Aldi menaikkan alis sebelah lalu ia berkata, "Hah? emang kita ketemu ya?" Cewek di hadapan Aldi mendekatkan wajahnya ke Aldi, tetapi Aldi tidak berani menatapnya. Sekarang jantung Aldi sudah berdegup tidak karuan. Aldi takut kalau dia bakalan pingsan. Dia takut kalau dia pingsan entar sama cewek di hadapannya entar diejek.
"Lo kenapa si nunduk? Biasanya cowok kalau lihat gue dia bakalan natap gue." ucapnya lagi. Dengan cepat Aldi membalikkan badannya. Lalu ia berlari jauh dari cewek itu.
'Gila ni cewek. Apa ga ngerti napa. Kalau gue alergi terhadap cewek.' batin Aldi sambil mengatur nafasnya. Sesampai tiba ruang tunggu.
ALDINO MAHENDRA
ALDINO MAHENDRA
Nama Aldi sudah dipanggil 2 kali oleh suster. Bertanda dia harus masuk ke ruangan dokter. Untung saja tadi dia langsung lari. Kalau enggak dia bakalan terlambat. Dan bakal nunggu lagi. Dengan langkah santai dia menuju ruangan.
"Selamat siang, Aldino Mahendra." ucap Rudi dokter yang merawat Aldi dari kecil sampai di sudah segede ini.
"Malam, dok." ucap Aldi sambil terkekeh. Rudi sudah sangat hafal dengan sifat dan perilaku Aldi.
"Aldi... Aldi... masih belum juga berubah saja kamu," Aldi menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.
"Oh iya, dok. Kapan alergi gue yang satu ini dapat disembuhkan? Gue pingin sembuh dok. Gue pingin cepat dapet cewek. Seperti teman-teman gue yang lainnya." Rudi mengangguk-anggukan kepalanya. Sedih. Sekarang Aldi merasakan sedih. Dia mengerti yang dirasakan Aldi saat ini.
"Alergi kamu dapat disembuhkan jika kamu menemukan orang yang tulus mencintaimu, Di." Aldi mencerna omongan Rudi satu persatu.
"Tapi dok, kan gue gak bakal tau siapa yang tulus cinta sama gue. Btw, gue gak pekaan dok terhadap masalah cinta."
"Kamu harus bisa melawan alergi kamu. Kalau kamu tidak melawan alergi kamu yang satu ini. Kamu bakalan jomblo seumur hidup." Ekspresi Aldi yang tadinya datar sekarang jadi shock. Dirinya tidak mau kalau dia bakal jomblo seumur hidup lalu ka berkata, "Caranya gimana dok?"
"Kamu harus berani menatap cewek yang dihadapan kamu."
"Tapi dok, gue takut pingsan ditempat."
"Ga bakal pingsan. Jadi kamu tenang aja." ucap Rudi santai sedangkan Aldi hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Aldi sekarang merasakan lega dan dia berkata, "Wah okelah. Kalau begitu gue cabut dulu ya, dok." Rudi memberikan senyuman manis terhadap pasiennya satu ini lalu ia berkata, "Ok Aldi. Hati-hati di jalan."
Setelah keluar dari ruangan itu, Aldi segera berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Sebelum tiba diparkiran Aldi melihat cewek yang begitu gelisah. Cewek itu tidak asing bagi Aldi. Dengan tanpa aba-aba Aldi langsung menghampiri cewek itu. Sesampai didekat cewek itu Aldi berkata," Lo ke---" omongan Aldi terhenti karena tiba-tiba cewek dihadapanya sedang memeluk dia.
Benar-benar gila yang dirasakan jatung Aldi hari ini.
'Ternyata enak juga ya dipeluk sama cewek. Seumur-umur hidup gue ga pernah dipeluk cewek kecuali keluarga.' batin Aldi sambil melebarkan matanya. Dengan sadar Aldi langsung melepaskan pelukan dari cewek itu. Cewek itu langsung cemberut.
"Lo kenapa? Coba ceritaiin masalah lo apa!"
"Gue habis diputusin tanpa sebab sama cowok gue." ucap cewek itu sambil mengusap air matanya.
"Yaelah, cuman diputusin doang."
"Woi diputusin tanpa sebab rasanya sakit loh. Coba lo rasaiin yang gue rasaiin saat ini." Sebenarnya Aldi belum pernah merasakan diputusin atau dia mutusin. Pacar aja gapunya bagaimana dia merasakannya.
"Iya... Iya... Gue tau kok. Jan nangis yaelah."
"Biarin, nangis kan obat penengan gue. Kalau gue udah nangis entar gue bakal tenang."
"Ho gitu. Yaudah gue pergi yah." Aldi membalikkan badannya. Tetapi dia tidak bisa pergi sekarang. Karena ada yang menahan tangannya.
"Kenapa lagi?"
"Anterin gue pulang." Aldi mengernyitkan kedua alisnya. Aldi sempat berpikir kalau cewek itu bener-bener gila. Yang pertama dia tadi mendekatkan wajahnya kepada dirinya, yang kedua dia tiba-tiba memeluk Aldi, yang ketiga dia minta anterin dia pulang. Aldi tidak tau lagi harus bagaimana lagi. Aldi tidak mau membuat cewek itu sedih lagi. Dengan cepat Aldi mengangguk-anggukan kepalanya. Bertanda dia mau mengantar cewek itu pulang.
"Sebelum gue anterin pulang. Nama lo siapa? Kenalin gue Aldi nama panjang gue Aldino Mahendra."
"Iya gue udah tau nama lo! Nama gue Fania Aurelia Widyatama Biasa dipanggil Fani. Aldi membulatkan mulutnya membentuk huruf "O".
"Yaudah, Fan. Ayuk pulang." ucap Aldi sambil membalikkan badannya. Dengan cepat Fani mengikuti langkah Aldi.
🌝🌝🌝
Sesampai di depan rumah Fani. Aldi langsung turun dari mobilnya. Begitu juga dengan Fani.
"Yaudah, Di. Salam kenal yah. Btw makasi."
Aldi tersenyum tipis lalu ia berkata, "Sama-sama Fan. Lain kali kalau mau nangis jangan ditempat umum lagi. Gak enak dilihat banyak orang." Dengan cepat Fani mencubit Aldi. Aldi meringis kesakitan.
"Yauda, Fan gue cabut duluan." Dengan cepat Fani mengangguk-anggukan kepalanya. Setelah itu Fani masuk ke dalam rumahnya.
Aldi saat ini memikirkan kalau dia hari ini sangat aneh. Yang pertama kenapa alergi Aldi didekat Fani tidak kambuh, yang kedua Aldi hari ini merasakan nyaman ketika bersama Fani padahal mereka baru kenal. Dengan cepat Aldi mengusap-usap wajahnya.
Beberapa menit kemudian Aldi sampai di depan rumahnya. Aldi menatap mobil hitam yang sekarang parkir di depan rumahnya. Bagi Aldi mobil itu tidak asing.
B 2905 RAT
itu plat mobil hitam yang saat ini parkir di depan rumahnya. Ya, itu mobil Nino sahabat Aldi. Aldi tidak tau maksud kedatangan Nino ke rumahnya.
TBC
A/n
Wah Aldi kok bisa nyaman sama orang yang belum dikenal ya. Hayolo bagaimana selanjutnya. Apakah Aldi menjadikan Fani jadi target pertamanya atau Aldi mencari cewek yang lain buat dijadikan target.
Simak terus cerita aku yah. Jangan lupa tinggalkan jejak❤️ Terimakasi yang mau membaca dengan tulus🌝
TT-MUS🐄
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldino
Ficção Adolescente(SEBAGIAN PART DIPRIVATE) Update Setiap hari Jum'at, Sabtu dan Minggu. Setiap Hari itu update selalu update 2 Part Jadi follow dulu kalau ingin baca keseluruhannya☺ Perfect cover: @flamingographic #579 in TEEN FICTION 30.06.2017 #572 in TEEN FICTION...