"Kenapa, Di? Kamu gak suka aku di kesini?" tanya Hawa sambil memasangkan wajah kecewa ke Aldi.
Aldi menggeleng lalu ia berkata, "Gapapa Wa. Aku seneng banget kamu disni."
"Terus kenapa kamu kok kayak ngehindar dari aku?" tanya Hawa lagi. Aldi hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan dari Hawa.
"Kan sudah kuduga. Kamu udah berubah, Di!" Aku kecewa sama---" ucapan Hawa terpotong, tanpa aba-aba Aldi langsung memeluk Hawa erat. Dia tidak peduli mau penyakitnya kambuh atau enggak dia gak peduli. Yang dia peduliin saat ini adalah Hawa. Hawa hanya bisa mengedip-ngedipkan kedua matanya.
"Yuk. Ikut aku." ucap Aldi sambil mengandeng tangan Hawa dengan cepat Hawa mencegah Aldi lalu ia berkata, "Hah? Kita mau kemana, Di?"
"Adadeh. Entar kamu tau sendiri."
Dengan terpaksa Hawa menuruti Aldi. Mau tidak mau dia harus mengikuti Aldi. Hawa tidak tahu tujuan Aldi membawa dirinya.
🐙🐙🐙
Mobil hitam bermerek pajero sudah ada di rumah kediaman Satya. Teman-teman Aldi yang tadinya di teras rumah Satya sekarang sudah berlarian menuju Aldi. Mereka antusias menyambut kedatangan teman kecil Aldi. Aldi dan Hawa sekarang pun belum turun. Mereka berdua masih ada di dalam mobil.
"Ini rumah siapa, Di? Ini rumah temen kamu Di?" Aldi diam dan mengangguk-anggukan kepalanya. Setelah itu mereka turun dari mobil. Kemudian mereka berjalan menghampiri teman-teman Aldi.
"Widih, bos Aldi. Dateng-Dateng bawa cewek." ucap Aldo girang. Aldi hanya diam. Dia tidak ada tanda-tanda membuka mulutnya dalam artian dia tidak mau omong.
"Wah. Lumaya juga temen lo, Di! Kenalin dong sama gue!" sahut Rian kemudian. Satya sebenarnya mau juga seperti teman-teman lainnya. Tapi Satya menjaga perasaan Mey sebagai pacar.
"Tumben lo Sat diem. Biasa kalau moment kek gini lo paling duluan."
"Kan sekarang gue udah ada Mey. Ngapain gue cari baru lagi kalau disini sudah ada." ucap Satya sambil mencubit pipi Mey. Pipi Mey seketika merah merona.
"Eh gais kenalin ini Hawa. Dia sahabat gue dari kecil. Kalau mau kenalan, kenalan sendiri. Btw gue kok gak liat Nino disini. Nino kemana?"
"Tuh dia lagi di dalam sama ceweknya."
'Hah? Ceweknya? Apakah Nino lagi bersama dengan Fani? Tapi mereka kan udah putus. Apa mereka balikan?'
Dengan cepat Aldi berjalan menuju kedalam rumah Satya. Teman-teman Aldi dan Hawa hanya melongo. Sesampai di dalam rumah, Aldi tidak sengaja menguping pembicaraan Fani dan Nino. Seperti dugaan Aldi, mereka berdua balikan. Mata Aldi sekarang sudah berkaca-kaca. Sebentar lagi mau menetes. Tidak seperti biasanya Aldi menangisi seorang cewek yang baru ia kenal. Aldi memejamkan mata dan menarik nafas panjang-panjang. Dia saat ini menetralkan perasaannya, agar dirinya tidak menangis di hadapan teman-temannya.
"Oi Nin, Makasi. Nin ini kunci mobil lo." Dengan cepat mereka berdua menoleh ke arah Aldi. Pertama Aldi menatap Fani kedua dia menatap Nino. Suasana hening kemudian.
"Sejak kapan lo disini, Di?" tanya Fani memecah keheningan.
"Barusan saja. Maaf gue gak sengaja nguping."
"Lah, ternyata kalian berdua sudah kenal toh? Btw santai ae lah, Di. Lo kan biasanya juga gitu." jawab Nino sambil terkekeh. Aldi memasang senyuman palsunya.
"Woi, bos Aldi. Lama amat dah! Hawa udah nyariin tuh." teriak Aldo dari luar rumah. Aldi baru sadar kalau dia kemari bersama Hawa.
"Astagaa gue lupa." ucap Aldi sambil menepuk dahinya.
"Wiw Aldi. Hayo Hawa siapa hayo." goda Nino. Aldi hanya diam, beberapa detik kemudian Aldi menjawab, "Sahabat kecil gue, Nin." Nino hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Suasana hening kemudian. Aldi menatap Fani dalam. Saat ini Aldi tidak tahu harus bagaimana. Rasanya Aldi ingin menghajar Nino tetapi Aldi mengurungkan niat itu,
"Oh iya, Di. Gue sama Fani balikan loh!"
"Seriusan? Selamat yah kalian. Jangan putus nyambung lagi. Semoga Langgeng ya,." ucap Aldi sambil memasangkan muka antusias. Agar mereka tidak menyadari kalau saat ini hati Aldi sedang teriris,
"Gue keluar dulu yah. Bareng anak-anak." ucap Aldi sambil membalikkan badannya.
"Ok Di. Entar habis ini gue sama Fani nyusul." teriak Nino. Sesampai di teras Satya. Teman-teman Aldi langsung menatap Aldi dengan tatapan aneh.
"Wa, pulang kuy!" ajak Aldi tiba-tiba sambil menarik tangan Hawa. Teman-teman Aldi hanya melongo.
"Lah kenapa, Di. Lo tiba-tiba pingin pulang. Biasanya lo yang paling betah di rumah Satya." ucap Rian. Aldi hanya diam dan menatap Rian dengan tatapan dingin.
"Di lu kenapa si?"
"Di lu kalau diem jelek ah. Masa seorang Aldino Mahendra diem si." sahut aldo kemudian. Lagi-lagi Aldi hanya terdiam mendengar ocehan mereka. Dan teman-teman Aldi pada bingung kenapa tiba-tiba Aldi berubah.
"Ayo Wa. Aku pingin pulang!" ucap Aldi sambil berjalan mendahului Hawa. Dengan cepat Hawa mengangguk-anggukan kepalaya lalu ia berkata, "Btw gue duluan ya gais.Keliatannya si Aldi lagi badmood deh. Jadi maafkan yah!"
"Ah gue udah biasa liat Aldi kek gitu. Jadi sans ae." sahut Satya. Hawa tersenyum manis lalu ia pamit kepada Satya setelah itu Hawa menyusul jejak Aldi.
"Di, kamu kenapa?" tanya Hawa yang tertinggal jauh dengan Aldi. Aldi menoleh ke arah belakang. Aldi menatap sosok Hawa yang saat ini tertinggal jauh. Dengan cepat Aldi berlari menuju arah Hawa. Lalu Aldi memeluk Hawa.
"Kamu kenapa, Di? Kamu lagi masalah? Ada yang mau kamu ceritaiin ke aku gak? " Aldi hanya terdiam. Sekarang dirinya memeluk erat Hawa. Memeluk erat Hawa itu yang biasa menengankan Aldi ketika lagi sedih. Saat ini suasana hati Aldi seperti tertusuk duri bunga mawar. Rasanya sakit sekali. Tidak seperti biasa Aldi tidak bisa menahan semua air matanya.
"Di, kamu kenapa sih? Kamu gak kayak seperti biasa lo. Tumben banget kamu nangis kayak gini." ucap Hawa mulai khawatir dengan keadaan Aldi sekarang. Dengan cepat Aldi melepaskan Hawa lalu ia menghapus semua air matanya.
"Aku gapapa kok Wa." jawab Aldi sambil menyakinkan Hawa. Hawa mengelus rambut Aldi lalu berkata, "Ah jangan boong kamu! Kamu bisa cerita sama aku. Sini-sini cerita sama aku. Siapa tau aku bisa kasih solusi. Kan kita udah sahabatan dari kecil. Masa kamu masih gak percaya sama aku?"
"Ah aku gapapa Hawa sayang. Aku cuman pingin pulang." jawab Aldi mengelak. Hawa hanya mengangguk-anggukan kepalanya lalu ia berkata, "Yakin itu doang?"Aldi tersenyum tipis lalu mengangguk-anggukan kepalanya. Sebenarnya ada alesan lain lagi Aldi menangis. Sebenarnya Aldi pingin jujur semuanya kepada Hawa. Tapi ini bagi Aldi ini bukan waktu yang tepat. Aldi takut Hawa mendengar semua ceritanya dia bakalan sedih.
"Yaudah yuk. Kita pulang."
TBC
GWS BUAT HATINYA ALDI❤️😘 Sini-sini kalau Fani gamau sini sama aq!
Btw jangan lupa ikutin terus cerita aku yah:) jangan lupa tinggalkan jejak juga😘😍 Btw aku masih punya hutang sama kalian:) Jadi hari ini aku bakal update 3 part. Jadi jangan lupa pantengin wp kalian! Dan siap-siap kalian buat baper sama Aldi.
Terimakasi😘
TT-MUS🐄
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldino
Novela Juvenil(SEBAGIAN PART DIPRIVATE) Update Setiap hari Jum'at, Sabtu dan Minggu. Setiap Hari itu update selalu update 2 Part Jadi follow dulu kalau ingin baca keseluruhannya☺ Perfect cover: @flamingographic #579 in TEEN FICTION 30.06.2017 #572 in TEEN FICTION...