BAB 4

11.3K 459 0
                                    

Jangan lupa vote+coment ya😘 gua terima kritik dan saran 😁
Follow gua juga bagi yang mau aja nanti gua follback kok😁

Sorry for typo


Eve terbangun karena terkena cahaya matahari pagi yang menembus dibalik dinding kaca kamar itu.

"Aku kira tidak ada yang lebih buruk dibandingkan menghabiskan waktu hidupku dengan si John, aku akan memilih diperbudak John daripada berada dikandang iblis seperti ini" ucap Eve.

Sebuah suara pintu terdengar dan itu mengalihkan pandangan Eve yang sejak tadi melihat jendela ke arah pintu itu.

"Apakah tidurmu nyenyak" ucap Max dengan menatap datar Eve.

"Apa yang kau inginkan dariku?" ucap Eve sinis.

"Apa kau tidak bertanya kenapa aku membawa mu kesini?" ucap Max.

"Aku mempunyai daftar pertanyaan untukmu dan sekarang aku ingin kau menjelaskan apa maksud semua ini?" ucap Eve masih datar.

"Pamanmu yang menjualmu kepadaku" ucap max masih menatap tajam Eve.

Seketika tubuh Eve menengang. Dia tahu pamannya adalah lelaki brengsek tapi dia tidak menyangka pamannya akan berbuat sekeji ini demi mendapatkan uang.

"John benar-benar lelaki biadap, apa masih kurang lelaki itu menghabiskan seluruh warisan kedua orangtua ku dan sekarang dia menjadikanku pelacur, ini benar-benar akhir bagiku terkurung di neraka dengan iblis ini" batin Eve sambil melihat tajam Max.

"Apa kau kira aku pelacur ha!!!" teriak Eve.

"Aku sudah membeli mu dan aku akan mencoba barang yang kubeli, aku tidak mau membuang uangku dengan sia-sia" ucap Max dengan seringainya.

Max sangat ingin menerkam gadis didepannya ini tapi dia tahu tidak semudah itu dia membawa Eve keranjangnya. Max tahu Eve sangat membencinya tapi Max akan menaklukkan Eve dengan cara apapun dan membuat Eve menyerahkan dirinya dengan suka rela.

"Aku tidak peduli denganmu, dan jangan pernah bermimpi kau akan bisa menyentuhku" ucap Eve dan langsung berlalu masuk ke kamar mandi.

Setelah Eve selesai membersihkan diri. Eve keluar dari kamar mandi dengan hati-hati, Eve hanya tidak ingin bertemu pria itu, bahkan Eve sampai sekarang masih belum tahu  siapa pria itu. 

"aku harus keluar dari sini bagaimanapun caranya" batin Eve.

Eve mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan mencari cara bagaimana bisa keluar dari sini.
Pintu sudah pasti terkunci dan satu-satunya pintu yang tidak terkunci yaitu pintu yang mengarah ke balkon. Eve pergi melihat keluar balkon dan melihat situasi diluar.
Kamar yang ditempati Eve berada dilantai dua.

"Aku tidak mungkin melompat dari atas sini, berpikirlah Eve" ucap eve masih menatap ke bawah balkon kamar itu.

Setelah beberapa menit berfikir, Eve mempunyai cara dan mungkin ini satu-satunya cara yang ada dan Eve harus mencobanya meskipun Eve sendiri juga tidak yakin apakah cara ini berhasil membuat dia lolos dari rumah ini.

"Aku harap selimut ini bisa sampai ke dahan pohon itu, aku hanya perlu turun kedahan pohon itu dan selanjutnya turun dari pohon dan setelah itu aku akan kabur melewati dinding itu" ucap Eve sambil melirik keluar balkon.

"Aku harap ini berhasil, aku harus cepat, karena kalau ketahuan aku pasti akan tamat" batin Eve.

Eve mulai melakukan aksinya untuk keluar dari kamar itu melewati balkon dia mulai mekikatkan selimut yang dia bawa dari kamar itu di pagar balkon dan mengahrahkannya ke dahan pohon yang ada di bawah balkon itu.

"God semoga aku tidak jatuh kalaupun jatuh semoga saja aku tidak patah tulang"ucap eve sambil melihat kebawah.

Setelah Eve sudah hampir mencapai kakinya ke dahan, Eve mendengar suara yang memanggil namanya dari atas balkon.

"Oh god kurasa aku benar-benar sudah ketahuan sekarang" batin eve sambil mempercepat turun dari selimut itu dan menuju dahan.

Max yang tidak melihat Eve di kamarnya mulai menyuruh pengawal untuk mencari di seluruh penjuru rumah.

"Gadis itu benar-benar ingin bermain dengan ku" ucap max.

Max menyadari pintu balkon terbuka dan max melihat ada sebuah selimut terikat ke bawa pagar balkon itu.
Max berjalan ke balkon dan melihat kebawah, dia menemukan gadis itu masih berdiri di dahan pohon.

"Hey apa yang kau lakukan disana, apa kau mau mati" teriak max menatap eve dengan rahang mengeras.

Sedangkan Eve dibawah sana tidak peduli akan teriakan Max yang dia pikirkan sekarang adalah turun dari dahan pohon ini, Eve tidak tahu kalau ternyata dahan pohon ini sudah rapuh, apabila dia bergerak akan menimbulkan suara retakan, dan itu membuat Eve takut akan melangkah.

"Sialan aku benar-benar akan terjatuh jika salah melangkah, aku tidak tahu jika dahan ini sudah sangat rapuh, aku akan tamat sekarang pria itu sudah menemukanku, aku juga tidak mau mati konyol karena terjatuh dari pohon, biarlah aku tertangkap sekarang dari pada terkena patah tulang" batin Eve sambil melihat sekeliling.

Max dan pengawalnya sudah ada dibawa pohon tempat Eve berdiri sedari tadi.

"Wanita itu benar-benar keras kepala, dia mencoba kabur dengan cara konyol begini dan karena ketidak berhasilannya sekarang dia membuatku harus membantunya dari aksi konyolnya itu" batin Max sambil menatap Eve dari bawah pohon.

Beberapa menit berlalu dan Eve sudah terselamatkan.

"Bawah dia ke ruanganku dan borgol dia di samping tempat tidur" ucap Max datar pada jack.

"Hey apa kau kira aku tahan kau mau memborgolku, kau memang pria paling brengsek yang pernah aku temui, kau benar-benar pria kejam" teriak Eve didepan Max.

Max hanya menatap tajam Eve dan kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telinga Eve.

"Kau sudah membuat keributan dan menyusahkan ku dengan aksi konyolmu ini, kau akan mendapatkan hukuman karena telah bermain-main denganku" bisik Max di telinga Eve.

Eve hanya menatap tajam Max dan setelah itu dia sudah ditarik oleh para pengawal.

Max hanya menatap datar Eve yang telah pergi dengan para pengawalnya, dan sekarang Max harus pergi juga menyelesaikan urusannya yang telah tertunda akibat kebodohan yang Eve lakukan tadi.


The Devil Is My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang