Part 3

1K 94 3
                                    

Haiiii.... Saya kembali lagi, semoga gak bosan dengan cerita ini. Bisa langsung baca aja....






"You're My Destiny"

**

“Kyuhyun-shi”, pria ini tak menyahutnya. Jaera menggoyangkan tangannya di depan wajah Kyuhyun, namun pria ini tetap diam.
“Kyuhyun-shi, ada apa denganmu?”, mendapat sentuhan kecil pada tangannya yang langsung membuat Kyuhyun sadar dari lamuannya. Ditatap gadis ini lekat-lekat.
“hah, ada apa? Aku tidak mendengarmu”, kata Kyuhyun.

Jaera menghembuskan nafasnya pelan, “bisakah kau membantuku?”, Kyuhyun mengkerutkan keningnya bingung.

“membantumu? Bantu apa?”, tanyanya heran. Jaera mengangkat bukunya sehingga menutupi wajahnya.
“bantu aku… untuk mempraktekkan semua ini. Aku tidak ingin kekasihku malu karena aku tidak tahu bagaimana caranya berciuman… apakah kau mau membantuku?”, Kyuhyun mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Terkejut. Dia sangat kaget dengan permintaan Jaera kepadanya. Apakah dia tak salah dengar?
“m-maksudmu?”, tanya Kyuhyun lagi dengan wajah bodoh. Otaknya macet di tengah jalan gara-gara permintaan yang dilontarkan gadis ini.
“ajari aku cara berciuman, apakah kau mau? Jika kau tidak mau juga tid__”,
“baik!”,

Jaera menurunkan bukunya dan tersenyum lebar ke arah Kyuhyun. Perlahan Kyuhyun memindahkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan Jaera.

“tapi, apakah kita melakukannya sekarang?”, tanya Jaera bingung. Kyuhyun menjawabnya dengan deheman kecil, matanya tak teralihkan menatap wajah cantik Jaera yang berada di depannya ini.
“memang kau ada pelajaran di jam terakhir?”, tanya Kyuhyun. Sejenak Jaera berpikir lalu menggeleng pelan.
“baguslah, kita bisa melakukan pelajaran yang lain di sini. Kau ingin aku mengajarimu cara berciuman, bukan?”, Jaera mengangguk polos.
“kalau begitu kau harus ikut semua peraturannya dengan baik”,
“aku sudah menghafalnya di otakku semua yang ada di buku!”, jawab Jaera mantap. Kyuhyun mengangguk pelan mendengarnya.
“apa yang kau ingat, cara awal saat sepasang kekasih akan berciuman dalam buku tersebut…”,
“yang kubaca, mereka mengatakan bahwa hal yang wajar dilakukan adalah menutup mata? apakah benar…?”, Jaera bertanya balik pada Kyuhyun seraya membuka bukunya namun, tertahan ketika Kyuhyun menutup buku tersebut.
“kalau begitu tutup matamu…”, titah Kyuhyun dengan suara rendah. Jaera menurut saja, gadis ini menutup matanya dan menunggu perintah Kyuhyun.
“aku akan mulai…”, Jaera mengangguk pelan. Lama dia tak merasakan apapun, sampai ketika ada yang menyentuh kepala bagian belakangnya sehingga membuat matanya terbuka dan menemukan wajah Kyuhyun yang berada di depan wajahnya.
“kenapa kau membuka matamu?”, Jaera berdeham kecil lalu melirik tangan Kyuhyun yang memegangi kepalanya. Jantungnya berdebar saat menemukan wajah tampan Kyuhyun berada tepat di depan wajahnya, dengan jarak yang sangat dekat.
“apakah… kekasihku kira-kira akan memegangiku seperti ini juga?”, tanya Jaera seraya menunjuk tangan Kyuhyun. Setelah melihat jawaban anggukan kepala Kyuhyun, Jaera kembali menutup matanya. Detik berikutnya, dia bisa merasakan sesuatu benda menyentuh permukaan bibirnya. Hanya beberapa detik saja, setelah itu dia tak merasakannya lagi.
“buka matamu…”, Jaera membuka matanya dan menatap Kyuhyun yang masih berada didekatnya.
“yang tadi adalah awal ketika sepasang kekasih berciuman, tetapi itu bukan ciuman. Itu hanya sekedar kecupan kecil. Biasanya juga, seorang ayah dan ibu juga melakukannya untuk sang anak, aku benar bukan?”, Jaera mengangguk membenarkan ucapan pria ini.
“yang selanjutnya… aku akan mengajarimu caranya berciuman yang sebenarnya. Aku tidak akan memberikanmu intruksi karena itu tergantung padamu. Kau bisa melakukannya dengan mengikuti caraku melakukannya, bagaimana? Kau mengerti?”, lagi-lagi gadis ini hanya mengangguk sehingga Kyuhyun tersenyum lalu kembali mendekatkan wajahnya kembali ke arah wajah Jaera dan sentak saja Jaera kembali menutup matanya.

Kedua daun bibir mereka kembali bersentuhan dan kali ini tidak hanya kecupan yang diberikan Kyuhyun, tetapi lumatan lembut pada bibir Jaera. Di sisi lain, Jaera berusaha untuk mengingat baik-baik apa yang tengah dilakukan Kyuhyun saat ini, walau terasa aneh ketika ada yang bergerak di atas bibirnya, tetapi dia tetap melakukannya. Bahkan dengan ragu, dia mulai mengikuti cara Kyuhyun memperlakukan bibirnya. Membalas lumatan Kyuhyun sehingga timbul senyum simpul disela ciuman itu di bibir Kyuhyun.

Tanpa sadar, Kyuhyun telah mendorong tubuh Jaera sehingga terbaring di lantai dan dirinya berada di atas tubuh gadis ini masih dengan mencium dalam Jaera. Kedua tangan Jaera reflek mendorong kecil tubuh Kyuhyun saat merasakan pasokan udaranya menipis. Kyuhyun menjauhkan wajahnya sedikit.

“tarik nafasmu, sayang…”, Jaera menarik nafasnya dalam dan detik berikutnya dia kembali diserang oleh ciuman Kyuhyun yang lebih dari sebelumnya. Kyuhyun kembali menjauhkan wajahnya lalu menatap Jaera yang terenggah. Gadis ini menatapnya.
“bisakah kau membuka sedikit mulutmu?”, pinta Kyuhyun.
“kenapa?”, tanya Jaera polos.
“aku akan mengajarimu cara berciuman yang lainnya…”, akhirnya dengan rasa ragu dan jantungnya yang sedari tadi tak hentinya berdetak begitu cepat. Dia membuka mulutnya dan seketika terkejut saat Kyuhyun langsung memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya sehingga dirinya mendorong bahu pria ini kuat.
“apakah benar ada cara berciuman seperti ini?”, tanya Jaera bingung.
“tentu saja ada…”,
“tapi, aku tidak menemukannya di dalam buku”,
“karena buku yang kau baca hanya memberitahu cara dasar berciuman”,
“benarkah…?”,
“kau tak percaya padaku?”,
“bukannya seperti itu… ak__emmppphhh…”, Jaera terbungkam seketika saat Kyuhyun langsung melesakkan lidahnya ke dalam rongga mulutnya ketika dirinya berbicara. Kedua tangan Jaera telah mencengkram kuat seragam sekolah yang digunakan Kyuhyun ketika merasakan pria ini beberapa kali menghisap lidahnya dengan cepat. Beberapa kali dirinya mencoba menarik nafas disela ciuman tersebut dan kali ini dia tak bisa mengimbangi ciuman yang diberikan Kyuhyun untuknya.
“eeeemmmpphh…”, Jaera mendorong pelan tubuh Kyuhyun, namun pria ini bergeming dan tetap menciumnya dengan cepat. Lidahnya menggeliari rongga mulutnya sehingga beberapa air liur mereka menetes disela panggutan bibir mereka.
“kyuhyeemmhhhssghh…”, Kyuhyun seperti kesetanan saat mencium Jaera, perasaan ingin memiliki gadis ini untuk menjadi kekasihnya begitu kuat, tetapi mengingat gadis ini telah memiliki pasangan itu membuat marah dan melampiaskannya dalam ciuman ini sehingga tak bisa dikontrolnya.

Kyuhyun menarik kedua tangan Jaera yang terus saja mendorongnya ke samping kepala gadis ini agar tak ada yang menganggu aktivitasnya saat ini.

“engh… Jaera-shi… hhh…”, Kyuhyun melepaskan panggutannya ketika dirinyapun mulai terenggah. Ditatap Jaera yang saat ini masih sibuk menarik nafasnya banyak-banyak. Perlahan, kedua mata itu menatapnya sendu sehingga Kyuhyun langsung menarik gadis ini ke dalam pelukannya dengan posisinya masih berada di atas tubuh Jaera. Sedangkan Jaera, gadis ini mengkerutkan keningnya bingung saat Kyuhyun masih memeluknya.
“hhhh… a-apakah… ini sudah selesai?”, Jaera merasakan kepala Kyuhyun yang berada di sampingnya mengangguk.

KRIIIIINGGGGGGG

Walaupun suara bel sekolah mereka telah berbunyi, Kyuhyun masih tetap berada di posisinya. Memeluk gadis ini yang juga tak bisa berbuat apa-apa dalam kuasa pria ini.

“Kyuhyun-shi… ini sudah saatnya pulang”,

**

Setelah kejadian saat Kyuhyun mengajari Jaera berciuman itu, Jaera bisa merasakan bahwa untuk beberapa hari ke depan Kyuhyun seperti menghindarinya. Bahkan saat mereka tak sengaja bertemu di depan pintu kelas mereka yang bersebelahan, pria itu hanya akan mendiaminya walau dirinya telah menyapanya. Apakah dia telah melakukan kesalahan saat pria itu mengajarinya berciuman waktu itu? Tetapi, dia menuruti semua perkataannya tanpa ada yang dilanggar sedikitpun, jadi dia tidak mungkin memiliki kesalahan.

Saat pulang sekolah, Jaera memutuskan untuk pergi ke tempat persembunyian Kyuhyun. Bukankah pria itu bilang, tempat itu sekarang juga sudah menjadi tempat persembunyiannya juga? Jadi, dia bisa datang ke sana. Jaera memandang rumah pohon dari bawah dengan kening berkerut.

“bagaimana caranya aku naik?”, gumam Jaera. Tangga gantungnya berada di atas, tidak mungkin Jaera memanjat pohon untuk meraihnya agar terjatuh.
“apakah… Kyuhyun ada di atas?”, gumamnya lagi. Jaera mengedarkan pandangannya mencari benda yang bagus untuk digunakannya.

Tok

Jaera melepar batu ke arah papan yang berfungsi menjadi lantai jika dirinya berada di dalam rumah pohon tersebut. “Kyuhyun-shi… apakah kau ada di dalam? Bisakah kau turunkan tangganya?”, pinta Jaera. Tak ada sahutan.
“mungkin aku yang salah karena tidak bertanya cara untuk bisa meraih tangga itu… hhhh… padahal aku merindukan tempat ini”,

Jaera mendesah pelan dan memutar tubuhnya. Detik itu juga teriakkannya terdengar saat melihat pria yang dipanggilnya itu ada di belakang tubuhnya. Menatapnya dengan innocent. Jaera bernafas lega karena dia kira ada hantu yang berdiri di belakangnya, ternyata hanya Kyuhyun.

“kau membuatku terkejut…”, Kyuhyun hanya memandangnya lekat. Jaera menundukkan kepalanya lalu menunjuk rumah pohon milik pria ini.
“bisakah aku naik? Tapi, aku tidak tahu cara menarik tangganya”, lanjut Jaera. Kyuhyun melirik rumah pohonnya lalu kembali menatap gadis ini.
“kau bisa gunakan tongkat yang simpan di dekat pohon…”, Kyuhyun meninggalkannya dan memutari pohon. Pria ini kembali dengan sebuah tongkat panjang di tangannya dan dengan mudah membuat tangga gantungnya terjatuh.
“naiklah…”, Jaera mengangguk, baru saja dia ingin memegangi tangga untuk naik, pandangannya teralih ke arah Kyuhyun yang akan pergi.
“kau tidak naik?”, Kyuhyun berhenti melangkah lalu memutar tubuhnya menatap Jaera.
“kau saja, aku harus pulang”, Kyuhyun kembali berjalan menjauhi Jaera, tetapi harus berhenti lagi ketika Jaera membuka suaranya.
“apa kau sedang marah padaku? Jika kau marah padaku… tolong bicaralah, agar aku bisa mengetahui dimana letak kesalahanku”, butuh waktu lama Kyuhyun tak menjawab sama sekali ucapan Jaera, sampai detik berikutnya pria itu dengan santainya melanjutkan langkahnya yang terhenti. Jaera memandang punggung pria itu lirih. Perasaan apa ini? Mengapa dirinya sedih melihat pria itu menjauhinya? Dihembuskan nafasnya lelah dan naik ke rumah pohon.

@At Kyuhyun’s Apartemen.

Kyuhyun menjatuhkan tubuhnya di sofa apartemennya. Dirinya memang terkadang memilih pulang ke apartemennya yang letaknya tak jauh dari sekolahannya, tetapi terkadang dia akan pulang ke rumah keluarganya jika dirinya rindu masakan Soohe, pelayan yang telah merawatnya selama setengah hidupnya.

Desahan berat keluar dari mulutnya ketika mengingat bagaimana dia meninggalkan Jaera tadi. Apakah tindakannya benar dengan menjauhi gadis itu? Sepertinya ini semua sia-sia karena perasaannya semakin tumbuh, yang awal dia hanya menyukai Jaera… sekarang dia justru mencintainya. Apa yang harus dilakukannya? Dia sudah berusaha menghindari Jaera sebaik mungkin, tetapi perasaan ini tidak pernah hilang sedikitpun. Bagaimanapun dia tak ingin egois, gadis itu telah memiliki kekasih yang pertanda jika dirinya tidak boleh merusak hubungan orang lain.

Ting tong~

“aish, siapa yang datang di saat seperti ini?”, keluh Kyuhyun kesal. Dipaksakan tubuhnya untuk bangkit dari duduknya untuk melihat siapa yang datang.
“siapa…?”, Kyuhyun bersandar pada dinding seraya memencet intercomnya.
“ini aku… hyungmu, Hyuk Jae!”,
“sebentar, hyung”, Kyuhyun dengan malas-malasan melangkah menuju pintu utama apartemennya dan membuka pintu untuk membiarkan hyungnya itu masuk. Namun, tubuhnya membeku ketika menemukan seorang gadis berseragam sekolah sama sepertinya berdiri di samping hyungnya ini. Terlihat gadis ini pun terkejut melihatnya.
“Kyuhyun-ah, apakah aku mengganggumu? Aku hanya ingin menjengukmu sekalian mengenalkanmu pada kekasihku karena waktu itu kau tidak jadi bertemu dengannya”,

.

.

.

.

Hyuk Jae dan Kyuhyun duduk di sofa dengan santai sedangkan kekasih Hyuk Jae, Shin Jaera… dengan senang hati mau membuatkan minuman untuk kedua pria itu karena gadis itu juga yang memaksa.

“kurasa kalian satu sekolah, benar bukan? Oh ya, aku baru ingat kau yang waktu itu saat pentas menjadi pemeran utama laki-lakinya… benar, aku lupa…”, Hyuk Jae menatap sang kekasih dan temannya yang sudah dianggap adiknya ini dengan senyum.
“ya, apakah hyung tidak lihat saat wajahku terkejut melihat hyung datang bersamanya? Dia adalah… temanku, walau kami berbeda kelas”, jelas Kyuhyun sedangkan Jaera hanya mengangguk kecil.
“baguslah… dengan begitu aku lega karena kau bisa menjaga kekasihku dari gangguan orang lain di sekolah”,
“aku? Menjaganya?”, Kyuhyun menunjuk dirinya sendiri dan pertanyaannya dijawab anggukan dari kepala Hyuk Jae.
“tentu saja. Hanya kau yang kupercayai”, Kyuhyun mendengus kecil lalu menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.
“apa hyung tidak takut kekasihmu jatuh hati padaku?”,

Jaera bisa merasakan jantungnya berhenti berdetak saat pria itu mengucapkan kalimat tersebut. Tetapi, tiba-tiba Hyuk Jae tertawa keras sehingga Jaera terkejut sendiri. Ditatap kekasihnya ini yang masih sibuk dengan tawanya lalu menatap Kyuhyun yang masih dalam posisinya, bahkan dengan santai pria ini menyeruput minumannya.

“haha… Cho Kyuhyun, dia sangat mencintaiku. Dan apakah kau masih belum puas merebut semua perhatian wanita yang kusukai dulu?”, sindir Hyuk Jae.
“aku tidak merebut mereka. Mereka saja yang tak bisa menahan mata dan hati mereka sehingga begitu cepat berpindah. Jangan salahkan diriku”, balas Kyuhyun santai.
“baiklah… tapi, kali ini aku yakin kekasihku tidak akan tertarik padamu karena dia hanya mencintaiku”, Kyuhyun meletakkan gelasnya di atas meja lalu memandang Hyuk Jae lekat.
“oh ya, bagaimana jika semua kembali berubah? Aku akan membuat kekasihmu jatuh cinta padaku”,

DEG

Lagi-lagi Jaera merasakan jantungnya berhenti. Ya tuhan, mengapa…? Apakah dirinya memiliki penyakit jantung sehingga selalu merasakan ini? Hyuk Jae membalas tatapan Kyuhyun dengan pandangan remeh.

“jangan jadi seseorang yang licik, tuan Cho. Aku tidak ingin dianggap oleh kekasihku jika aku menjadikannya taruhan antara kau dan aku. Jadi, maaf saja aku menolaknya dan jangan dekati kekasihku! Aku hanya memintamu untuk menjaganya, bukan untuk membuatnya jatuh cinta padamu. Hanya kau yang kubisa andalkan di sini untuk bisa menjaga Jaera di sekolah”, Kyuhyun dan Hyuk Jae masih memandang dengan tajam. Tak ada yang mau mengalah sehingga Jaera yang memang berada di tengah-tengah antara kedua pria ini menjadi risih.
“oppa, hentikan. Aku bisa menjaga diriku sendiri”, ucap Jaera untuk pertama kalinya sehingga membuat kedua pria itu berhenti bertatapan. Kyuhyun kembali pada posisi bersandarnya dengan kedua mata yang telah terpejam erat. Tak lama, tawa kecil keluar dari mulut Kyuhyun sehingga sepasang kekasih yang ada di sampingnya ini menatapnya aneh.
“maaf, hyung. Aku hanya bercanda”, perlahan Hyuk Jae pun ikut tertawa kecil.
“maafkan hyung juga karena terbawa leluconmu…”,
“tak masalah. Dan… aku akan melakukan tugasku dengan senang hati karena aku melakukannya untuk hyung kesayanganku”,

**

Jaera mendekati meja guru dan mulai menyusun seluruh buku tugas milik teman-temannya untuk dibawa ke ruang guru. Setelah menyelesaikan tugas pertama, dia harus kembali lagi ke kelas karena dia juga harus mengantar buku pelajaran yang gunakan kelasnya untuk belajar tadi. Tak pernah ada yang mau melakukannya selain dirinya terlebih jika bertepatan dengan waktu istirahat seperti saat ini dan Jaera melakukannya saja, toh dia jadi sekalian bertanya apakah ada buku baru di perpustakaan.

Jaera melangkah pelan di tengah-tengah siswa dan siswi berkeliaran, tetapi langkahnya terhenti saat sudut matanya menangkap sosok Kyuhyun di dalam kelas pria itu. Dari tempat Jaera berdiri ini, dia bisa melihat Kyuhyun yang sibuk membaca sebuah buku dan tak memperdulikan siswi-siswi yang mengelilinginya. Pria itu sangat dingin, pikir Jaera. Karena Jaera berdiri di tengah jalan, tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya sehingga buku-buku yang dibawanya terjatuh yang sontak membuat semua orang berteriak karena ada juga yang menertawakan Jaera yang hanya bisa membulatkan matanya.

“huh, makanya kalau berdiri jangan di tengah jalan…!”, omel seorang siswa itu kemudian pergi meninggalkan Jaera yang sudah berjongkok untuk mengumpulkan bukunya kembali. Keributan yang terjadi di depan kelasnya, membuat Kyuhyun mengalihkan pandangannya dan menangkap seorang gadis berkacamata tengah mengumpulkan buku pelajaran yang berserakan di lantai, sekelilingnya menyorakinya bahkan menertawakan gadis itu. Kyuhyun berdiri dengan cepat, kemudian melangkah keluar kelasnya. Saat dirinya berada di ambang pintu kelasnya, suara berisik yang timbul dari siswa-siswa berhenti. Kyuhyun melirik semua orang dengan tatapan tajam. Tanpa berkata apapun, dirinya ikut berjongkok di samping Jaera sehingga gadis ini mendongak.
“Kyuhyun-shi…”, pria ini tak meresponnya, justru dia ikut membantu Jaera mengupulkan buku-buku tersebut. Jaera berdiri ketika sebagian buku berada di tangannya dan sisanya berada di tangan Kyuhyun. Saat dirinya ingin mengambil buku-buku yang ada di Kyuhyun, pria itu justru berjalan menjauhinya.
“Kyuhyun-shi, berikan saja padaku… kau tak perlu membantuku untuk membawanya”, Kyuhyun berhenti tiba-tiba sehingga Jaera menabrak punggung pria ini. Masih belum mengeluarkan suaranya, Kyuhyun memutar tubuhnya kemudian memberikan buku yang ada di tangannya kepada Jaera.
“terima kasih karena telah membantuku…”, ujar Jaera kemudian berlalu pergi meninggalkan Kyuhyun yang masih terpaku di tempatnya.

Di perpustakaan, Jaera menyusun setiap buku pada raknya dengan hati-hati. Setelah semua tersusun rapi, dia tersenyum dan beranjak pergi, namun langkahnya terhenti saat melihat Kyuhyun berada di ujung lorong rak buku yang di tempati Jaera saat ini. Senyum cerah tergambar di wajah Jaera seiring tangannya terangkat untuk melambai ke arah pria itu, tetapi Kyuhyun justru melangkah pergi.

“apakah… dia masih marah padaku?”, gumam Jaera.
“tapi, tadi dia membantuku…”, sambungnya dengan tanda tanya memenuhi kepalanya.

Akhirnya Jaera berusaha untuk menanggapinya biasa saja. Saat waktunya pulang, Jaera harus mengerjakan tugas membersihkan kelasnya sendirian. Jaera merasa, hari ini benar-benar melelahkan karena dia sangat banyak tugas tanpa dibantu teman-temannya. 20 menit Jaera gunakan untuk membersihkan kelasnya, setelah itu dia mengambil tasnya untuk pulang ke rumah. Berjalan pelan namun pasti menuju gerbang sekolahnya yang masih terbuka lebar, sesekali desahan halus keluar dari mulutnya seraya tangannya memukul-mukul kecil pundaknya yang terasa pegal. Dia selalu berharap, hari esok bisa lebih baik dari ini dan semoga dia tidak begitu kelelahan seperti hari ini.

#esok hari.

Di saat Jaera tengah sibuk merangkum pelajaran Sejarah di waktu istirahat, tiba-tiba saja segerombolan siswi mengerubuninya dengan tatapan sinis. Jaera menatap satu per satu para siswi ini dengan datar sampai salah satu dari mereka mulai berbicara.

“hei kau culun! Jangan pernah mendekati Kyuhyun oppa lagi, kau itu sama sekali tidak ada kata menariknya. Jadi jangan kecentilan…”, Jaera justru mengkerutkan keningnya kebingungan karena ucapan gadis di depannya ini.
“apa maksudmu? Aku tidak mengerti…”,
“sudahlah, culun. Tak perlu bersikap sok polos lagi. Kami sudah tahu semua rencana busukmu itu”,
“rencana busuk apa?”,
“kemarin Kyuhyun oppa mau membantumu begitu saja sedangkan kami harus memohon-mohon kepadanya terlebih dahulu untuk bisa membuatnya melakukan itu. Dan kau, dengan wajah dan sikap polosmu itu berusaha untuk mendekati Kyuhyun oppa, benar-benar membuat kami ingin muntah… jadi, sebelum kami bertindak kasar… sebaiknya kau menjauhi oppa kami!”, setelah mengucapkannya, mereka meninggalkan Jaera yang masih dilanda kebingungannya.
“mereka benar-benar memusingkan”, gumam Jaera.

Jaera kembali melanjutkan menulis rangkumannya dengan tenang, kelasnya kosong karena teman sekelasnya semua berada di luar. Jika seperti ini Jaera akan memilih di kelas, namun jika teman-temannya berada di kelas, maka pilihannya akan keluar, lebih tepatnya taman. Tetapi, pikirannya tidak fokus saat ini karena ucapan gadis yang tadi melabraknya.

Dirinya… menarik perhatian Kyuhyun? Yang benar saja, untuk apa dia melakukan itu semua. Dia sudah memiliki kekasih yang sangat dicintainya, menarik perhatian Kyuhyun sama sekali bukan niatannya. Mungkin berteman dengan pria itu baru benar. Karena Jaera sekarang sudah menganggap Kyuhyun teman pertamanya, pria itu sangat baik padanya berbeda dengan teman-temannya.

Hari ini berjalan baik walau masih melelahkan, tetapi setidaknya Jaera tidak begitu lelah seperti hari sebelumnya. Tetapi, tetap saja Jaera pasti akan pulang yang paling akhir daripada teman-temannya karena dia akan menyempatkan diri pergi ke perpustakaan untuk membantu Heewa membereskan perpustakaan. Seperti saat ini, Jaera berjalan sendiri menuju gerbang sekolahnya dengan pandangan lurus ke depan. Tanpa diketahuinya, ada sebuah tali yang terpasang sebatas mata kaki manusia sehingga terjadilah kecelakaan itu.

BRUK

Jaera tersungkur di tanah diiringi suara tawa dari balik semak di sekolahnya. Itu gadis-gadis yang tadi melabraknya. “rasakan, ini baru permulaan. Ayo teman-teman, kita pergi”,

Jaera meringis kesakitan saat melihat luka di lututnya. Ternyata hari ini tidak berjalan baik juga, ini lebih parah dari hari sebelumnya. Matanya menatap luka di lututnya dengan nanar, luka itu sangat besar sehingga darah keluar begitu banyak. Tanpa bisa ditahan Jaera menangis karena lututnya terasa begitu perih.

“berhenti menangis…”, kepalanya sontak mendongak ketika suara bass yang sangat dikenalnya itu terdengar. Cho Kyuhyun, pria ini telah berlutut dihadapannya dengan pandangan mata tertuju pada lututnya. Sejenak Kyuhyun memperhatikan sekitar kemudian mengambil sebuah sapu tangan dari kantung celananya yang dilapiskan pada permukaan lutut Jaera yang berdarah. Jaera terus mengikuti Kyuhyun menggunakan matanya ketika pria itu meninggalkannya begitu saja menuju motornya. Apakah pria itu tidak akan menolongnya? Menyedihkan. Akhirnya dengan kekuatannya yang masih ada, Jaera mencoba berdiri walau lukanya mungkin akan semakin parah dan terasa lebih sakit. Tapi, dia harus cepat-cepat pulang untuk mengobatinya.
“ssshhh… sakit…”, ringis Jaera spontan ketika baru saja melangkah. Jika begini, berapa lama dia akan sampai di rumahnya.

Grep

Teriakkan itu keluar begitu saja ketika sepasang tangan mengangkat tubuhnya begitu saja, Jaera terpana ketika melihat Kyuhyun yang saat ini menggendongnya. “mau pergi kemana? Aku belum mengobati lukamu”, ujar pria ini dingin.
“a-aku kira, kau sudah pulang…”, balas Jaera gugup ketika pria ini membawanya ke sebuah kursi yang tak jauh dari tempat mereka tadi. Tanpa Jaera ketakui, wajahnya telah merah padam karena perlakuan Kyuhyun tak pernah didapatkannya seumur hidup, bahkan Hyuk Jae sekalipun karena memang ini juga pertama kalinya Jaera terluka seperti ini.

Jaera terus memandang Kyuhyun yang tengah berlutut di depannya sedangkan dirinya duduk di kursi. Dengan telaten, pria ini mengobati lukanya dengan hati-hati. Ternyata tadi, Kyuhyun pergi ke motornya karena pria ini memiliki kotak obat K3 yang selalu dibawanya kemanapun. Kyuhyun bernafas lega saat luka Jaera telah tertutup oleh kapas, setidaknya darahnya sudah tidak akan keluar lagi setelah dia memberikannya obat anti infeksi.

“apa kau bisa pulang? Jika kakimu terlalu sakit, aku akan mengantarmu”, ujar Kyuhyun dengan posisi awal belum berubah. Jaera menatap mata elang itu dalam.
“ah, tidak perlu… aku masih bisa berjalan”, Kyuhyun berdiri kemudian memundurkan kakinya selangkah.
“coba saja jika kau tidak berteriak kesakitan. Berdiri!”, Jaera menatap pria ini yakin kemudian berdiri, namun rasa sakitnya ternyata masih ada sehingga ringisan kecil keluar dari mulutnya begitu saja.
“dasar keras kepala!”, tanpa menunggu lama, Kyuhyun menggendong Jaera dengan kedua tangannya menuju motornya sedangkan Jaera, gadis ini hanya terpaku dengan wajah yang memerah karena perlakuan Kyuhyun ini.
“terima kasih…”, Kyuhyun mendudukkan Jaera di atas motornya yang masih terparkir tanpa membalas ucapan gadis ini. Jaera menghembuskan nafasnya dan akhirnya menutup mulutnya. Pria ini naik ke motornya kemudian mulai menyalakannya dan melajukan motornya meninggalkan perkarangan sekolah mereka. Tetapi, baru setengah jalan Jaera sudah berteriak-teriak seraya memukul kecil punggungnya.
“ada apa?”, tanya Kyuhyun dengan suara keras.
“rokku!”, balas Jaera tak kalah keras. Perlahan Kyuhyun berhenti sejenak di pinggir jalan kemudian melirik Jaera yang tengah menahan roknya. Benar juga, roknya pasti terbang karena mereka saat ini naik motor.
“tak masalah jika kau memakai jaketku?”, tawar Kyuhyun seraya membuka jaket biru yang dikenakannya kemudian memberikannya pada Jaera. Gadis ini menurut lalu melilitkan pada pinggang sehingga roknya tertutup oleh jaket milik Kyuhyun.
“kau juga seharusnya berpegangan padaku, bagaimana jika kau jatuh?”, Kyuhyun dengan paksa menarik kedua tangan Jaera melingkari pinggangnya dan gadis ini sontak memerah.
“tetap seperti ini jika kau tak ingin jatuh, mengerti?”,

**

Setelah kejadian kemarin, Jaera izin sehingga kesempatan ini digunakan oleh Kyuhyun untuk membalas semua perbuatan para gadis yang telah mencelakai Jaera kemarin. Berani sekali mereka mencelakai gadis yang dicintainya, mereka tidak tahu akan berhadapan dengan siapa karena telah mencelakai Jaera. Kyuhyun sangat tahu siapa yang terlibat karena para gadis itu sering mendatanginya di kelas. Jadi, tanpa berkeliling sekolah dan memasuki setiap kelas untuk mencari mereka, pada akhirnya para gadis itu akan selalu datang di kelasnya saat istirahat.

Dan tebakannya benar terjadi 100%. Mereka datang seraya tebar pesona kepada teman-teman pria sekelasnya, mereka mendekati Kyuhyun yang sibuk dengan komiknya seperti biasa dan mulai mencari perhatian padanya.

“Kyuhyun oppa, ayo kita makan siang…”, ajak salah satu dari mereka. Biasanya Kyuhyun hanya akan mendiami mereka, tetapi mengingat Jaera telah dikerjai oleh mereka semua membuatnya tak bisa tinggal diam. Kyuhyun menutup komiknya kemudian berdiri menghadap para gadis ini yang sudah tersenyum lebar.

BRAK

“KALIAN!!!”, bentak Kyuhyun kuat sehingga kelasnya yang awal ricuh menjadi senyap, bahkan kelas sebeleh sampai melihat ke dalam kelasnya. Tangan Kyuhyun terangkat seiringnya dia menunjing satu per satu gadis di depannya ini.
“berhenti mengganggu Shin Jaera! Memang kalian siapa sehingga melakukan itu padanya?! Kalian merasa lebih hebat darinya? Iya?!”, para gadis ini membulatkan matanya ketika mendengar nama Jaera tersebut dari mulut Kyuhyun. Teman-teman pria ini juga sedikit terkejut karena ini pertama kalinya Kyuhyun membela seseorang, terlebih seorang perempuan.
“t-tapi, dia mencoba menggodamu… k-kami hanya__”,
“jika kalian selalu membawa kaca, lebih baik berkacalah lebih dulu sebelum menilai seseorang seperti itu. Bahkan kalian lah yang mencoba menggodaku… apakah kalian pernah melihat Shin Jaera berteriak-teriak memanggilku seperti kalian?”, mereka terdiam. Kyuhyun masih menatap mereka dengan pandangan marah.
“intinya, aku ingin kalian jangan pernah berani untuk mengganggu Jaera lagi. Jika sampai kalian tetap mengganggunya… kalian berhadapan denganku! Camkan!”, Kyuhyun langsung melewati para gadis ini yang masih terdiam begitu saja, melewati semua orang yang menatapnya masih juga dengan tatapan terkejut. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di otak mereka tentang hubungan Jaera dan Kyuhyun saat ini. Karena melihat Kyuhyun begitu membela Jaera, itu bisa mereka tangkap dengan baik bahwa Kyuhyun sedikit menaruh perasaan pada gadis bernama Shin Jaera, gadis culun itu. Padahal perasaan yang dimiliki Kyuhyun tidak hanya sedikit, tetapi sangat banyak sampai dia tak tahu harus meletakkannya dimana lagi karena perasaannya sampai memenuhi hatinya.

Selama 3 hari Jaera tidak sekolah karena masa penyembuhan lututnya, sebenarnya dia ingin sekolah, tetapi karena pelayannya menolaknya karena menurut mereka itu masih sangat rentan darahnya akan keluar. Jadi Jaera menurut saja. Dan akhirnya dia sudah boleh sekolah karena lukanya sudah tidak sakit lagi dan juga tak mengeluarkan darah lagi, walau masih ada kapas yang menutupinya.

Sopirnya membuka pintu untuknya ketika nonanya ini ingin keluar, sudah banyak siswa yang datang saat mobilnya sampai di depan gerbang. Jaera menutupi wajahnya, ini semua karena orang tuanya pulang semalam dan melihat keadaannya, jadi dia harus diantarjemput mulai saat ini. Itu pertanda identitasnya akan diketahui jika seperti ini. Banyak yang melihat kearahnya ketika baru saja turun dari mobil dan tengah dipasangkan tas punggungnya oleh sopirnya walau dirinya sudah menolak.

“paman, aku sendiri saja…”, ujar Jaera pelan seraya menghindari tatapan orang yang mengarah padanya.
“apakah saya perlu mengantar nona sampai kelas?”, Jaera menggeleng kuat.
“aku sudah sehat, paman. Jadi sekarang paman pulang saja, aku masuk dulu…”,
“nona hati-hati, saya akan menjemput anda nanti”,

Jaera tak menoleh sedikitpun dan terus melangkah cepat menghindari semua orang yang ada di gerbang sekolah. Namun, mengapa semua orang tetap menatap ke arahnya walau dirinya sudah berada di kelas? Jaera baru saja duduk ketika Jiwoo mendekatinya dengan gaya angkuhnya.

“Jaera…”, kepalanya mendongak cepat karena gadis di depannya ini, untuk pertama kalinya memanggil namanya dengan benar.
“maafkan aku jika kelakuanku yang dulu sangat buruk denganmu…”, dahi Jaera berkerut mendengar ucapan Jiwoo yang misterius. Mengapa misterius? Karena untuk apa dia meminta maaf dengan masalah yang sudah lewat, seperti ingin pergi jauh saja.
“apa yang kau bicarakan?”,
“pokoknya aku sudah meminta maaf padamu!”, Jaera menatap punggung Jiwoo masih dengan tanda tanya memenuhi kepalanya. Ada apa dengan gadis itu selama dirinya tak sekolah? Teman-temannya juga sama… sebenarnya apa yang telah dilewatinya selama 3 hari ini, benar-benar membuatnya penasaran.

Hari ini benar-benar aneh, bahkan tidak ada satupun temannya yang menyuruhnya mengantar buku atau meminjamnya. Ada apa dengan orang-orang? Ini menakutkannya. Setelah melewati hari-hari yang mencemaskan dan sedikit menyeramkan, waktu pulang telah tiba. Bukannya langsung pergi ke gerbang sekolahnya untuk pergi, Jaera justru melangkah menuju perpustakaan karena hari ini adalah bagian dirinya membersihkan perpustakaan. Heewa harus langsung pergi karena ada urusan di rumah, anaknya sakit.

Dengan senang hati, Jaera mulai dengan menyapu kemudian membersihkan debu-debu sebelum akhirnya mulai merapikan letak buku-buku yang diletakkan asal-asalan oleh para siswa. Keadaan sunyi karena hari sudah semakin sore, namun Jaera tak peduli sekitarnya sama sekali, dia terlalu fokus pada pekerjaannya sehingga dia juga tak sadar jika ada seseorang selain dirinya di sana, bersamanya.

Seorang pria melangkah mendekati Jaera yang masih sibuk menyusun buku-buku dalam raknya dengan telaten sampai ketika… BRUBRUK! Buku-buku yang dipegangnya terjatuh begitu saja ketika ada seseorang yang memeluk pinggangnya begitu saja. Nafas Jaera tertahan karena saking terkejutnya diiringi kepalanya memutar pelan untuk melihat siapa yang telah memeluknya sembrangan ini.

“k-Kyuhyun-shi…”, desah Jaera saat menemukan wajah yang dikenalnya ini. Sedikit lega juga karena ternyata bukan seseorang jahat. Jaera mencoba melepaskan kedua tangan Kyuhyun yang melingkari pinggangnya, namun justru pria ini mengeratkan pelukannya.
“Kyuhyun-shi… le-lepaskan…”, bukannya terlepas, Kyuhyun langsung menyurukkan wajahnya pada lekukan leher Jaera sehingga membuat gadis ini merasakan perasaan aneh yang tengah menyelubungi Kyuhyun saat ini.
“aku merindukanmu…”,
“eh?”,

TBC

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang