Hari ini. Jennie akan mengakhiri kesalahpahaman antara Seulgi dan Jimin. Dia tidak akan tega melihat sahabatnya terlarut dalam sebuah kebohongan. Meskipun ia berteman dengan Chanyeol, tapi dia tidak akan membantunya jika itu ialah kebohongan belaka.
Jennie kini tengah berdiri didepan rumah Seulgi. Ia mengetuk pintu dengan buru-buru. Seulgi membukanya, melihat sahabat baiknya ada disana, ia pun segera menyuruhnya masuk.
"Kenapa kau tidak memberitahuku jika ingin kesini, Jenjen?"
Jennie memasang wajah serius, "Oke, aku tidak akan basa-basi, langsung saja ya. Jadi, begini..."
"Semalam, aku melihat Chanyeol bersama Siyeon di kedai minuman"
Seulgi memotongnya, "Apa? Jadi, Chanyeol mengenal Siyeon? Mereka berteman? Kenapa aku tidak tahu"
"Lupakan tentang itu, Seulgi. Ada hal yang lebih serius dari itu"
"Apa itu?"
"Dengarkan aku baik-baik. Jadi, ternyata Siyeon bukan tunangan Jimin!"
Seulgi memicingkan matanya, "Apa?! Lalu, kenapa dia mengaku sebagai tunangan Jimin padaku?"
"Itu dia masalahnya. Dia sengaja mengatakan itu padamu supaya hubungan kalian merenggang. Karna dia menyukai Jimin"
Seulgi mengepal tangannya geram. Bisa-bisanya Siyeon mengatakan suatu kebohongan hanya karena ingin mendapatkan Jimin. Padahal mereka bisa bersaing secara sehat. Lagipula, hati tak bisa dipaksakan. Ia pun masih tidak tahu secara pasti apakah Jimin menyukainya atau tidak.
"Keterlaluan sekali dia! Gara-gara dia, aku sampai mengatakan pada Jimin untuk tidak mengggangguku lagi. Bahkan ketika Jimin datang ke rumahku, aku mengabaikannya"
Seulgi membenamkan wajahnya pada kedua tangannya, "Astaga, bodoh sekali diriku!"
"Tapi... Ahal yang lebih penting lagi"
Seulgi kembali fokus pada Jennie.
"Apa?"
"Kau tahu, siapa orang yang menyuruh Siyeon melakukan hal menjijikan itu?"
Jennie melanjutkan kalimatnya, "Orang itu adalah orang yang kita kenal, Chanyeol."
Bagaikan tersambar petir di siang bolong. Seulgi menggelengkan kepalanya perlahan, matanya tak berkedip. Ia sungguh tak menyangka Chanyeol adalah dalang dibalik ini semua.
"A-apa? Jadi.. ini semua perbuatan Chanyeol?"
Jennie hanya mengangguk. Ia sudah merasa lega dapat mengatakan hal itu kepada Seulgi. Sebenarnya ia tidak tega memberitahu kebenaran pahit itu, tapi bagaimana lagi? Jennie terlalu menyayangi Seulgi, ia tidak akan membuatnya terpuruk.
"Seulgi, aku tahu sekarang kau pasti kesal dengan Chanyeol. Tapi, tolonglah. Jangan benci dia. Tolong, maafkan dia ya?"
"Entahlah. Aku tidak yakin bisa memaafkannya atau tidak. Kesalahan yang ia lakukan ini terlalu besar"
"Seulgi.."
"Jennie, terimakasih banyak ya. Jika bukan karna kau, aku pasti akan menjauhi Jimin untuk selamanya"
Jennie tersenyum, "Sama-sama, Seulgi"
"Jennie, kau pulanglah. Aku akan menemui Chanyeol sekarang juga"
Seulgi akan meminta penjelasan, mengapa Chanyeol tega melakukan hal itu.
.
.
.Sebelum itu, Seulgi telah mengirim pesan kepada Chanyeol.
Chanyeol
Seulgi: Chanyeol, aku ingin bicara.
Seulgi: Temui aku sekarang
di taman dekat rumahku.Chanyeol: Baiklah
Chanyeol: Tunggu aku, my pretty sweety bearChanyeol sangat bahagia karna jarang sekali Seulgi mengirim pesan padanya. Ia pun langsung bergegas meluncur ke taman dekat rumah Seulgi.
Setibanya disana, ia langsung duduk disamping Seulgi.
"Tumben sekali kau mengajakku bertemu di taman, ada apa Seul?"
"Apa maumu sebenarnya? Kenapa kau tega melakukan itu Chanyeol?"
Chanyeol terdiam. Apa maksud dari pertanyaan Seulgi barusan? Apa ia sudah mengetahui semuanya? Tidak, tidak mungkin.
"Seulgi, maksudmu apa? Aku tidak mengerti", ucapnya memaksa tawa.
Seulgi berdiri, ia menunjuk-nunjuk Chanyeol. "Kau tidak perlu pura-pura lagi. Aku sudah tahu semuanya! Rencana busukmu bersama Siyeon!"
Chanyeol seketika bangkit. Ia benar-benar kaget mendengar ucapan Seulgi itu. Bagaimana ia bisa mengetahui semuanya? Siapa yang memberitahunya?
Ia meraih kedua tangan Seulgi, "Seulgi, maafkan aku. Aku melakukannya karena..."
Ia menamar pipi kanan Chanyeol dengan keras. Membuat semua pengunjung taman memusatkan pandangan ke arah mereka.
"Sudah cukup! Hentikan sandiwaramu ini! Chanyeol, kau itu sahabat baikku, kenapa kau tega melakukannya? Kenapa?!"
Chanyeol berjalan melangkah ke arah Seulgi, sontak Seulgi berjalan mundur.
"Kau mau tahu apa alasanku melakukannya? Kau mau tahu?!", teriak Chanyeol.
Seketika ia berhenti, menangis dengan kepala tertundur. "Selama 2 tahun terakhir, aku adalah orang bodoh yang menyukai yeoja yang sama sekali tak menganggapku ada. Dan kemudian, Jimin datang, teman masa kecil yang selalu kau ceritakan itu kembali. Kesempatanku semakin menipis untuk mendapatkanmu. Lalu, apa lagi yang bisa ku lakukan selain melakukan hal bodoh semacam itu? Aku melakukan itu karena aku mencintaimu, Seulgi. Aku tidak mau kau pergi dariku. Aku..."
Seulgi memeluk Chanyeol, "Chanyeol, aku tahu kau menyukaiku sejak lama, tapi hal yang kau lakukan itu tidak benar. Ketika kau mencintai seseorang, maka kau akan bahagia melihatnya bahagia. Meskipun kau tidak bisa bersamanya. Itulah yang dinamakan cinta. Bukan begini caranya"
Tubuh Chanyeol melemas. Seulgi benar. Cinta memang tak harus memiliki. Ia tidak bisa memaksakan kehendaknya jika Tuhan tidak merestuinya.
Chanyeol tersadar.
"Maafkan aku, Seulgi. Aku menyesal melakukan ini. Maafkan aku", tangis Chanyeol semakin menjadi-jadi.
Seulgi melepas pelukannya, "Aku akan memaafkanmu jika kau berjanji tidak akan melakukan itu lagi"
Chanyeol mengangguk cepat, "Iya, aku janji"
Seulgi tersenyum lega. Kini, ia sudah menyelesaikan masalahnya. Hal yang akan ia lakukan selanjutnya adalah memberitahu Jimin apa yang sebenarnya terjadi.
to be continued
Dikit lagi selesai ayeyy, yuk vote nya:3
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Never Forget You | seulmin
Fanfic[COMPLETED] +bahasa baku. Kenangan masa kecilnya dengan Jimin begitu indah hingga Seulgi tidak pernah melupakannya. Akan tetapi, Seulgi tiba-tiba saja pergi dari hidup Jimin. Ketika beranjak dewasa, mereka bertemu lagi. Namun tak saling mengenali. ...