6

174 19 2
                                    


"Ch...chanyeol ssi"

Aku ternganga saat ini. Bagaimana bisa pria yang kukira adalah pencuri ternyata adalah Park Chanyeol.

"Kau... " desisnya.

"Ak.. Aku."

Aku tergagap. Semua perbendaharaan kataku hilang dalam sekejap karena syok. Pria ini mendesis geram sambil menatapku tajam.

Kulihat cairan merah kental mengalir dari pelipisnya.

"Da..rah."

Chanyeol menyeka pelipisnya dengan pelan. Matanya melebar menatapku saat melihat cairan merah itu.

"YAAAAKKKKK!!!!!"

Segera kututup mulutnya dengan telapak tanganku. Aku gak mau suaranya bikin yang lain pada bangun.

"Aigoo eottokhae? Mianhae, jeongmal mianhada."

Aku panik saat ini, dan akhirnya hanya bisa mondar mandir gak jelas. Chanyeol mendesis geram melihatku kemudian ia melenggang pergi begitu saja.

"Tunggu... Tunggu sebentar. Akan aku obati lukamu." ujarku akhirnya saat otakku sudah mulai loading.

"Tidak usah." tolaknya sambil menghempaskan tanganku. Namun kutarik lagi tangannya, tidak mungkin kubiarkan dia berdarah begitu. Yang ada entar dia ngadu ke menejer dan aku bakal di pecat.

"Tunggu disini, aku ambil obat dulu." kataku sambil memintanya duduk di kursi pantry.

Aku mengambil kotak obat kemudian mengobati luka Chanyeol.

"Aarghh"

Aku tersentak kaget saat ia berteriak. Pelipisnya benar-benar lebam saat ini. Darah yang keluar tadi juga lumayan banyak. Jadi merasa bersalah deh.

"Mianhae, Chanyeol ssi." kataku pelan.

Ia tak menjawab. Hanya menatapku dengan mata tajamnya.

"Apa yang kau lakukan tengah malam begini di dapur?" tanya Chanyeol.

"Aku gak bisa tidur. Trus tiba-tiba aku dengar suara langkah kaki. Kirain kalian udah tidur semua. Makanya kupikir kau.. "

"Maling?"

Aku mengangguk pasrah. Sudah siap dengan konsekuensi setelah ini. Tapi dugaanku salah. Kupikir Chanyeol bakal marah seperti biasanya. Tapi nyatanya ia diam saja sambil memasang wajah dinginnya. Dan hal itu jauh membuatku merasa takut.

Aku telah selesai menempelkan perban kecil di kepalanya. Aku mundur beberapa langkah dan menundukkan kepala kepadanya sambil meminta maaf.

"Jeongmal jweseonghamnida. Aku benar-benar tidak sengaja."

"Geure, akan aku maafkan. Geundae, tentu ada syaratnya." ujarnya tersenyum miring. Ujung bibirnya terangkat sebelah menampilkan smirk yang bukannya seram malah tampan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EXO and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang