Hari Yang Menyebalkan!!

24 6 0
                                    


Yeay Ramadhan!!!! Selamat bulan puasa ya guys....

Maaf lama update..yaaa meskipun nggak banyak yang baca sih.

Tapi gapapa tetep optimis!!

_______________________________________

Waktu sudah menunjukkan sore hari dan Runa masih saja sibuk dengan kegiatannya sendiri.

Memetik buah strawberry adalah kegiatan favoritnya. Sampai dia merasakan ada seseorang yang sedang berdiri dibelakang tubuhnya, karena penasaran dan sekaligus takut akhirnya Runa memberanikan diri untuk melihat siapa dibelakangnya.

Perlahan tapi pasti Runa membalikan tubuhnya dan alangkah terkejutnya dia saat yang didapatinya adalah seorang pemuda tampan yang hanya memakai celana dan bertelanjang dada.

"Aaaaaaaaaaaaa..." Refleks karena terkejut bukan main membuat Runa tersandung gaunnya sendiri dan jatuh kebelakang.

Namun tanpa ia duga pemuda yang ada dibelakangnya malah menolongnya tapi karena keseimbangan yang tidak bagus, membuat mereka berdua jatuh diatas tanah kebun dengan Runa yang ada di bawah.

"Aduh" keluh Runa saat mendapati punggungnya menghantam tanah kebun yang keras ditambah lagi dengan berat pemuda yang sedang menindih badannya.

Sebentar mata biru milik Runa bertemu dengan mata coklat terang milik pemuda itu, mereka terus saja beradu tatap seperti tidak ingin ada yang terlewatkan sampai suara deheman membuyarkan kegiatan mereka.

"Ehem.."

Runa dam pemuda itu langsung berdiri dan merapikan pakaian masing-masing ketika mendengar deheman keras Jors, ayahnya

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Jors sambil duduk diteras belakang rumahnya

"Kami terpeleset"
"Kami jatuh"

Jawab mereka bersamaan yang membuat keduanya salah tingkah, bukan karena kepergok beradu pandang melainkan jawaban mereka yang berbeda.

Jors yang mendengar jawaban berbeda dari putrinya dan pemuda itu hanya menahan tawanya agar tidak diketahui oleh keduanya hanya bisa berpura-pura menautkan alisnya tanda tidak mengerti.

Runa yang melihat ekspresi Jors langsung menjelaskan yang sebenarnya agar ayahnya itu tidak berfikiran yang tidak-tidak

Runa pov

"ah begini ayah, tadi kami terpeleset dan akhirnya jatuh"

uhh alasan apa yang aku katakan itu, argggh konyol sekali terlihat aku memang sedang melakukan kesalahan
Bodoh
Bodoh

"HAHAHAHA"

"Kenapa ayah tertawa?" tanyaku yang heran akan tingkah laku ayahku ini, dan untuk pemuda ini! Jangan ditanya dia hanya diam layaknya patung yang tampan

Tunggu dulu! Apa aku tadi mengatainya tampan? Aarrgh aku pasti sudah gila, ingat Run dia adalah pemuda yang menghinamu dengan kata 'Monster' ingat!!! Mons-Ter.

"Hemm,Sudahlah ayo kita masuk dan makan malam. Kalian belum makan kan?" akhirnya setelah beberapa lama ayah tertawa, dia menghentikan aktivitas menjengkelkannya itu.

Aku dan pemuda itu hanya mengangguk, jujur aku memang sangat lapar hari dan aku yakin pemuda itu pasti merasakan hal yang sama denganku, bahkan lebih dariku. Dia kan pemuda yang setelah 3 hari tertidur akhirnya bangkit kembali, pasti dia sangat lapar.

Kami bertiga sudah duduk di meja makan dengan hidangan yang telah ayah siapkan, namun seketika itu aku dibuat melongo atas kejadian yang aku lihat.

Pemuda itu! Dia. Tanpa babibu langsung menyambar makanan yang baru saja dihidangkan ayah

Astaga! Dia lapar apa rakus. Tanpa memperdulikan tatapan heran yang aku berikan pemuda itu tetap melanjutkan aktivitasnya. Kalau begini, semua makanan bisa habis dia makan.

"Sisakan sedikit untukku" kataku yang melihat beberapa menu diatas piring yang mulai menghilang perlahan

"Maaf, aku lapar" jawabnya masih dengan mulut yang penuh makanan

Aku hanya mendengus, apa-apaan dia, seenaknya bilang lapar aku juga lapar

Melihat tingkah kami berdua yang saling berebut makanan, membuat ayah harus melerai kami. "Sudah-sudah, jangan berebut makanannya masih banyak dibelakang."

"Tapi yah"

"Runa"

"Iya yah" aku hanya bisa menurut jika ayah sudah memanggil namaku dengan nada yang ditekan, itu tandanya ayah tidak ingin dibantah.

Akhirnya, dengan langkah berat aku melangkahkan kakiku kebelakang untuk mengambil makanan untukku dan kembali kemeja makan

"Siapa namamu, nak?" tanya ayah ketika melihat pemuda itu telah menyelesaikan makanannya

"Alex,sir" katanya pelan

"Kau tinggal dimana? Apa keluargamu tidak menghawatirkanmu?"

Dia diam, seperti sedang memikirkan sesutu, mungkin!

"Saya tidak mempunyai rumah sir, dan keluarga..." dia menggantungkan perkataannya "saya tidak tau siapa keluarga saya" jawabnya dengan sendu

"Oh, maafkan aku alex, aku tidak bermaksud"

"Tidak apa-apa,sir! Tapi bolehkah..."

Seperti biasanya, dia menggantungkan perkataannya menyebalkan, apa dia tidak bisa berbicara tanpa menggantungkannya. Kataku kesal dan ayah seperti mengerti pemikiran dari pemuda ini

"Baiklah, kau boleh tinggal disini"

"Uhuk, Uhuk" aku tersedak mendengarkan keputusan ayah, aku langsung mengambil air minum untuk meredakan tersedakku "apa ayah bilang?" tanyaku memastikan

"Ayah bilang, Alex akan tinggal disini" ayah menegaskan lagi keputusannya "dan ayah tidak ingin ada bantahan"
Seperti biasanya, ayah selalu tau apa yang ada dipikiranku

Aku yang semula membuka mulutku ingin protes, terpaksa menutup kembali mulutku karena ayah. Uhhh sebal

"Terima kasih, sir. Aku akan membantu semua pekerjaanmu" katanya sambil berbinar

Ayah hanya berkata "Baiklah" dan beranjak dari duduknya, meninggalkanku dengan pemuda ini.

Hari yang menyebalkan kataku dalam hati.

Gin ōkami  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang