04 - Trouble

2.4K 315 23
                                    

Gue tersentak begitu mendengar keributan yang memang berasal dari kakak-kakak gue dan teriakan mama.

Nafas gue memburu, dada gue mendadak sesak, dan badan gue mendadak gemetar. Gue udah terbiasa dengan pertengkaran sejak gue kecil, tapi gue masih tetap takut kalo mendengar teriakan.

Gue melirik ponsel gue yang terletak diatas nakas sebelum meraihnya dan menekan tombol lock guna sekedar mengecek pukul berapa sekarang.

01.00am

Gue menghela nafas sembari bangkit dan melangkah pelan menuju pintu kamar.

"KENAPA MASIH PULANG? KENAPA LO NGGA ANGKAT KAKI AJA DARI RUMAH INI!" Pekik Algi murka, dengan begitupun gue tau siapa yang udah ngebuat Algi sebegitu marahnya.

Tentu aja, Cheryl.

Gue berdiri mematung dibibir pintu, menghadap langsung kearah Algi yang bersiap untuk menampar Cheryl yang terduduk dilantai dengan mama yang memeluk Algi guna mencegah tindakan kasar Algi.

Lagi, gue merasa benci punya keluarga kaya mereka

"LO NGGA BERHAK NGUSIR GUE, INI RUMAH NYOKAP GUE!" Balas Cheryl dengan teriakan dan isakan yang membuat gue seketika meringis.

"MASIH BERANI YA LO!" Pekik Algi lagi dengan tangan yang berayun bersiap buat menampar Cheryl.

"JANGAN MAIN TANGAN, NJING!"

Gue menggigil sembari menggigiti kuku-kuku tangan gue dan menahan tangis, ini ngga baik.

"JANGAN IKUT CAMPUR, URUSIN AJA BISNIS HARAM LO!" Gertak Algi ke kakak keempat gue, Billy.

"GUE JUGA NGGA BAKAL IKUT CAMPUR KALO LO NGGA MAIN TANGAN, SETAN!"

"ALGI! BILLY! UDAH!" Mama terpekik dan berdiri menengahi Algi dan Billy tapi mereka keliatan ngga memperdulikan kehadiran mama, melainkan sibuk untuk saling melayangkan bangku hantam satu sama lain.

"BISA NGGA SIH NGGA USAH RIBUT DIDEPAN MAMA!" Gue terpekik, merasa muak karena mereka yang ngga kunjung berhenti saling melayangkan tinju satu sama lain.

Mereka ngga bergeming, ngga menggubris teriakan gue barusan.

"ALGI! BILLY! STOP!" Gue berlari kearah mama yang sedang menangis sembari masih setia menengahi perkelahian Algi dan Billy.

"Oke kalo kalian ngga mau berhenti, toh gue ngga berguna kan? Oke gue yang bakal pergi dari sini, jadi gue ngga perlu ngeliat pertengkaran kalian lagi." Tanpa sadar gue menangis, melirik sekilas kearah Cheryl yang masih terduduk dengan terisak.

Isakan mama makin mengeras, namun pertengkaran Algi dan Billy ngga kunjung mereda.

Gue berlari kearah kamar, meraih ponsel yang tergeletak diatas nakas dan mendial nomor seseorang yang menurut gue bakalan ada buat gue saat ini.

Begitu panggilan tersambung, gue dengan susah payah meredam tangisan gue.

"Halo, Cal?"

"Lo gila ya? Ngga tau ini udah tengah malem?"

"Gue tau Cal, tapi gue butuh elo."

"Pulang Celine, you're drunk."

"Gue minggat dari rumah Cal, gue harap gue bisa minta bantuan lo untuk nemanin gue."

"What the fuc-- oke tunggu disana, jangan kemana-mana."

Panggil terputus secara sepihak, gue dengan tergesa menukar baju tidur gue dengan jeans hitam dipadukan kaos merah muda gue. Begitu selesai, gue meraih bomber jacket gue serta ransel gue yang udah diisi dengan beberapa baju yang mungkin bakalan gue butuhin.

Anak Band ⚡️ cthood✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang