BAB 8

11.1K 381 4
                                    

Hey guys jangan lupa tinggalkan jejak vote+coment ya😘

Sorry for typo

W corp salah satu perusahaan besar yang bisa mencakup pasar Asia dan Eropa.
Cabang perusahaannya banyak tersebar di penjuru dunia. Dibalik kejayaan W corp pasti ada seseorang yang sangat hebat yang  bisa mempertahankan kejayaan itu.
Direktur muda yang berbakat, jenius, dan disegani semua orang tapi dia mempunyai sisi gelap dalam dirinya, sifatnya yang dingin dan otoriter, bahkan dia tidak segan menghabisi setiap orang yang menjadi pengganggu dalam rencananya.
Dia Max Waetford Wiliam direktur serta pewaris tunggal W corp.

"AKU MEMBAYAR KALIAN BUKAN UNTUK BERMAIN-MAIN" teriak Max pada para bawahannya.

"Dalam 2 minggu ini jika kalian tidak menemukan bajingan itu, aku pastikan kalian akan hancur" ucap Max datar dengan menatap mereka tajam.

Max keluar dari kantornya, dia butuh menyegarkan pikirannya, dia pulang ke rumahnya dengan wajah lelah.

Ketika Max akan menaiki tangga menuju kamarnya, Max mendengar suara seseorang sedang bernyanyi. Max memejamkan mata dan mempertajam telinganya.
Suara itu begitu lembut dan sangat indah, suara nyanyian itu sangat menenangkan.
Max tahu itu bukan lah seseorang pelayan yang sedang menyanyi, selama ini tidak ada suara nyanyian dirumah Max, rumah Max begitu dingin, dan jika sekarang terdengar suara nyanyian yang sangat merdu Max tahu siapa seseorang yang mempunyai suara lembut itu.

"Suara yang bagus" Ucap Max datar dengan menatap Eve.

Eve menoleh kaget ketika mendengar suara berat itu.

"Kau mengagetkan ku Max" ucap Eve kesal.

"Bisakah kau bernyanyi lagi" pinta Max masih dengan ekspresi dinginnya.

"Kau terlihat sangat buruk" ucap Eve dengan mengamati Max.

"Kau benar, jadi bisakah kau menyanyikan satu lagu agar membuat keadaanku membaik Eve" ucap Max sambil berjalan ke arah Eve.

"Baiklah, hari ini aku tidak ingin berdebat denganmu jadi aku akan mengabulkan permintaanmu" ucap Max dengan menatap mata tajam Max.

Setelah mengatakan itu, Eve mengalihkan pandangannya ke arah langit yang menyajikan warna biru itu.
Eve menarik nafas dan setelahnya Eve mulai bersenandung lembut, sedangkan Max menatap Eve tajam tapi ketika Eve mulai bernyanyi, Max mulai menutup matanya.

Max terlihat begitu tenang mendengarkan suara lembut Eve. Bahkan dia tidak sadar ketika Eve sudah mulai berhenti bernyanyi, Max masih menutup matanya seolah nyanyian itu masih terdengar nyaring di telinganya.

"Ku rasa kau benar-benar harus istirahat Max" ucap Eve menatap Max yang masih sedang menutup matanya.

Mata Max perlahan terbuka. Max menatap wajah Eve.

"Apa kau mengkhawatirkanku" ucap Max.

"T-tidak aku hanya merasa kasihan padamu" balas Eve cepat dengan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Aku tahu kau mengkhawatirkan ku Eve" ucap Max memandang tajam Eve dan dengan perlahan melangkah kedepan Eve.

Sekarang mereka berdiri berhadapan. Max mengamati wajah Eve yang sedang berpaling darinya. Max tahu Eve sedang malu. Rona merah di wajahnya sangat lah jelas.
Max memegang dagu Eve dan mengarahkan wajah Eve untuk menatapnya.

"Apa kau sangat membenciku hingga tidak mau melihatku" ucap Max.

Eve menatap mata tajam Max, kemudian Eve mulai mengamati wajah Max, mulai dari mata tajam dan dingin itu, rahang yang kokoh, hidung yang mancung dan bibir sexy itu, sedetik kemudian wajah Eve terlihat merona. Dia malu karena sempat mengamati dan bahkan terpesona dengan ketampanan Max.

The Devil Is My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang