1. Ada Ikan di Perut Loi

27K 2.4K 221
                                    

Hai semua. 45 Months versi draft (sama seperti yang kupublish dulu) akan ku re-publish ulang setiap tanggal kelipatan 11 (11 Januari, 22 Januari, 11 Februari, dst 😄😄)

Selamat membaca semuanya.

***

Pandangan mata Deas mendadak tertuju pada dua buah benda yang terletak di samping wastafel. Niat awal mengambil sikat gigi berikut pasta gigi tertunda, berganti meraih dua benda berbentuk tak serupa tetapi memiliki fungsi sama. Benda yang paling tidak sebulan sekali membuat Celoisa, istrinya, berubah menjadi agak berbeda dan menakutkan di mata Deas. Celoisa akan menutup mulut rapat-rapat seperti pejabat korup yang diwawancarai media, menggoreng telur sambil menangis padahal telurnya hanya dibumbui merica. Semua hal-hal aneh itu akan terjadi kalau pagi harinya, Celoisa iseng menampung air urin dan melakukan eksperimen penuh ekspektasi tinggi. Kalau begini Deas paling-paling akan bilang, "Udah enggak apa-apa Celoisa, kita sudah berusaha."

Deas enggak tahu, apakah Celoisa bosan dengan kalimat hiburan darinya itu. Selama ini Deas sudah mengatakan dengan berbagai versi. Ada untungnya Deas suka baca banyak buku sehingga dia bisa memutar-mutar kata seperti Celoisa memutar-mutar menu masakan mereka yang sebenarnya itu-itu saja. Tetapi benar, mereka sudah berusaha. Deas sudah mengutus 'ikan-ikan' itu untuk bertemu telurnya dan bersama-sama membentuk zigot. Tetapi Deas tentu enggak bisa memantau apakah ikan-ikan itu bertemu telur atau tidak, apakah telurnya sok jual mahal, atau bagaimana sampai zigot tidak terbentuk.

Jemari Deas mengambil dua benda berwarna putih itu. Ada yang berbeda dari biasanya. Garis di benda seukuran sikat gigi bayi itu ada dua. Deas enggak perlu jadi dokter untuk tahu arti dibalik dua garis itu.

Ada perasaan yang membuncah, jumpalitan, dan puluhan kembang api meletus di dada Deas sekarang. Rasanya dia mau teriak karena 'ikan' yang diutusnya sudah menemukan telurnya! Astaga, Deas benar-benar ingin jejingkrakan sekarang. Deas sudah bisa membantu perempuan membuat manusia, Mama!

Deas meletakkan kembali kedua benda itu, lalu memulai aksi menggosok gigi. Imajinasinya sudah sampai pada seorang anak laki-laki yang terjatuh dari sepeda. Deas tahu, di usianya yang sudah 31 tahun, beberapa teman-temannya sudah banyak yang menggendong bayi, bahkan teman perempuannya ada yang sudah membawa anak mereka ke TK. Tetapi Deas sadar, hidup bukan lomba lari. Dan kalau Tuhan maunya Deas nunggu 3 tahun 9 bulan entah berapa hari, mau apa?

Lelaki jangkung itu keluar kamar mandi dengan wajah berseri-seri. Bibirnya menyiulkan Wind Of Change. Oh tidak, Deas harus menghentikan bersiul-siul sebelum Celoisa curiga. Deas berpikir dia enggak boleh terlihat sumringah atau terlalu bahagia. Dia harus terlihat biasa-biasa aja. Perempuan-perempuan itu kadang suka memberi kejutan dan suka membuat lelaki terkejut. Setidaknya itu yang Deas lihat di film-film komedi romantis yang terpaksa dia tonton bersama Celoisa. Film-film yang akan membuatnya jatuh tertidur di menit ke-27 berdasarkan data observasi kecil-kecilan yang dilakukan istrinya.

Jadi, dengan cara apa Celoisa mengejutkan dirinya?

***

Celoisa suka tidak mengerti, kenapa ada korban pemerkosaan yang sekali diperkosa, pembuahan langsung terjadi hingga terbentuk zigot dan lahirlah manusia baru. Sama halnya dengan Celoisa yang tidak mengerti kenapa ia harus menunggu 3 tahun 9 bulan untuk menghasilkan garis dua di benda yang sering membuat mood-nya berantakan. Awalnya, Celoisa biasa saja. Cuma, lama-lama gemas juga. Apalagi kalau sudah dengan terpaksa ikut acara keluarga. Celoisa benci sekali dengan Bude Hanum, kakak ayahnya. Ia teringat percakapan terakhir mereka dua bulan yang lalu.

"Celo, kamu kok masih kurus aja sih?"

"Bagus dong Bude, ideal," jawab Celoisa, meski ia tahu ke mana arah pembicaraan itu.

Ikan Kecil (Terbit 2 Desember 2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang