Fo ur

1K 172 4
                                    

"Hye, kalo aku minta kita udahan sampe disini aja gimana?"

"Aku gaakan percaya"

"Kalo ini serius?"

Terbayang ekspresi kaget dari wajah mungil gadis itu dibenak wonwoo. Terbayang air mata yang sudah mendesak keluar di bola mata indah itu. Betapa menyesalnya Wonwoo ketika mengingat hal itu,karena untuk pertama kalinya, ialah penyebab air mata menyelubungi matanya. Gadis itu tidak menangis. Gadis itu tersenyum dan hanya bisa mengangguk. Gadis itu tipikal orang yang menuruti apa yang orang lain inginkan. Sepersekian detik setelah menatap lurus ke arah mata Wonwoo, gadis itu mulai beranjak dan menghilang dibalik kerumunan orang.

Tatapan yang singkat itu membuktikan bahwa ada hati yang sangat terluka atas keputusan egoisnya.

*

"Kamu gaakan pernah ninggalin aku Wonwoo"

"Aku serius. Sohye"

Bayang-bayang hari paling menyedihkan terlukis di benak Sohye. Hari itu bagaikan ada petir di siang bolong, keputusan sepihak ini menghancurkan hari cerah Sohye. Orang yang mengisi hatinya pergi tanpa Sohye pernah tau alasannya. Ia terlalu takut untuk bertanya. Ia takut alasan dari laki-laki itu akan menyakitinya lebih dalam. Sohye hanya menatap mata laki-laki itu, mencari kebohongan dakan mata itu. Sohye ingin hal ini bohong. Bahwa laki-laki itu ingin berpisah darinya adalah kebohongan. Tapi ia tidak menemukan kebohongan setitik pun dimata hitam itu. Dengan memaksakan sebuah senyuman terakhir, Sohye melangkah pergi menjauh. Tanpa melihat kebelakang lagi.

Tapi, Sohye menyadari, bahwa walau tersakiti sebagaimanapun, rumah akan tetap menjadi rumah, tempat yang akan selalu dirindukan.

petrichor ; Jeon Wonwoo & Kim SohyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang