Memang tidak mengherankan bahwa pedang berdarah adalah sebuah benda keramat yang dapat menyedot hati manusia, meskipun tahu berbahaya tapi mereka ingin untuk memilikinya, begitulah setelah saling merasa curiga, kuatir dan bimbang, akhirnya pandangan semua mata tertuju lagi kearah buntalan kain di atas tanah itu.
Para tokoh silat yang berada ditengah gelanggang itu rata2 adalah gembong penjahat yang kejam dan telengas, siapa berani turun tangan lebih dulu pasti lawan2nya akan serentak menyerang menamatkan jiwanya, oleh karena itu, beberapa saat itu suasana menjadi agak tenang, dan semua orang mengambil sikap untuk menonton saja sementara. Tahu2 seorang tua baju kuning dengan langkah tenang dan tetap berjalan memasuki gelanggang dan langsung menghampiri kearah Tjiu ou tjiu Tjong Lun berempat, di hadapan mereka ia hentikan langkahnya, orang tua baju kuning ini bukan lain adalah siorang tua yang sembunyi diatas pohon disamping Go Bing dan orang berkedok it. Jubah panjang didepan dadanya tersulam bunga bwe besar, jelas menunjukkan kedudukannya.
Pertama2 In Hong Lokoay berseru kejut lalu serunya, "eh, sungguh diluar dugaan bahwa It tjiang toan hun (sekali pukul menamatkan nyawa) Tjiu Eng lian kiranya juga sudah menjadi anggota Bwe hwa hwe?"
It tjiang toan hun menyahut dingin, "memangnya kenapa, apa tidak boleh?"
In Hong Lokoay menjengek hina, katanya, "Setiap orang mempunyai cita2nya sendiri, ah buat apa aku banyak mulut!"
Kedua mata It tjiang toan hun berkilat menyapu pandang keseluruh gelanggang, serunya lantang, " buntalan kain ini menurut perintah ketua kami harus dilindungi dan diantar kemarkas besar, apa didalamnya adalah pedang berdarah atau bukan, cayhe sendiripun tidak mengetahui, kini kupersilahkan para hadirin sekalian berpikir2 dulu sebelum bertindak, jikalau kalian mendengar nasehat berharga dari simaling tua tadi dan tidak turun memperebutkan buntalan ini lagi, biarlah aku mewakili perkumpulan kami menyatakan banyak terima kasih, atau sebaliknya cayhe sedang tugas menurut perintah, terpaksa aku harus melayani setiap kehdank kalian beramai."
Keadaan dalam gelanggang menjadi hening lelap.
Dengan penuh keharuan Go Bing berkata keapda siorang berkedok, "bukankah buntalan kain itu adalah benda yang dititipkan kepada Siang Sian hun dari siorang tua yang hampir mati itu hingga menyebakan kematian Siang Siau moay dan Li bun siang?"
"Benar!"
"Jadi sipembunuh adalah orang dari Bwe hoa bwe?"
"Belum tentu, ucapaan Tou sing to gwat Si Ban tjwan tadi harus diperhatikan, mungkin ada udang dibalik batu!"
"Aku ingin mengambil buntalan kain itu untuk mengejar sipembunuh itu, kalau barang itu sudah berada ditangan kita tidak perlu disangsikan pasti sipembunuh itu akan muncul sendiri?"
"Saudara kecil, apa kau benar2 hendak turut campur?"
"Aku pernah berjanji dihadapan nona Siang untuk menyelidiki jejak sipembunuh itu, apalagi aku sudah bersumpah hendak membunuh manusia durjana yang menggunakan racun tanpa bayangan itu, pada hakekatnya tujuan utamaku bukan melulu merebut Pedang berdarah ini."
"Saudara kecil apa kau ada pegangan untuk dapat merebut barang itu?"
"Akan kucoba sekuat tenagaku", sahut Go Bing.
"Mereka adalah gembong2 besar yang berkepandaian tinggi, kau akan menjadi sasaran empuk bagi mereka!"
"Aku tidak peduli akan hal itu."
Pada saat itulah sebuah bayangan kecil lenjir melayang tiba dari tengah udara, setelah jumpalitan tiga kali terus melayang dengan entengnya memasuki gelanggang. Pertunjukan ilmu ringan tubuh yang mengejutkan ini membuat semua hadirin tergetar kesima. Orang yang berputar ditengah udara dan hingga ditanah ini ternyata adalah seorang gadis yang cantik molek menggiurkan mengenakan baju serba putih.
![](https://img.wattpad.com/cover/104282666-288-k820261.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pedang Darah Bunga Iblis
AksiBayi yang masih berumur 3 bulan ditusuk ulu hatinya dengan pisau/cundrik oleh ibunya, dan buka cuma itu saja ia kemudian dilemparkan ke jurang yang dalam oleh seseorang yang dikenal sebagai pendekar ternama. Tapi sungguh beruntung seorang tokoh sakt...