Aku berlari tanpa tau arah, kastil pelatihan pemburu yang sebelumnya tampak sepi dan hening, kini berbanding terbalik 360 derajat. Suara riuh teriakan, serta derap langkah kaki terasa memenuhi seluruh tempat ini. Dan ini membuat rasa takutku semakin memuncak, ditambah dengan suasana hatiku yang sedang tidak baik kini, aku benar benar merasa kalut.
Tanganku terangkat untuk mendorong sebuah pintu besar lalu masuk kedalam lorong, rasanya ini benar benar memusingkan, tempat ini dipenuhi lorong dan puluhan anak tangga, aku tak tahu lorong mana yang dapat membawaku keluar dari sini, semua lorong dan obor obor di setiap sisinya sama. Aku benar benar harus menemukan danielle secepatnya.
Aku berbelok kekanan tanpa menghentikan langkah kakiku, aku hanya mengikuti kata hatiku untuk memilih lorong yang akan kulewati ketika aku harus memilih salah satu diantara dua jalur.
"Sial. " desisku dengan menghentikan langkah kakiku dengan cepat, disana, aku melihat tiga orang pemburu penjaga yang muncul dari sisi yang bersebrangan denganku, mereka nampak sangat tergesa gesa, dengan tombak kayu yang dilapisi belati runcing di sisi ujungnya.
Wajah mereka nampak terkejut, begitupun denganku, namun sedetik kemudian, wajah mereka dilapisi seringai kejam, tatapan bengis yang berhasil membuat bulu kudukku meremang.
Oh jelas, mereka terlihat seperti singa kelaparan yang menemukan seonggok daging segar yang menggiurkan. Dan tentu, itu bukan hal baik bagiku.
Kakiku lekas memutar balik dan berlari kearah yang berlawanan dari apa yang kupilih sebelumnya. Dari suara derap langkah kaki yang bersahutan, aku tahu mereka mengejarku.
"Gadis itu disini! Dia disini!" Aku menoleh sesekali dan menatap mereka yang masih mengejarku, aku berbelok, hampir terkepung saat tiga orang pemburu muncul dari arah yang berlawanan, kakiku berlari menaikki tangga, dan kini sebanyak lima orang pemburu tengah mengejarku. Aku hanya berharap tak ada pemburu lain yang mengepungku dilantai atas, bila itu terjadi. Tamatlah riwayatku.
Srat.
"Oh tuhan ... " desisku dengan mata yang membulat.
Aku berhenti berlari sejenak saat sebuah anak tombak menusuk pada sisi dinding disampingku, menancap disana yang lantas membuatku kembali melanjutkan langkah kakiku. Aku tak tahu seperti apa rasanya bila busur tombak itu menancap di punggung atau kulitku. Ew. Itu mengerikan.
"Kemari" aku tersentak saat tubuhku dibalut sesuatu yang tebal, aku memandang Danielle, lelaki itu menatapku dengan menarik tanganku agar lekas berlari mengikutinya.
"Kita akan kemana?" Kami berbelok hampir terjungkal saat daniel mendorong sebuah balok kayu disudut lorong.
"Mencari jalan keluar untukmu"
"Untukku?"
"Seseorang harus menahan mereka Appolline. Pergilah, dan lepaskan serbuk bunga ini, ia akan menjadi penuntun jalanmu"
Aku menatapnya dengan alis mengernyit, apa ia benar benar serius dengan perkataannya? Itu artinya ia membiarkanku pergi dengan membiarkan dirinya menjadi penghalang untuk para pemburu yang mengejar kami?
"Danielle, ikutlah ... ka-"
Lelaki itu berdecak kesal dengan bola mata yang berputar, ia menarik jemariku, memberikan sebuah botol kaca kecil dengan helaian kelopak bunga yang tampak bergerak didalam sana.
Aku meraihnya dalam genggamanku, lalu kembali mendongak menatap Danielle."Jangan buat situasi ini dramatis Appolline. Cepatlah pergi, aku biasa menghadapi situasi seperti ini. Setelah kau sampai dibawah, buka tutup botol itu, lalu ikuti serbuk bunga itu, mereka akan membawamu pada Elise"
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET DARKNESS I #History Of Sorrow
خيال (فانتازيا)Appolline, harus diasingkan dari dunia iblis dan malaikat ketika tuhan menghukum kedua orang tuanya. Menyusup dan hidup memisahkan diri di dunia peri dan penyihir. Tanpa satupun teman, hanya dengan seorang ibu asuh bernama Elise. Namun semua beruba...