Bab 15

9K 364 19
                                    

Hey hey maap ye baru bisa up sekarang🙏 masalahnya kenapa baru bisa up adalah gara-gara kuota😂 jangan lupa vote+coment+kritik+saran kalau mau tahu apa yang dilihat Max.

BRAK

Suara benturan keras terdengar nyaring di dalam kamar itu. Mata tajam itu berkilat marah menatap wanita di hadapannya yang sedari tadi sudah terisak. Tak kenal rasa kasihan berkali-kali dipukul dan dilemparnya tubuh sang wanita di atas ranjang.

"KAU WANITA JALANG"
Sebuah tamparan mendarat ke pipi Eve.

Wanita itu adalah Evelyn sedangkan pria yang ada di hadapannya adlah Max.

"KAU HARUSNYA BERTERIMA KASIH PADA KU, APA KAU PIKIR KAU BISA MENGHAKIMI KU HA!" suara Max menggelegar di dalam kamar.

Eve mulai merasakan rasa sakit dan perih di sekujur tubuhnya. Eve hanya menatap sayu Max yang sedari tadi tak henti-henti untuk menyiksanya.

Setiap pukulan dan tamparan sudah mendarat di sekujur tubuh Eve.

"APA SALAH KU? KENAPA KAU TIDAK MEMBUNUH KU SAJA BAJINGAN!" Eve berteriak histeris dengan masih menahan rasa sakitnya.

"Kau bertanya apa salah mu!" ucap Max dengan datar dan masih menatap dingin Eve.

"aku tidak akan pernah membunuh mu, sebelum aku benar-benar puas memakai mu" ucap Max menatap tajam Eve.

Mata tajam Max meneliti setiap tubuh Eve.
Keadaan Eve sangat mengenaskan akibat ulah nya tetapi Max tidak peduli itu karena menurutnya Eve memang pantas mendapatkan itu.

Sedangkan Eve menatap balik ke arah mata tajam Max, Eve bias melihat kilatan amarah bercampur gairah di mata itu.

Ketika Eve akan membuka mulutnya, tiba-tiba sesuatu membungkap bibirnya dan berusaha menyusup masuk di dalamnya. Ciuman Max begitu kasar dan terburu-buru seolah bibir Eve akan segera menghilang.

Max terus menjelajahi setiap sudut bibir Eve, lidahnya mengabsen seluruh gigi Eve, Max mencoba menggoda lidah Eve untuk ikut ke dalam permainannya.

Tangan-tangan Max sudah mulai menyusup ke dalam pakaian yang digunakan Eve, ia berusaha mencari sesuatu yang ia rindukan.

Sejak pertama kali Max menyentuh Eve, Max memang tidak pernah bernafsu kepada wanita lain yang ia inginkan adalah Eve dan sekarang saat keinginannya terkabul dia tidak akan pernah menyia-nyiakannya.

Max melepaskan pautannya dari bibir Eve dan mulai mengecup lembut setiap inci wajah Eve, mulai dari kening, mata, hidung dan sekarang dia tengah menjelajahi leher putih Eve yang sedari tadi tampak menggoda. Sedangkan Eve sudah sangat lelah akan perlakuan Max meskipun tak dipungkiri jika tubuh nya sangat menginginkan sentuhan dari Max.

ketika bagian tubuhnya tersentuh dengan tangan Max tubuhnya bergetas seakan tersengat aliran listrik. Pikiran Eve sedari tadi menyuruhnya untuk diam dan tidak merespon apapun yang Max lakukan tetapi tubuh Eve tidak bisa di ajak berkompromi, tubuhnya seakan keagihan dengan sentuhan kasar Max. antara rasa sakit dan rasa nikmat semua itu Eve rasakan sekarang.

"sakali jalang akan terus menjadi jalang" bisik Max di telinga Eve.

"AGGHRR"

Suara jeritan Eve mnggema di setiap penjuru kamar.

Max sudah menerobos masuk ke dalam inti Eve dengan paksa, meskipun ini bukan lah pertama kali bagi Eve tetapi ini terasa sangat sakit dan perih ketika Eve merasakan benda asing berada di tubuhnya.

Isakan Eve tak di hiraukan dan Max terus menerus melakukan kegiatan itu, dia sudah tidak peduli dengan wanita yang ada di bawah sedang menahan sakit dan perih akibat kelakuannya.
Ketika Max sudah sudah mencapai puncaknya, Max memeluk erat tubuh Eve dan membenamkan wajahnya diantara leher Eve.

Mereka sama-sama lelah, Max memutuskan berbaring di sebelah tubuh Eve, Max sudah sangat lelah dan langsung tertidur tanpa menghiraukan wanita di sebelahnya.
Sedangkan Eve mulai berusaha bangun dari ranjang, dengan susah payah dia berjalan ke arah kamar mandi dengan menahan rasa nyeri yang teramat sakit di sekujur tubuhnya.

Ketika ia sudah mencapai pintu kamar mandi, Eve segera masuk dan langsung mengunci pintu kamar mandinya.

Dia melihat ke arah cermin kamar mandi yang sudah menampakkan seorang wanita dengan keadaan yang sangat mengenaskan.

Dengan rambut yang sangat berantakan, mata merah dan bengkak, pipi yang tampak berwana biru bukan hanya pipinya yang berwarna biru tetapi sekujur tubuhnya Nampak berhias warna biru dan merah, terlihat pula sedikit darah di tengah bibirnya.

"kenapa dia tidak membunuhku saja" ucap Eve dengan menatap nanar cermin yang ada di hadapannya.

"apa aku harus membunuh diriku sendiri agar terbebas dari neraka ini" Eve berucap lirih berharap setiap ucapannya di dengar dan di kabulkan.

Tubuh Eve bergetar akibat tangisannya yang tak kunjung berhenti

"aku ingin keluar dari sini, aku ingin terbebas dari iblis itu"

"KENAPA KAU MENYIKSA KU SEPERTI INI" teriakan Eve menggema di dalam kamar mandi.

Tubuh Eve meluruh di atas lantai dingin kamar mandi. Eve terisak sambil memukul-mukul tubuhnya dan berharap semua bekas-bekas itu hilang, bahkan dia berharap semua ini adalah sebagian dari mimpi buruknya.

"aku lelah" ucap Eve lirih dan matanya muai terpejam. Eve tidak merasakan dinginnya lantai kamar mandi yang ia pedulikan saat ini adalah dia ingin beristirahat dari segala macam masalahnya.

Mata hari mulai memasuki cela-cela jendela kamar itu.
Seseorang sedang berusaha membuka matanya dan mulai melihat keadaan di sekitarnya.

Bayangan yang ia lakukan tadi malam membuat Max sedikit menyesal, Max tidak melihat Eve di ranjang dan di dalam kamar itu. Ketika mata Max tertuju di sebuah pintu kamar mandi yang tertutup.

"EVE APA KAU DI DALAM?" teriak Max di depan pintu kamar mandi.

"EVE KELUAR LAH"

Max mulai merasa cemas karena tak kunjung mendengar suara Eve dari dalam.

Max mencoba menggedor-gedor pintu itu dengan keras berharap seseorang muncul dari dalamnya.

"EVE BUKA PINTUNYA"

"AKU AKAN MENGHANCURKAN PINTU SIALAN INI JIKA KAU TIDAK MEMBUKANYA"

Tak kunjung mendapat jawaban Max mulai berusaha membuka pintu itu secara paksa. Dan ketika pintu itu sudah terbuka.

DEGH

Jantung max seakan berhenti berdetak karena melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

The Devil Is My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang