"Apolline, tunggu!"
Aku terus berjalan dengan mengabaikan Danielle yang mengejarku dibelakang. Aku seharusnya tak marah, mereka wajar tak menyukai pemburu mengingat apa yang mayoritas pemburu lakukan selama ini tak baik, namun mereka tak bisa selamanya buta, mereka harus tahu bahwa tak semua pemburu buruk. Mereka harus mengerti bahwa bila beberapa pemburu salah, bukan berarti seluruh pemburu juga salah.
Dan aku harus bertemu dengan Elise. Aku harus memberi tahunya masalah Julian dan aku harus mengetahui apa rencana mereka, bila mereka berniat merebut tahta ratu Slovia, itu berarti akan ada peperangan. Dan Julian pasti terlibat, aku tak mau bermusuhan dengan temanku sendiri.
"Apa yang akan kau lakukan?" Danielle menarik lenganku, membuatku menoleh menatapnya yang kini menggenggam pergelangan tanganku. Aku melepaskan genggaman tangannya dengan cepat, lalu membalikan tubuhku untuk berhadapan dengannya yang jauh lebih tinggi dan kekar dariku, wajar ia pelatih para prajurit.
"Aku harus bertemu Elise, dimana dia?"
Ia berdiri dihadapanku, lalu merentangkan tangannya lebar lebar, menghalangi langkah kakiku untuk kembali melangkah menemui Elise.
"Kau ingin apa? Appolline, dengarkan aku. Kau pingsan selama lebih dari dua bulan. Dan kemungkinan Julian bersikap sama seperti yang kau kenal sangat kecil. Ia pasti sudah berubah jika sudah mengikuti pelatihan pemburu."
Aku memandangnya dengan alis berkerut. Dua bulan? Selama itukah aku pingsan? Dan bila itu benar, itu artinya Julian sudah lama mengikuti pelatihan pemburu. Tapi, tapi aku yakin ia akan berubah secepat itu. Aku harus memastikan dengan mata kepalaku sendiri.
Walau aku tahu, kecil kemungkinan bahwa Julian sekarang masih sana seperti Julian yang kukenal dulu. Pelatihan pemburu tak hanya melatih fisik dan indra ketajamannya saja. Namun juga mengubah emosi dan psikis para pemburu. Aku hanya percaya satu hal, kebaikan tak akan hilang sekalipun terus dipupuk oleh kekerasan. Kebaikan yang sudah mengakar akan melekat dan akan tersisa sekalipun akan menipis.
Aku menyingkirkan lengannya, mendorong tubuhnya agar menyingkir dari hadapanku, "Setidaknya aku harus mencoba"
Tegasku bersikeras padanya.Danielle menghela nafas, sepertinya ia tahu aku tak bisa melunak bila sudah menginginkan sesuatu. Ia mengangguk, lalu mengambil alih dan berjalan didepanku. "Biarku antar"
Ucapnya cepat yang membuatku lekas mengikuti langkah kakinya, aku mengikutinya dalam diam. Aku tahu aku gila, aku ingin Elise membawa Julian kesini, ketempat ini. Atau paling tidak, aku harus menemui Julian, aku harus memastikan bagaimana keadaan Julian.
Aku tak bisa tinggal diam, disaat tergentingku dihutan malam itu. Ia nekat mengambil resiko untuk bergerak menolongku, dan kini aku harus menemuinya, aku harus mengetahui keadaannya. Walau aku yakin Ratu Slovia tak akan melakukan sesuatu yang buruk pada anaknya sendiri.
"Elise" ucapku cepat saat aku bertemu dengannya. Elise terlihat duduk disudut ruangan dengan berbagai macam kertas usang digenggamannya. Aku melangkah masuk, sedangkan Danielle berdiam diluar. Ia cukup sopan untuk tidak lancang mendengar pembicaraan kami.
"Tentang Julian" tambahku dengan meraih bangku yang bersebrangan dengannya.
"Aku tahu. Aku tahu kau akan menanyakan hal itu" ia memutar kursi kayunya, menimbulkan suara decitan yang terasa memecah keheningan diruangan ini. Ruangan ini luas, cukup luas untuk dipenuhi berbagai macam buku usang yang tertata rapi diberbagai tempat. Aku diam, membiarkan Elise untuk melanjutkan perkataannya.
"Aku menunggu ini sejak lama. Bukan hanya diriku, namun mereka semua. Mereka yang bertahan menunggu kehadiranmu. Kau berpengaruh besar dalam rencana kami, bahkan semua ini sia sia bila tanpa dirimu. Kekuatan yang kau milikki sangat besar Appolline. Penyihir memang kuat dan cerdas, namun pemburu lebih cepat dan tajam dalam bertindak. Dan kami selalu kalah dalam strategi perang" Elise beranjak bangkit dari kursi tuanya, beranjak beberapa langkah mendekatiku sebelum melanjutkan perkataannya yang sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET DARKNESS I #History Of Sorrow
ФэнтезиAppolline, harus diasingkan dari dunia iblis dan malaikat ketika tuhan menghukum kedua orang tuanya. Menyusup dan hidup memisahkan diri di dunia peri dan penyihir. Tanpa satupun teman, hanya dengan seorang ibu asuh bernama Elise. Namun semua beruba...