7

230 21 2
                                    

"Ya ya ya... Apa yang kau lakukan?"

Aku udah kaya apaan aja ditarik kayak gini. Mana ditariknya ke kamar lagi. Udah gitu mau ke kamarnya kan mesti lewat ruang tamu yang semua member pada kumpul di pagi hari gini. Semuanya menatap heran dengan wajah penuh tanya saat melihatku diseret oleh Chanyeol tadi. Gimana mereka kagak heran, selama ini kan member yang paling kuhindari itu Park Chanyeol. Dan sekarang gak ada angin gak ada badai tiba-tiba aku diseret ke kamarnya.

Blaamm...

"A..apa yang kau lakukan?" aku tersentak saat Park Chanyeol menutup pintu kamar yang lagi-lagi menggunakan kaki. Mau ngapain dia sampai tutup pintu segala. Aku udah berasa masuk ke kandang singa aja. Apalagi tatapannya yang menusuk gitu.

Aku melangkah mundur saat ia melangkah maju. Kayanya akhir-akhir ini sering banged ya aku ngalami adegan kaya gini sama dia. Dan kali ini lagi-lagi mentok sama lemari.

Chanyeol menyilangkan tangan di depan dada. "Aku ingin kau merahasiakan perjanjian kita dari member yang lain."

"Heh? Perjanjian apa yah?"

Pura-pura bodoh aja Kim Yoon Ji, kau pikir yang kau bodohi itu anak kecil.

Chanyeol merogoh sakunya mengambil ponsel. "Jae Hoon hyung..."

"Ohh, perjanjian itu. Ahh aku ingat. Okay akan aku rahasiakan." kataku sambil tersenyum kikuk.

"Dan tugas pertamamu hari ini adalah mencucikan semua sepatuku?" ujarnya dengan nada santai.

"Nde?"

"Syutingku akan dimulai dua hari lagi. Karena settingan latar ada di Jeju, kemungkinan aku akan pergi lumayan lama."

"Trus?"

"Aku tidak mungkin pergi tanpa pakai alas kaki."

Nenek-nenak juga tahu itu gak mungkin atuh..

"Jadi cucikan semua sepatuku. Se-mu-a."

"MWOO?!?"

Aku terbelalak kaget. Jika kalian pikir mencuci sepatu itu adalah hal sepele. Tapi jangan pernah meremehkan sepatu Chanyeol yang berjumlah ratusan pasang. Aku pernah mengintip lemarinya dulu dan isinya adalah sepatu yang harganya selangit dan mendesak di lemari.

Aku mencoba tersenyum manis terhadapnya. Mencuci sepatu yang jumlahnya ratusan sama aja dengan membunuh kulit ari.

"Chanyeol ssi, bagaimana jika aku cuci lima pasang dulu. Kan belum tentu juga kau membawa semuanya. Eotte?"

"Shirreo!"

Tanpa babibu ia menolak gagasanku. Aigoo eotteokkhae? Ini orang benar-benar penyiksa lahir batin. Inikan pertama kalinya aku diminta Lay gege buat nemenin dia syuting CF. Lha kalau nyuci sepatu Chanyeol yang satu lemari seharian juga belum tentu selesai.

Aku benar-benar dilema saat ini. Antara Lay gege dan pekerjaan.

Aku habis pilihan, hingga akhirnya hanya bisa memohon padanya. Kukatupkan kedua telapak tanganku di depan wajah. "Chanyeol ssi, please.... Akan aku cucikan semuanya lain kali. Tapi jangan hari ini. Jeballyeo.. Eoh?"

Telunjuknya terangkat dan bergoyang di depan wajahku. "No.. "

"Bagaiman jika kau meminta tolong pada Jae Hoon hyung." ujarnya menyindir.

"Okay! Arasseo! Akan aku cuci semuanya. Akan aku habiskan sisa waktuku dengan mencuci sepatumu. Bahkan matipun akan tetap kucuci sepatumu. Puas?"

Aku benar-benar dibuat kesal setengah mati oleh kelakuannya. Aku tidak menyangka si manusia kulkas itu bisa bersikap seperti anak kecil kaya gini. Kuputuskan keluar dari kamar Chanyeol sambil menghentakkan kaki. Pas pintu terbuka aku dikejutkan oleh tiga namja yang entah sejak kapan berdiri menempel pintu. Siapa lagi kalau bukan Sehun, Kai dan Baekhyun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EXO and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang