saat itulah saat Shasa ingin menyetir sendiri tanpa ditemani papanya, dia mengegas mobil dengan cepat dan dia panik saat itu. Akhirnya dia membanting stir dan menabrak pohon. Dia hanya mengalami luka kecil di dahinya.

Shasa memarkir mobilnya. Dia membuka pintu mobil dan menutupnya. Saat dia keluar dari mobil barunya, semua siswa melihat dengan tatapan takjub. Bayangkan saja mobil BMW keluaran limited dimilikinya. Ada sih mobil mewah yang dimiliki ketua geng badboy dan coldboy.

Shasa langsung pergi menuju kelasnya dan duduk di tempatnya. Tiba-tiba semua teman sekelasnya mendekatinya. Shasa bingung dengan sikap teman sekelasnya hari ini.

"Sha traktir dong," celetuk salah satu teman sekelasnya.

"Emang gue ada acara apa pakai traktir segala," Shasa tau kalau temannya ini ingin meminta traktiran atas mobil barunya.

"Lo kan punya mobil baru," ujar Deon.

"Yaelah itu kan mobil lama," elak Shasa. Memang benar itu mobil lama dan dia mengeluarkannya tahun ini. Jadi mobil ini masih mulus karena tersimpan lama di garasi. Kata papanya, mobil ini sudah di cek terlebih dahulu.

"Traktir ya Sha," mohon Dafina yang tiba-tiba berada disamping Shasa.

"Hm."

Shasa langsung pergi dari kerumanan. Dia gak tau akan berhenti dimana? Dia hanya bisa melangkahkan kakinya melilingi sekolah yang sangat luas. Tapi, dia berhenti karena mendengar sesuatu.

"Aduh bu sakit, janji gak ngulangin lagi bu."

"Ibu gak percaya sama kamu. Cepat turun."

Suara ribut dari arah taman belakang. Shasa langsung melihat secara diam-diam. Ternyata Calvin sedang berada dipohon dan dibawahnya ada bu Heni -guru BP- yang sedang memukul kaki Calvin dengan sebatang kayu.

"Bu, denger suara orang ketawa nggak," ujar Calvin yang membuat bu Heni merinding.

"Jangan membuat saya ketakutan Calvin," ujar bu Heni memberhentikan aksinya.

"Denger bu," Calvin dan bu Heni mendengarkan secara saksama. Suara tertawa itu masih sangat terdengar meski sangat pelan.

"Iya, siapa ya itu?" tanya bu Heni penasaran. Bu Heni pun menghampiri orang yang berada di balik semak. Calvin mengikuti dibelakang bu Heni. Saat semak-semak dibuka, muncullah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Versus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang