Bulan Merah

74 9 0
                                    

Malam itu suasana sangat dingin dengan diselimuti asap kabut yang sedikit tebal.
Ditemani cahaya bulan yang memancarkan cahayanya, cahaya yang kemerah-merahan.

Malam ini adalah malam dimana bulan merah muncul, bulan yang setiap 100tahun sekali menampakkan wujudnya yang menakutkan.

Malam yang ditakuti oleh semua bangsa serigala, malam yang sangat mencekam akan kelahiran sang penyelamat seperti yang telah diramalkan 1000 tahun yang lalu.

Suasana didesa juga sangat sepi tidak ada satu orangpun yang berani untuk beranjak dari rumah mereka seperti akan ada sesuatu yang terjadi jika mereka berani menampakkan diri.

Purnama Merah bagaikan sebuah tabuh bagi mereka bahkan hewan hewan malam yang selalu berkeliaran dan meramaikan eksotisnya malam bagaikan hewan yang bisu, seperti ada yang membungkam mereka secara paksa agar tidak ada yang berani bersuara dan menampakkan diri

Merusak kesakralan malam purnama merah sama saja dengan menyerahkan diri untuk mati.

Tapi berbeda dengan kali ini, malam purnama merah kali ini di iringi dengan jeritan dan rintihan seorang wanita.

Tidak jauh dari pusat desa tepatnya
diujung desa Rosmalerin desa para manusia serigala

terdengar suara jeritan yang menakutkan bahkan orang yang mendengarnya akan merasa merinding akan jeritan itu.

Waktu terus berputar dan malam semakin larut membuat suasana didesa itu semakin mencekam.

Jeritan sekali lagi terdengar, seperti ingin menunjukkan betapa sakit dan parahnya penderitaan yang dialami wanita itu.

Jeritan itu berasal dari rumah itu, rumah yang tidak terlalu megah namun tampak elegan dari luar
Rumah dengan warna abu-abu dan sedikit campuran warna merah itu tampak begitu klasik

Taman dengan berbagai macam bunga tertanam diluar bagaikan tambahan keindahan dari rumah itu.

Jeritan terdengar untuk yang ketiga kalinya, membuat rumah yang indah dan elegant itu berubah menjadi rumah yang menyeramkan dan menakutkan. Bahkan yang melewati rumah indah itu akan ketakutan dan mengira bahwa rumah itu adalah rumah hantu yang lam tidak berpenghuni.

Didalam rumah

Terdengar suara seorang laki-laki dan dua orang wanita. Tentu saja satu diantara dua wanita itu adalah wanita yang menjerit dengan memilukan tadi.

"Ayo Talia kau pasti kuat,bertahanlah sebentar lagi anak kita akan keluar" teriak seorang laki laki yang diketahui bernama Jors dari dalam rumah

Jors, dia adalah suami dari wanita yang bernama Talia
Ya...benar

Wanita itu yang sekarang sedang menjerit kesakitan

"Tahanlah sebentar lagi" ucap wanita paru baya yang ada disampingnya, ia mengenakan baju putih-putih ala dokter eh ralat dia memanglah seorang dokter khusus yang ada didesa Rosmalerine desa para manusia serigala.

Jors pov

"Dok apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Talia sejak tadi hanya menjerit kesakitan" ucapku aku sangat menghawatirkan istriku yang sedang kesakitan tanpa hentinya

Aku selalu berada disampingnya dan selalu setia menggenggam tangannya berharap mengurangi sakitnya, namun apa daya? aku hanya bisa menggenggam tangannya tanpa bisa melakukan apa-apa

"Tenanglah Jors aku juga sedang berusaha membantu bayimu agar cepat keluar" kata dokter itu

"Sampai kapan dok? Sampai kapan aku harus melihat istriku kesakitan" "aku sungguh tidak tega melihatnya" ujarku dan tak terasa bulir-bulir air jatuh dari kelopak mataku

Apa ini, aku menangis?
Ya aku menangis disampingnya bukan karena aku lemah ataupun cengeng tapi karena aku tidak bisa berbuat apa-apa ketika dia sedang kesakitan. Karena Aku juga tidak bisa menolongnya ataupun mengurangi sakit yang dia alami

"Jors" panggik dokter itu kepadaku tersirat kekhawatiran dimatanya

Ada apa ini? Apa yang akan terjadi?
"I...ya" jawabku terbata-bata karena aku tidak mau mendengarkan kabar buruk apapun

"Kau tau kan jika kehamilan Talia ini bukanlah kehamilan seperti biasanya"ucapnya aku hanya mematung dan tidak menjawabnya

" aku tau kau sudah tau akan hal ini" ucapnya lagi

"I...ya aa..ku memang su...dah tau" jawabku dengan ragu

Aku memang sudah tau jika kehamilan Talia ini aneh dan berbeda dengan wanita bangsa serigala lainnya yang sedang hamil

Jika wanita lainnya menginginkan hal-hal yang indah dan berbau perempuan tapi Talia malah sebaliknya dia menginginkan berburu rusa dihutan

Dan lagi saat usia kandungannya 5 bulan perutnya membesar seakan itu usia kandungannya 7 bulan

Bahkan aku pernah bertanya kepada prof Logan tentang keanehan kehamilan Talia ini tapi prof Logan hanya tersenyum dan berkata

"Tidak ada yang salah dengan kehamilan yang Talia alami hanya saja..."

Prof Logan menggantungkan perkataannya dan seperti sedang berfikir keras.

Gin ōkami  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang