39.

12.6K 2.5K 75
                                    

Gue wisuda tiga bulan yang lalu dan sekarang udah kerja di salah satu perusahaan punya bokapnya Suho. Bener ya kalau punya koneksi orang kaya itu ternyata enak.

Terhitung sudah hampir satu tahun yang lalu Yixing ngelamar gue di pantai tempat kita pertama ciuman waktu itu. Persiapan pernikahan kami pun sudah cukup matang. Hanya saja ada hal-hal yang membuat gue khawatir.

"Ini udah seminggu lagi lo nikah! Dan ijab kabul pun lo masih salah-salah! Gimana sih?!" protes Xiumin.

Inilah susahnya punya calon suami yang agak-agak, apalagi kalau dia lagi gugup. Semua apalan ijab dia buyar.

"Yixing kalau perempuan pakainya binti, lo salah mulu tuh dari tadi!" Luhan memperingati.

Ketahuilah dari kalimat ijab kabul yang seharusnya Yixing lafalkan, ia hanya menghapal nama lengkap gue. Sisanya dia lebih sering salah mengucapkan.

Gue udah harap-harap cemas sekarang. Karena kalau Yixing gagal lebih dari tiga kali, habis sudah kesempatan kami untuk jadi suami istri di tahun ini.

"Sabar Git sabar, nanti dia pasti bisa kok," kata iim mencoba menenangkan. Tapi gue tetep gak tenang!

Sementara para laki-laki sedang membimbing Yixing untuk melakukan ijab nya dengan benar. Suho dan Kris sebagai orang yang sudah berpengalaman dalam hal ini pun membantu banyak.

"Gue susah konsen!" Yixing frustasi dan ngejambak rambutnya sendiri.

"Dengerin gue nih bang ya, bayangin yang enak-enak abis lo nikah nanti biar lo makin semangat ngapalin ijabnya," kata Kai yang medapat toyoran dari Chen.

"Nasihat yang sangat berfaedah tem," kata Baekhyun sarkas.

"Makasih, gue tau gue pinter," jawab Kai yang membuat yang lain hanya menggelengkan kepalanya.

"Wajar dia baru wisuda semester sembilan sama kaya Yixing," sindir Kyungsoo.

Lagi-lagi Yixing mencoba merapalkan kalimat sakral itu, dan kembali mengulang kesalahan.

"Lama-lama gue yang ijab juga nih," kata Sehun kesel.

"Lo kok malah pada jahat sih sama gue?!" teriak Yixing frustasi.

"Kalo bisa gue ngewakilin lo, gue bakal wakilin. Masalahnya ini gak bisa di wakilin Yixing!" balas Luhan gak kalah frustasi.

"Yah, kalo lo yang wakilin ntar enaknya di elo dong bang," sindir Kai.

"Yang otak kamu mikirnya yang enak-enak mulu ya!" Semprot Iim yang ada di samping gue. Kai cuma nyengir sambil garuk garuk kepala.

"Abisnya gue gak tau lagi harus gimanain bang Yixing," jawab Kai jujur.

Kami semua masih memperhatikan Yixing yang masih aja salah.

"Boleh tinggalin kami berdua?" tanya gue ke temen-temen yang lain. Mereka mengerti kami butuh waktu berdua dan mulai beranjak keluar dari ruangan ini.

Kita sekarang ada di rumah Suho, untuk mengadakan pesta lajang seperti yang dilakukan Suho-Irene dan Kris-Joana sebelumnya.

Sebenernya gue sama Yixing udah gak boleh saling ketemu dan keluar rumah, tapi kami izin ke orang tua kami masing-masing untuk pergi dengan teman perempuan gue untuk gue, dan teman laki-laki Yixing untuk Yixing. Intinya kami berbohong sampai bisa bertemu di sini.

Gue pun menghampiri Yixing yang masih keliatan frustasi, dan mendudukkan diri gue di sampingnya.

"Yi.." ucap gue yang membuat Yixing menolehkan wajahnya ke gue.

"Maafin aku.." ujar Yixing.

"Gak apa-apa, masih ada waktu kok. Kamu yang semangat," kata gue mencoba menenangkan walaupun sebenarnya gue juga gak tenang.

Dia pun merengkuh gue dan membawa gue ke pelukannya, yang gue balas dengan pelukan erat.

"Abis ini kita gak bisa ketemu lagi," kata Yixing sedih.

"Nanti ketemu di pelaminan, makannya ijab nya harus apal biar ketemu lagi sama aku. Kalau kamu gagal aku gak akan keluar kamar pengantin nanti. Emang kamu gak mau ngeliat aku pake kebaya nikah yang udah kita pesen dari lama?" tanya gue yang dijawab gelengan sama Yixing.

"Aku sampai harus bohong cuma untuk curi-curi waktu hari ini," kata gue sambil ketawa yang membuat Yixing melepaskan pelukan kami dan tersenyum.

"Aku juga," kata dia dengan senyumannya.

Gue melihat jam yang menunjukkan bahwa waktu ijin gue untuk keluar sudah hampir habis dan gue harus segera pulang.

"Mau pulang ya?" tanya Yixing yang gue jawab dengan anggukan.

"Aku masih kangen,"

"Nanti kangen-kangenannya kalau abis nikah lebih enak," jawab gue yang ngebuat Yixing tersipu malu.

Gue rasa Kai udah meracuni otak dia deh, padahal maksud gue bukan kearah sana.

Gue mengecup bibir Yixing singkat sebelum menangkup wajahnya dengan kedua tangan gue.

"Yang semangat ya calon suami aku," kata gue yang membuat Yixing tersenyum sumringah.

"Aku pasti semangat untuk kamu," jawab Yixing.

Dongo ; zyx Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang