Aku sampai di depan kelasku dan saat itu pula murid-murid yang sedang berada di depan kelasnya memperhatikan aku dan kak Ridwan. Tangan Kak Ridwan masih setia menggenggam lenganku.
"Kak,sampai" ujarku
"Eh,iya masuk gih!" Ujar ka Ridwan
"Tangan aku ka"
"Eh,hehe maaf. Belajar ya yang bener" ujar nya seraya mencubit pipiku. "saya dikelas XI-IPA3 kalo kangen ke kelas aja ya hehe" ujarnya seraya terkekeh dan berlalu.
Aku menatap dia yang telah memunggungi diriku dan kebingunganku. Ah entah aku yang terlalu percaya diri atau memang bener aku merasakan bahwa sebenarnya ia menyukaiku.
Drrrt
Drrrt
Handphone ku bergetar menandakan pesan masuk. Entah mengapa hari ini aku sangat ingin membawa ponselku ke sekolah.
Ka.Krisna
Pulang sekolah nanti bareng saya,saya udah bilang sama Tama dan Rama.
Tania
Iya ka.Aku memasuki kelas dengan diikuti tatapan dari para cabe penggilingan. Aku segera duduk dan di serbu ribuan pertanyaan beruntun dari empat ciwi-ciwi cantikku. Ah lebay sekali aku ini.
"Tania di ajak pulbar sama ka Krisna masa!!" teriak Dwi tiba-tiba
"handphone gue! Ish Ian lo mah ngeselin banget sumpah!!!!!" teriakku
"Hahahahah,Nan Kakak lo gercep yak" teriaknya lagi
"ah aing mahh" ujar Ku pasrah.
Dwi mengembalikan hp ku. Ia berlari keluar mungkin ke kantin,toilet,atau apalah terserah dia. Di susul oleh Nandi yang merasa malas mendengarkan celotehan gosip ria dari para kaum hawa.
"seriusan lo pulbar ama ka Krisna?" tanya Meisya,sebenarnya mereka bukan bertanya namun mengintimidasi ku.
"heem"
"jalan dulu?"
"lari"
"nonton?"
"demus!"
"makan?"
"minum!"
"naik apaan?"
"pesawat"
"serius ta-i ish!"
"hahahahhahahahah,kalian semua kaya yang gatau gue hahahahahaha" ujarku seraya tertawa. Dan memang tertawaanku sangat krik.
"pastinya langsung pulang lah kan takut ka Ridwannya marah" ujar Fatimah tiba-tiba
"gimana Fati"
"Enggaa hehe"
"lagiankan Ta sama dia ga pacaran!" ucapku sedikit cepat
"bukan engga tapi belum barbie" ujar seseorang yang ku yakini bukan Dwi ataupun Nandi.
"ka Ridwan tuh cieee" ujar Meisya meledek
"ada ka Rama tuh!!" ujarku membalas apa yang telah Meisya katakan
"ish gue bekel" ujarnya lagi
"setupperware bedua hahahahah" ujar Reni dan Pita seraya tertawa
"saya pinjem Tania sebentar" ujar ka Ridwan
"gausah di balikin ka bawa pulang aja,saya ikhlas ka" ujar Meisya mendramatisir
"dasar dramakuin. Awas aja kalo lo tiba-tiba ngechat 'gue kangen lo cepet sekolah dong,gue males duduk sendiri apalagi ada si Rayyan'" ujarku seraya meledek
"jangan dibawa pulang wan,itu ade gue!!!" teriak ka Tama dari ambang pintu
"iya, engga Tam" jawabnya.
Ia menarikku kekantin. Kami berprilaku normal dengan memesan makanan lalu duduk ddi bangku yang kosong. Saat kami makan tiba-tiba ia bertanya.
"mau pacaran gak?" tanyanya
Aku bingung dong? Kenapa dia tiba-tiba nanya gitu coba?
"kalo belum bisa sekarang,kasih aku waktu 2bulan buat deketin kamu. Aku janji pasti bisa bikin kamu nginget sama aku walaupun sedikit" katanya.
"iya aku kasih kaka waktu 2bulan galebih!" ujarku.
"berarti nanti november tanggal 29 kita buktiin oke?"
"iya ka"
"yaudah makan yang banyak. Siapin diri buat pdkt sama aku hehe"
"huuuuuu dasar kakak!"
Setelah selesai makan kami bsrgegas menuju kelas masing-masing. Namun,ia mengantarkan ku ke kelas terlebih dahulu.
4jam pelajaran terlewati sudah. Kini saatnya pulang.
Drrrtt
Drrrttt
Ka.Krisna
Saya tunggu di sebrang sekolahTania
OkeAku bergegas menuju ke sana,dengan tergesa-gesa aku berjalan. Hingga beberapa kali aku menabrak orang-orang yang berlalu lalang di koridor.
Sekarang aku sudah berada di dalam mobilnya. Hanya berdua dan sunyi.
Drrrtt
Drrrtt
+6285273++++22
Hai,kamu dimana? Mau pulang bareng ga?
-Ridwan Gani Muhammad calon imam kamuTania
Aku pulang bareng ka Krisna kayanya pulang bareng kakaknya besok deh hehe.
Tiba-tiba calon imam,khitbah dulu baru bisa di sebut calon imam.Ka Ridwan
Oke saya khitbah kamu hari minggu ini.Tania
2bulan lagi kakakkkk!!!!Ka Ridwan
Yaudah take care ya kamu!
Tania
Kakak juga!Pendek syekaliiii aaahh
Banjaran,16 Mei 2017
05:38
KAMU SEDANG MEMBACA
Tania Dan Ingatannya
RandomSebuah ingatanku yang telah hilang itu ternyata ia yang ku tunggu. Sebuah ingatan yang telah hilang ini ternyata berisikan seluruh tentang dia.