KEBAHAGIAAN & KESEDIHAN

43 8 0
                                    


"Jors..."

Panggilan Ana membuyarkan lamunanku, kulihat Ana sedang mencoba menenangkan Talia yang sedang kesakitan

"Ada apa Ana" tanyaku dengan ekspresi hawatir

"Ada yang ingin aku beritahu tentang kondisi Talia" Ana terdiam dengan ekspresi menimbang.

Perasaanku mulai tidak karuan melihat ekspresi wajah Ana membuatku takut.

Takut akan hal yang tidak ingin aku dengar. Takut akan ada hal buruk yang akan terjadi pada Talia maupun anakku

Oh moon godnes tolong!
Tolong jangan ada hal buruk yang terjadi
Tolong selamatkan istriku dan anakku, sudah cukup Talia bertahan dan menderita demi anak kami
Tolong selamatkan dia dan anakku

"Jors" suara Ana menarikku dari lamunan, ada sedikit rasa takut ketika dokter cantik dihadapanku ini akan membuka suaranya

"Kita hanya mempunyai satu pilihan"

"Apa maksutku An? Aku tidak mengerti"

"Aku hanya bisa menyelamatkan satu diantara dua nyawa ini"

DEG..

Jantungku seakan berhenti, leherku seakan tercekik aku... Aku masih tidak mengerti dengan apa yang Ana bilang

"Apa maksutmu kamu hanya bisa menyelamatkan satu diantara dua nyawa hah? " jawabku dengan sedikit berteriak

"Talia mengalami pendarahan yang cukup hebat sehingga dapat menurunkan kondisinya dengan cepat dan bayimu sekarang tidak dalam kondiai baik, tali pusarnya sedang melilit lehernya dan jika tidak dikeluarkan dengan segera aku khawatir dia akan kehabisan nafas dan meninggal itulah alasannya kenapa aku memintamu untuk memilih satu diantara mereka untuk aku selamatkan" jawab Ana panjang lebar

"Tidak....ini tidak boleh terjadi. KAU HARUS MENYELAMATKAN MEREKA BERDUA, AKU TIDAK PEDULI APAPUN HARUS KAU LAKUKAN UNTUK MENYELAMATKAN MEREKA."

"Kumohon Ana, kumohon...selamatkan mereka kau adalah dokter dan sahabat Talia bukan jadi aku mohon selamatkan mereka" tak terasa aku bersimpuh dihadapan Ana, tak aku pedulikan harga diriku yang selalu aku pegang teguh aku tetap memohon kepada Ana

Kurasakan sebuah tangan lembut menyentuh bahuku. Tidak!! Ini bukan tangan Ana ini...ini tangan Talia istriku

"Jors berdirilah aku tidak mau kau seperti ini meskipun dihadapan Ana sekalipun" ucapnya dengan suara lirih

"Tapi...."

"Jors dengarkan aku, aku tidak masalah jika harus mengorbankan nyawaku demi anak kita bukankah memang itu tugas seorang ibu selama ini"

"Tapi talia aku tidak bisa kehilanganmu" ucapku masih dengan posisi yang sama

"Kau tidak akan kehilanganku Jors, kau akan mendapatkan penggantiku. Anak kita dialah penggantiku"

"Tapi-"
"Jors aku akan berada disisimu dengan wujud anak kita, aku juga akan selalu mengawasi kalian dari sana. Jadi aku mohon selamatkan anak kita"

Perkataan Talia semakin membuatku bimbang

"Jors.... kau harus membuat keputusan waktu kita tidak banyak, kau tidak mau kan kehilangan dua duanya jadi aku mohon cepat bua keputusan"

Talia semakin mengeratkan pegangannya, membuatku semakin bimbang. Oh God pilihan apa yang harus aku pilih, aku benar-benar takut kehilangan wanita yang aku cinta tapi disisi lain aku juga tidak rela kehilangan buah cintaku

"JORS!!!!!" teriakan Ana berhasil menyadarkanku

"Ah....emmm.. selamatkan....anakku" akhirnya jawabanku keluar begitu saja dari mulutku

TALIA POV

"Baiklah kalau begitu, Talia ayo berjuang untuk menyelamatkan anakmu" seru ana menyemangatiku

Aku hanya bisa mengangguk dan mempererat peganganku pada Jors

Aaaaaarrrghhht
"Ayo Talia... Tarik nafas buang tarik nafas buang"

Huuup huff... huup huff ...hupp huff

Nafasku tersengal-sengal rasa sakit semakin menjadi.
"Aku anakku berjuanglah sebentar lagi...sebentar lagi kau akan melihat dunia" kataku dalam hati

Nggggggg aaaaaaarrrrrghhhh

Oweee oweeeee oweee

Hah hah nafasku mulai teratur, aku bahagia sekali akhirnya anakku selamat. Dapat aku lihat dia sangat cantik dan matanya sangat indah

JORS POV

Rasa lega dan bahagia menyerangku setelah aku mendengar suara tangisan putriku untuk pertama kalinya

Ya...anakku berjenis kelamin wanita dia sangat cantik bagaikan seorang malaikat, dia sangat mirip dengan ibunya

"Lihatlah Jors anakmu sangat cantik" ujar Ana sambil menggendong putri kecilku

"Jors aku ingin melihat putriku" suara lirih Talia tersengar, segera aku mengambil putriku dari Ana, menggendongnya didepanku dan mendekatkannya disamping Talia

"Malaikat kecilku sangat cantik" ucapnya sambil menangis

"Hey ada apa sayang kenapa kau menangis hem? Lihatlah putri kita selamat, dia sangat murip denganmu"

"Aku sangat bahagia Jors bisa melihat putriku untuk terakhir kalinya"

"Hey apa yang kau bicarakan hah, memangnya kau mau kemana?" ucapku memang Talia mau kemana sampai dia harus berucap seperti itu

"Maafkan aku Jors, sepertinya aku tidak bisa merawat putri kita bersama" jawabnya sambil terus menangis

"Apa maksutmu Talia?aku tidak mengerti?" jawabku

"Maafkan aku jors aku tidak bisa bertahan lagi, tapi sebelum itu aku ingin kau berjanji satu hal kepadaku"

"Talia aku.."

"Aku mohon Jors berjanjilah kepadaku?" pintanya dengan suara yang semakin lemah

"Baiklah aku berjanji" ucapku mantap meskipun masih ada keraguan dalam diriku

"Berjanjilah kau akan selalu menjaga dan merawat putri kita, kau akan sekalu menyayanginya seperti kau menjaga dan menyayangiku selama inu"

Tak terasa air mataku tumpah tanpa bisa aku cegah, aku tidak ingin sepertu ini, aku tidak rela dan tidak akan bisa bertahan jika pasangan hidupku tidak ada didunia ini

"Jors" panggilnya dengan suara yang semakin lemah

"Baiklah sayang aku berjanji padamu akan menjaga dan menyayangi putri kita meskipun nyawaku taruhannya"

"Aku bisa tenang sekarang" ucapnya sambil mencium dahi putrinya

Matanya mulai menutup dan Kurasakan pegangan tangannya melemah..... semakin melemah....dan lepas dari peganganku

Air mataku semakin deras meluncur kebawah membasahi pipiku, putriku juga ikut menangis seakan merasakan kepergian ibunya untuk selamanya

"Sudahlah Jors, kau harua kuat demi putrimu. Jika kau seperti ini terus Talia juga akan sedih nantinya" kata Ana menyemangatiku

"Kau benar An, aku harus kuat demi anakku akan aku buktikan janjiku pada Talia"

Kukecup dahinya lama sekali kemudian pipi dan terakhir bibirnya.

"SELAMAT TINGGAL ISTRI TERCINTAKU TALIA MAXI"

Aku alihkan pandanganku kepada putri kecilku yang mulai tenang didalam gendonganku

"mulai sekarang aku akan memanggilmu.....RUNA."


"RUNA CAROLINE MAXI"





Gin ōkami  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang