06

40 2 1
                                    

Setelah percakapan singkat itu, para siswa kembali masuk kelas dan belajar kembali. Berbeda dengan geng of bully yang dipanggil ke ruangan kepala sekolah karena masalah di kantin tadi.

Pukul 13.30 bel pulang pun berbunyi seakan memerintahkan seluruh warga sekolah untuk pulang ke istana masing-masing.

"Saya main ke rumah kamu ya ta. Ada Rama kan?" ujar kw Krisna

"Ayo ka,sahabat-sahabat aku juga mau pada main kerumah ko" ujarku

"Ta bareng aku?" tanya Dwi

"Tania sama gue" ujar ka Rei

"Ka Rey,ga boleh dingin kalo ngobrol sama wi" ujar Dwi manja

"Sumpah gue jijik dengar lo kek gitu" ujar Rey dengan mimik jijik dan bergidik ngeri

"Yaudah yu,pulang" ujar ka Rey.

Sesampainua dirumah kami semuapun memulai movie marathon dan dilanjut dengan karokean. Pukul 19.00 mereka semua pulang menyisakan tiga saudara yang mulai membagi rasa rindu dan cerita saat mereka berjauhan.

Keesokan harinya,sekolah libur dikarenakan ada rapat guru,dan komite sekolah. Hari itu aku dan sahabatku memutuskan untuk nonton di bioskop bareng,tak lupa ka Putra, ka Raja, ka Rama,dan ka Rey mengawal ku dan sahabat. Ka Krisna,ka Agam,Salma dan  ka Sinta pun ikut bersama mereka. Salma itu adiknya ka Agam.

"De hari ini mau nonton apa?" ujar Putra kaka ketiga ku

"Kayanya London Love Story 2 deh ka,kalo masih ada di bioskop sih" ujarku seraya terkekeh.

"Dear Nathan aja de,kakak penasaran" ujar Raja kaka keduaku

"Ah mending juga conjuring 2" ujar ka Rey dengan santainya

"Lo bule bego!" ujar ka Rama

"Itu film udah taun kemaren kali iat!" teriak ka Raja kesal.

"Hehe canda aja napa si" ujar ka Rey seraya mengacungkan dua jarinya membentuk ✌

"Kalo bukan kembaran gue,udah gue jadiin Rey guling tau ga?" ujar ka Rama

"Tapi gue ganteng ga kaya lo budug" ujar  ka Rey

"Tapi mantan bahagia?" ujar ku

"Dasar gagal move on dari si Giiiiiiiiiiii siapa sih lupa?" ujar ka Rey

Samar-samar terdengar suara klakson mobil yang diyakini sahabat mereka. Ka Raja dengan sigap mengeluarkan mobil fortunernya dari garasi,dan empat orang sisanya siap-siap dan ada yang membuka kan gerbang rumah Tania.

Kami pun konvoi empat mobil menuju mall yang berada di pusat kota Bandung. Di karena kan hari itu adalah weekday jadi jalan tidak terlalu macet. Tak memakan banyak waktu kamipun sampai di Citylink.

"Bioskop yuuu" ujar Mei

"Belanja dulu" ujar Fatimah

"Game zone dulu" ujar Dwi dan Nandi

"Makan dulu" ujar Tania

"Udah lah Nonton" ujar ka Rama

Dan akhirnya kami pun menyepakati untuk nonton terlebih dahulu. Setelah nonton kami belanja,main di gamezone dan terakhir kami menuju food court dilantai atas.

"Kalian mencar aja nyari makannya biar cepet makan" ujar ka Agam.
Kami pun mencari makanam yang diinginkan. Lalu memilih tempat diluar untuk menikmati makanan dan pemandangan kota Bandung. Kami menikmati makanan masing-masing sambil sesekali bercanda tawa.

"Tania?" ujar seorang remaja lelaki.

Sontak semua yang berada di meja tersebut menoleh kearah si pemilik suara. Lelaki tinggi, putih berhidung mancung dan berkacamata.

"Ngapain lagi lo?" Ujar Raja dingin

"Kalo mau bikin anak orang sakit hati mending lo mampus aja!" ujar Putra dengan tak kalah dingin

"Mau apa lagi? Bikin ade gue nangis? Mau gue gorok?" ujar Rama dingin dan mengintimidasi.

"Gue cuma mau bicara sama Tania,berdua tanpa lo semua. Gue sadar gue salah,maaf cuma 1 kata yang bisa gue ucapin buat kalian Maaf. Maaf gue tulus karena gue sadar" ujarnya "gue pinjem Tania,10 menit galebih" ujarnya seraya menarik tanganku dan menjauh dari mereka. Lelaki itu tak menunggu jawaban dari keempat kakakku.

Setibanya mereka di rooftop mall,lelaki itu memeluk ku erat sangat erat.

"Gi" panggilku.
"Biarin gini dulu,sebentar aja" ujar sang lelaki
"Kita gaboleh ngelewatin batasan agama gi" ujar ku. Lelaki itupun melepaskan pelukannya terhadap aku.
"Maaf ta,maaf banget maaf dulu gue ninggalin lo gitu aja. Tanpa kabar,bahkan terkesan ngebuang. Gue gapunya maksud buat ngejauhin lo bahkan sampe ninggalin lo gitu aja. Gue salah gue udah ngebuang sebuah berlian di tumpukan permata. Maaf maaf banget maaf maaf Ta" ujar sang lelaki
"Gi,aku udah maafin kamu ko bahkan dari setaun yang lalu. Aku juga udah lupain semua tentang aku dan kamu,karena semenjak kamu ngebuang aku disitu lah aku berpikir bahwa aku udah gaada artinya di hidup kamu. Aku juga mikir kalo diluar sana banyak yang lebih baik buat kamu,jadi aku sadar aku gapantes buat ngarepin seseorang yang udah ngebuang aku" ujar ku terkesan datar dan acuh.
"Aku juga sadar ta,aku salah aku udah ngebuang kamu. Jadi mulai sekarang aku mau kita memperbaiki hubungan kita kaya dulu,pas pertama pacaran" ujar sang lelaki
"Ergi,maaf ya semenjak kamu ngebuang aku disitu lah kata KITA berubah jadi AKU dan KAMU gaada KITA lagi diantara Tania dan Ergi. Karena mulai saat kamu ngebuang aku disitulah kita PUTUS" ujar ku,dengan banyak penekanan di setiap kata.
"Tapi ta,belum ada kata putus yang beneran nandain kita putus" ujar Ergi tak mau kalah
"OKE. MULAI. SEKARANG. AKU. SAMA. KAMU. GAADA. HUBUNGAN. LAGI. ALIAS. PUTUS" ujar ku dengan penuh penekanan lagi.

Taniapun pergi meninggalkan Ergi yang mematung mendengar perkataan Tania.

Kenapa ganti judul?
Karena saya sadar disini saya banyak nyeritain tentang si Tania. Bahkan terkesan semuanya untuk seorang Tania,tidak ada cerita tentang sahabatnya ini khusus untuk seseorang yang saya anggap sebagai Tania. Memang diambil dari nama saya,tapi tidak dengan kepribadiannya.maka dari itu saya mengganti jadi "KISAH SEORANG TANIA" karena ini akan menjadi sebuah cerita perjalanan hidup seorang Tania.

Mau minta Vermont nya hehe,silahkan kritik saya mau mendapat kritikan karena semuanya untuk kebaikan saya dan cara penulisan saya dimasa mendatang hehe.

Banjaran,29 Maret 2017
21.35

Tania Dan IngatannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang