Chapter 2

88 15 3
                                    

"Kak bangun udah pagi. Lo gak sekolah hari ini," ucap Vian sambil menggoyangkan badan Shasa. Shasa mengerang dan membuka mata secara perlahan.

"Ada apa sih? Gue masih ngantuk dek," ucap Shasa sambil bergelung di bawah selimut.

"Mamaaaa, kakak gak mau bangun maaa." suara lengkingan itu berasal dari adiknya.

"Iya iyaaa ini gue bangun."

Shasa dengan malas pergi menuju ke kamar mandi. Tak sampai 15 menit, dia keluar dan memakai seragam sekolahnya.

Setelah itu, Shasa pun turun dari tangga dengan malasnya. Dan dia menduduki kursi kosong disamping adiknya. "Kamu kenapa kak kok gak semangat hari ini?" ucap mama sambil menata makanan di atas meja. Shasa bergeming, dia mencomot roti yang ada di depannya.

Sedangkan semua keluarganya saling pandang satu sama lain. Mungkin mereka bingung kenapa hari ini Shasa bersikap seperti ini? "Kakak gakpapa kok ma, yuk dek berangkat."

Shasa menarik kerah seragam Vian. Vian yang merasa ditarik itu langsung mengikuti arah kemana langkah kakaknya. Mereka pun berangkat ke sekolah bersama karena sekolah mereka satu jalur. Jadi Vian tidak perlu repot repot putar balik.

*****

"Jangan lupa jemput gue. Kalau lupa gue jitak lo," ucap Shasa. Shasa memang memakai 'gue-elo' sama adiknya tapi pada saat tidak ada papa dan mamanya. Kalau ada mama dan papa pasti dia memakai panggilan 'kakak-adek' di rumah.

"Lo lagi PMS ya." ucap Vian karena kakaknya hari ini berbeda. Jadi mungkin saja kakaknya ini sedang PMS.

"Enak aja lo. Pergi sana, telat baru rasa lo." usir Shasa.

Vian pun mengangguk untuk menjawab ucapan Shasa. Tapi dibalik helm full facenya, Vian tersenyum atas sikap kakaknya. Dia berjanji akan membuat kakaknya selalu bahagia meski dia terlukai. Vian pun menghilang dari hadapan Shasa.

Hari ini adalah hari buruk bagi Shasa. Karena hari ini ada ulangan Biologi. Dia terus melangkahkan kakinya dan menikmati udara yang sangat sejuk.

Tiiiiin
Suara klakson motor mengagetkan Shalsa. Dia pun membalikan badan menghadap ke pemilik motor tersebut. Si pemilik motor turun dari motornya sambil melepaskan helm full face yang menutupi wajahya. Shasa kaget karena didepannya ini adalah seorang ketua dari geng badboy.

"Woy lo minggir kek, lo punya mata gak sih ini itu jalur motor. Bukan pejalan kaki," ujarnya nyolot. Shasa ingin menjambak jambul si cowok itu. Cowok itu adalah Calvin Gavriel. Shasa menatap Calvin dengan licik.

"He lo bisu ya, gak bisa ngomong lo. Ngapain lo sekolah sini? Mending lo masuk di SLB sana," cerocosnya lagi dan itu membuat Shasa marah.

"Asal lo tau ya. Lo itu bukan siapa siapa disini. Anak dari yayasan aja bangga. Sering masuk bk tebar pesona. Emangnya lo bangga banget peringkat 1," ucap Shasa yang mengeluarkan amarah. Meski nanti dia bakal dimaki habis habisan oleh fans Calvin dikelasnya. "Tapi dari bawah," lanjut Shasa dan tertawa liciknya keluar. Dia pun pergi darisana dan menuju ke kelasnya.

'Siapa sih cewek tadi? Biasanya cewek disekolah ini muja muja gue. Tapi ini kok malah ngehina gue sih,' batin Calvin sambil mengepalkan tangannya dengan sempurna.

*****

"Kelas berapa dia?" Ucap Farez. Farez ini adalah anggota dari geng badboy ini. Sebenarnya geng badboy ini beranggotakan 3 orang. Dan yang menamai geng badboy adalah fans mereka. Karena mereka bertiga adalah kumpulan badboy.

Versus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang