12; #Teman

2.3K 349 22
                                    

"Jimin?"

Seulgi berlari menghambur ke arah Jimin. "Tolong aku", ucapnya lirih.

"Tenang saja. Ada aku disini", ia menyembunyikan Seulgi di balik badannya.

"Apa kau tidak punya urat malu? Lihat dirimu sekarang. Dasar tua bangka tak tau diri!"

Ahjussi itu tertawa lebar, "Kau ini hanya anak ingusan. Jangan berlagak seperti seorang jagoan"

Jimin yang merasa diremehkan, bersiap menyerang ahjussi itu. Ia meregangkan persendian tangan dan kaki. Lalu mematahkan leher ke kanan dan kiri.

"Maju kau", tantang Jimin.

Ahjussi itu tak kalah berani dari Jimin. Ia berjalan maju dengan botol beer yang dilayangkan di udara, bersiap menghantam Jimin dengan itu.

Adu gulat terjadi. Dengan kemampuan bela diri yang dimilikinya, Jimin dengan mudah bisa menangkis serangan-serangan yang diarahkan padanya. Botol beer berbahan kaca yang dipegang ahjussi itu diambilnya. Dibuangnya jauh-jauh supaya ahjussi itu tak memiliki senjata lagi. Dengan beberapa kali pukulan diwajah, ahjussi itu akhirnya tersungkur ke jalanan. Ia pun segera berdiri dan berlari pergi. Jika ia masih disana, ia mungkin bisa mati dibuat Jimin.

Jimin berbalik. Ia mendapati Seulgi tengah menangis tersedu-sedu. Spontan, ia menarik tubuh Seugi dalam dekapannya.

"Jangan menangis. Dia sudah pergi"

Isak tangis Seulgi tak mau berhenti.

"Malam-malam begini, kau mau kemana memangnya?"

Seulgi yang merasa sudah baikan, melepas pelukan Jimin. "Aku ingin membeli makanan tadi. Perutku lapar sekali", ungkapnya sambil memengai perut.

Seulgi teringat sesuatu. Bukankah ia seharusnya tidak bicara dengan orang yang sudah merenggut first kiss nya? Bodoh.

Ia mengangkat kepalanya tinggi, memperkuat harga dirinya. "Bukan berarti kau telah menolongku, maka aku sudah memaafkanmu ya. Ingat. Aku masih kesal padamu ya"

"Ya! Dasar tak tahu terimakasih. Aku sudah menolongmu, tapi begini balasanmu?"

Seulgi menelan air liurnya takut. Kenapa jadi jimin yang marah?

Aneh sekali namja ini. Seharusnya kan aku yang marah?, batin Seulgi.

"Begini saja. Kita selesaikan disini.

"Maksudmu?"

"Sekali lagi aku menyesal telah menciummu. Aku sama sekali tidak bermaksud melakukannya. Tak bisakah kau memaafkan ku sekarang? Aku telah menolongmu kan? Anggap saja kita impas", mulut Jimin sampai berbusa.

Seulgi menarik nafas panjang. Apa yang dikatakan Jimin memang benar adanya. Jika tak ada namja ini, ia mungkin sudah jadi mangsa ahjussi keparat itu. Jimin adalah penolongnya.

"Baiklah"

"Apa? Aku tidak dengar apapun. Katakan sekali lagi", pancing Jimin seraya tertawa kecil.

Seulgi mendekatkan bibirnya ke telinga Jimin, ia berteriak tepat disana, "AKU MEMAAFKANMU"

Jimin merasa puas mendengarnya. Ya, meskipun telinganya sedikit sakit berkat teriakan Seulgi.

"Jadi, sekarang kita teman kan?"

Seulgi hanya menganggukkan kepalanya, pertanda setuju.

"Pulanglah. Apa perlu aku antar? Motorku parkir dekat sini"

[✔️] Never Forget You | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang