Setelah pertemuan dramatis kemarin, Seulgi dan Jimin semakin dekat. Bahkan Jimin menjemput Seulgi dirumahnya, bersama-sama berangkat ke kampus.
Mereka berjalan berdampingan. Sepanjang jalan mereka berbincang, sangat akrab. Jimin bahkan merangkul bahu Seulgi dengan mesra. Seluruh mahasiswa-mahasiswi yang melihat peristiwa itu pun menduga bahwa keduanya telah menjalin hubungan. Faktanya sih tidak. Mereka masih sebatas teman belaka.
"Aduh. Yang baru bertemu chim chim nya, langsung menempel terus", ledek Jennie.
Seulgi dan Jimin tertawa beriringan mendengar ledekan nya. Mereka benar-benar bahagia sudah saling menemukan.
Sementara itu, Chanyeol yang melihat keakraban mereka semakin tidak tahan. Seulgi semakin dan semakin jauh dari genggamannya. Hasrat Chanyeol untuk memisahkan keduanya semakin besar. Namun, ia masih mencari cara yang tepat.
.
.
.Hembus-hembus kabar itu dengan cepat menyebar di seluruh penjuru kampus. Termasuk Siyeon. Ia kaget luar biasa. Bahkan ia mendatangi Jimin ketika pulang kuliah.
"Jimin!", panggil Siyeon ketika ia hendak memasuki mobilnya yang terparkir diparkiran kampus.
"Siyeon? Ada apa? Kau mau memberikanku cokelat lagi?"
Siyeon menggeleng cantik, "Tidak. Begini, aku dengar kau ada hubungan dengan yeoja teman sekelasmu yang bernama Seulgi. Apa itu benar?"
Jimin tertawa mendengarnya, darimana gosip itu bermulai? Sungguh menggelikan.
"Siapa yang berkata seperti itu? Astaga. Aku dan Seulgi hanya sebatas teman saja"
Siyeon tersenyum bahagia mendengar jawaban namja yang sudah masuk ke mobilnya itu, bersiap meninggalkan kampus. Artinya kesempatan nya mendapatkan Jimin belum musnah.
"Oh, begitu rupanya"
"Aku sedang buru-buru. Aku duluan, Siyeon"
Siyeon mencegahnya, "Tu-tunggu! Jimin, boleh tidak jika aku menumpang mobilmu? Mobilku masih di servis. Boleh kan?".
Omong kosong. Itu hanyalah taktik pendekatan ala Siyeon.
Jika biasanya Jimin akan menurutinya, kali ini ia menolaknya mentah-mentah. "Maaf, Siyeon. Aku tidak bisa. Lainkali saja ya?"
Siyeon tersenyum kecut, "Ya sudah", ia berbalik dan segera pergi. Mendengar penolakan Jimin membuatnya kesal.
Dari balik pohon, Chanyeol ternyata mengintip mereka. "Siapa yeoja itu? Apa dia dekat dengan Jimin?"
Chanyeol tersenyum licik. Ia telah menemukan cara untuk mambuat hubungan Seulgi dan Jimin merenggang. Dengan jurus secepat kilat, ia mendatangi Siyeon kala Jimin sudah pergi meninggalkan area parkir.
"Permisi. Aku lihat tadi kau bicara dengan Jimin. Apa kalian memiliki hubungan special?"
Siyeon tak mengenal Chanyeol karna ia tak sepopuler Jimin. "Siapa kau? Ada urusan apa kau ingin tahu hubungan kami?", tanyanya ketus.
Chanyeol pun memperkenalkan diri kepada calon partner nya itu. "Aku Chanyeol", ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Siyeon menjabat tangan namja itu, "Aku Siyeon. Cepat katakan. Ada urusan apa kau ingin tahu hubunganku dengan Jimin?"
Chanyeol mengusap-usap kedua tangannya. "Begini. Apa kau sudah dengar berita kedekatan Jimin dengan yeoja yang bernama Kang Seulgi?"
"Ya, tapi mereka hanya sebatas teman"
"Kau salah besar!"
Siyeon mengerutkan keningnya, "Maksudmu?"
Chanyeol berjalan memutar mengelilingi tubuh ramping Siyeon. "Dengarkan aku baik-baik. Seulgi itu adalah teman masa kecil Jimin yang selama ini dicarinya. Teman masa kecil yang sangat hubungannya sangat dekat"
"Aku punya firasat jika mereka saling menyukai sejak kecil. Dan sekarang? Mereka sudah bertemu. Aku tahu kau menyukai Jimin dilihat dari gerak-gerikmu", sambungnya.
Chanyeol terhenti beberapa detik. Siyeon yang sudah terprovokasi menyuruh Chanyeol untuk segeracmelanjutkan kalimatnya.
"Jadi, kesimpulannya adalah.. kesempatanmu untuk mendapatkan Jimin akan hangus begitu saja kalau mereka benar-benar menjalin hubungan"
Siyeon setuju dengan semua kalimat yang dilontarkan Chanyeol barusan.
"Sebenarnya siapa kau ini? Kenapa kau seakan tidak setuju jika mereka berhubungan?"
Chanyeol tertawa lebar, "Aku? Kau tanya siapa aku? Aku adalah orang yang mencintai Seulgi selama 2 tahun ini. Aku tak akan membiarkan dia dengan mudahnya jatuh ke tangan Jimin"
Siyeon bertepuk tangan, "Oh. Aku paham sekarang. Jadi, kau menemuiku untuk mengajak kerjasama? Benar kan?"
"Tepat sekali! Ternyata kau memang pintar"
"Dengan senang hati, aku akan membantumu. Kita harus bersatu untuk menjauhkan mereka. Tapi.. bagaimana caranya?"
"Aku yang akan memikirkan caranya. Dan kau mendapat bagian menjalankan rencana itu"
"Baiklah. Apapun rencananya, aku akan melakukannya!", keduanya tertawa beriringan.
.
.
.Jimin dan Seulgi kini sedang menghabiskan waktu di kedai ice cream. Mereka terduduk berhadapan di meja nomer 2. Jimin memesan ice cream rasa vanilla. Sedangkan Seulgi memesan rasa greentea.
"Aku tak pernah menyangka, kita akan bertemu lagi, melakukan hal menyenangkan ini lagi", ucap Jimin sambil menjilati ice creamnya.
"Iya, aku juga tak pernah menyangka. Bertemu denganmu lagi adalah suatu anugerah terindah dalam hidupku"
Mendengar kata-kata Seulgi yang terdengar berlebihan itu, Jimin pun sontak tertawa terbahak-bahak.
"Wajar saja, kau pasti merasa sedih selama 10 tahun tidak melihat wajah tampanku ini, iya kan?", Jimin menaik-naikan kedua alisnya.
Seulgi memukul lengan Jimin berkali-kali, Jimin yang kesakitan berteriak-teriak sambil sesekali tertawa.
"Tidak usah menyombongkan diri begitu! Kau jauh lebih jelek dari yang aku bayangkan", jawab Seulgi ketus.
"Dasar jahat", Jimin mencubit pipi Seulgi bergantian.
Mereka berdua saling menyuapi ice cream, bersenda gurau hingga senja menyapa. Membayar hal-hal indah yang seharusnya sejak dari dulu mereka lakukan.
to be continued
mendadak otak gue buntu nyari endingnya huaaa😭😭 bagaimana ini😭
Vote jan lupa ya sayang:)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Never Forget You | seulmin
Fanfic[COMPLETED] +bahasa baku. Kenangan masa kecilnya dengan Jimin begitu indah hingga Seulgi tidak pernah melupakannya. Akan tetapi, Seulgi tiba-tiba saja pergi dari hidup Jimin. Ketika beranjak dewasa, mereka bertemu lagi. Namun tak saling mengenali. ...