BAB 11

9.9K 350 4
                                    

Hey jangan lupa vote+coment ya biar gua juga lebih semangat ngelanjutinnya😘 tambah bab harusnya tambah juga vomentnya dungs😁 jangan jadi robot kayak Max ya kejam bin sadis 😂

Sorry for typo

Seseorang memasuki ruangan Max dengan wajah kesal.

Seseorang itu tak lain ialah Eve, wanita itu sangatlah kesal dan marah sekarang.
Dengan langkah cepat dia menghampiri meja Max.

"Apa sekarang aku berganti profesi jadi pembantu mu" ucap Eve kesal dengan menghempaskan berkas yang sedari ia pegang di Meja Max.

"Demi tuhan Max, kenapa kau tidak membiarkan ku istirahat, kau tahu apa yang kau lakukan semalam dan sekarang kau malah menyuruhku datang kesini membawa berkas sialan ini" ucap Eve dengan menatap bengis Max.

"Memangnya apa yang aku lakukan semalam sayang?" ucap Max memandang Eve dengan seringainya.

"K-kau memperkosaku" ucap Eve sedikit berteriak.

"Apa? Aku memperkosa mu? Yang benar saja Eve, semalam kaulah yang sangat ganas, apa kau tidak sadar kau sudah membuat berbagai tanda di tubuhku, kau mencakar dan menggitku" ucap Max terkekeh pelan.

"T-tidak mungkin aku seperti itu, kau berbohong aku bahkan tidak mengingatnya" ucap Eve sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apakah mungkin aku melakukan itu, isshh jika itu benar, ini benar-benar memalukan" batin Eve.

"Kenapa wajahmu memerah sayang? Kau sudah mengingatnya?" ucap Max menatap Eve dengan terkekeh geli.

Max menyukai ekspresi Eve saat sedang malu ataupun saat kesal, menurut Max itu sangat lucu, melihat Eve bertemu merah saat ia sedang malu ataupun saat Eve mengerucutkan bibirnya saat ia kesal.

"Sudahlah aku akan pergi jika kau terus membicarakan itu" ucap Eve sambil berjalan menuju pintu.

Sebelum Eve beranjak berjalan Max langsung memegang tangan Eve.

"C'mon Eve jangan bersikap kekanak-kanakan sayang" ucap Max dengan mengerlingkan sebelah matanya.

"Kurasa kau sedang sakit Max, apakah matamu kemasukan serangga" ucap Eve menatap sinis Max.

"Aku ingin kau memasakkan sesuatu untuk ku, jadi cepatlah pulang dan buatkan aku sesuatu yang enak" ucap Max datar.

"Kau aneh, tadi sikapmu seperti anak-anak dan sekarang sudah berubah menjadi robot" gerutu Eve dengan berjalan ke arah pintu.

Max menatap punggung Eve yang sudah hilang dibalik pintu itu dengan senyum tipis diwajahnya.

"Dia benar-benar membuatku gila, dia sangat menggemaskan dan sekarang aku sudah menginginkannya lagi" batin Max dengan menggelengkan kepalanya mengusir bayangan Eve dari pikirannya.

Sedangkan Eve yang sudah sampai di rumah Max masih sangat kesal akibat kelakuan kekanak-kanakan Max.

"Dia benar-benar memanfaatkan ku dengan baik, sekarang bahkan dia menjadikan ku sebagai pelayanannya, aku akan memberi dia racun agar benar-benar berhenti mengganguku" ucap Eve masih mengomel.

Ketika Eve mulai mempersiapkan bahan makanan seseorang pelayan datang membawa sebuah telepon rumah.

"Nona ini ada sebuah panggilan untuk nona" ucap pelayan itu.

"Dari siapa?" tanya Eve dengan kening berkerut.

"Dari tuan Max nona" balas pelayan itu.

"Ada apa lagi pria gila itu menghubungiku" batin Eve.

The Devil Is My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang