RUNA

25 6 0
                                    


Maaf ya baru update soalnya baru datang dari Kunjungan Industri ke Yogyakarta,

Okelah selamat menikmati maaf kalau jelek😊

-------------------------------------------------------------

Mata biru itu tengah memandang damainya langit pagi.

Alunan angin yang lembut membuat Rambut coklat se-pinggangnya melambai-lambai dibelakang tubuh kecilnya, Bulu rambut keperakan yang menghiasi wajahnya menjadi daya tarik sendiri dari dirinya.

Mata biru laut itu terlihat nanar, Menandakan pikirannya kini sedang mengarungi kehidupannya yang buruk.

"Runa" panggil seorang laki-laki tua kepada gadis itu

Ya gadis itu adalah Runa,
RUNA CAROLINE MAXI

Runa pov

"Runa" panggil seorang laki-laki tua yang tidak lain adalah ayahku

Kegiatanku memandangi langit harus terhenti ketika suara lembut dan terkesan lembut itu memanggilku

Ku tolehkan pandanganku ke sosok laki-laki paru baya itu yang tidak lain adalah ayahku, meskipun dia sudah tua tapi fisik dan energinya tidak kalah sama werewolf muda lainnya.

Kuberikan senyuman termanisku kepadanya meskipun jika orang lain yang melihatnya akan merasa takut dan jijik kepadaku

Entahlah apa yang terjadi kepada fisikku ini, pasalnya aku ini adalah gadis berusia 16 tahun tapi fisikku sangatlah berbeda dengan gadis lainnya.

Lihatlah aku, tubuh yang dipenuhi bulu-bulu perak dan jerawat yang tumbuh dimana mana ditambah lagi badanku yang terkesan agak bungkuk dengan dilengkapi benjolan disekitar tengkuk dan punggungku seaka melengkapi buruknya hidupku.

Aku juga tidak pernah merasakan bagaimana mempunyai teman selama 16 tahun aku hidup, ya kalian tau sendiri kan alasannya.

Itulah sebabnya ayah membawaku tinggal disini, didalam hutan tanpa ada orang lain yang ingin mengejekku.

"Ada apa ayah?" tanyaku setelah aku menghampiri ayah yang sedang merawat kebun sayurnya

"Ayah cuma mau kamu menemani ayah merawat ladang ini"

"Yah ayah masak cuma merawat ladang aja mau ditemani seperti anak kecil saja" jawabku menggoda ayah

Jora pov

"Kau kan malaikat kecil ayah jadi ayah ingin selalu berada didekat kamu" dia hanya tersenyum mendengar ucapanku

Bagiku Runa adalah segalanya dan dengan hanya melihat dia tersenyum saja bagaikan melihat indahnya bunga-bunga edelwiss bermekaran.

Semenjak Talia pergi jauh, aku selalu merawat dan menyayangi Runa sebagaimana janjiku pada Talia. Aku selalu bersedih melihatnya diwaktu dia untuk melihat dunia untuk pertama kalinya dia harus kehilangan sosok seorang ibu yang akan mengajarkan segalanya padanya.

Meskipun aku seorang ayah tapi aku akan selalu berusaha menjadi seorang ibu untuknya karena bagiku Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku juga itulah juga alasan mengapa aku membawanya dan menetap di tengah hutan ini agar tidak ada orang lain yang akan membuatnya bersedih karena fisiknya yang tidak sempurna

Sebenarnya alasanku membawanya ke hutan bukan itu saja, aku juga berusaha menyembunyikan Runa dari semua werewolf pemburu yang haus kekuasaan karena aku sangat tau sebentar lagi putriku akan mengalami fase penyempurnaan

Fase dimana putrinya akan bebas dan tidak perlu lagi bersembunyi dari semua orang,bahkan dia juga bisa merubah wujudnya menjadi werewolf yang tidak pernah dia temui serta fase dimana dia akan menjadi buruan para werewolf pemburu karena kekuatan yang terkubur didalam dirinya akan muncul saat umurnya berusia 17 tahun
Setidaknya itu yang aku tau dari buku tua yang Prof Logan berikan kepadaku

"Ayah" panggilnya membuyarkan lamunanku

"Iya ada apa sayang?" jawabku

"Kenapa ayah bersedih?" tanyanya

"Mm itu... Ayah cuma ingin mengajakmu pergi melihat karnaval di alun-alun kota besok pagi" kataku sedikit menghiburnya, aku sedikit bersalah kepadanya karena tidak pernah memberitahukan semua rahasia ini kepadanya

Biarlah waktu yang akan memberitahukan semua rahasia ini kepadanya

"Waaah karnaval? Benarkah ayah" tanyanya dengan mata yang berbinar

Aku sangat menyukai melihat wajahnya yang selimuti bulu-bulu perak itu bersemangat terhadap sesuatu apalagi tentang karnaval yang selalu dia tunggu-tunggu

"Iya karnval, kenapa apa kamu tidak melihatnya?" tanyaku sedikit menggodanya

"Ah ayah pasti bercanda, ayah sangat taukan kalau aku sangat suka karnaval lalu kenapa aku tidak mau melihatnya" jawabnya panjang lebar aku hanya bisa tertawa mendengarkan celotehan putriku itu

"Yasudah besok pagi-pagi sekali kita berangkat kekota dan ingat..." belum selesai aku berbicara tetapu sudah dipotong olehnya

"Jangan jauh-jauh dari ayah, iya aku tau itu karena ayah sudah mengucapkan kalimat itu berkali-kali saat kita akan ke kota"

Aku hanya tertawa mendengarkan pernyataannya itu, pasalnya aku memang sudah mengatakan hal yang sama saat aku mengajaknya pergi kekota karena aku takut terjadi apa-apa kepadanya

Dia adalah satu-satunya orang yang aku punya didunia ini setelah moon godness mengambil Tali dariku, biarlah aku menjadi egois untuk saat ini saja

"Nah bagus kalau kamu sudah tau jadi ayah tidak perlu mengatakannya lagi" dia hanya mendengus kesal mendengarkan perkataanku

"Iya iya aku tau ayah, yasudah aku mau beres-beres buat besok dulu dah ayah" katanya sambil melangkahkan kakinya untuk pergi kedalam rumah

"Loh katanya mau menemani ayah, Runaa... Hei"

"Hehe enggak jadi" jawabnya sambil berlali kedalam rumah

"Hemm dasar anak itu"

Gin ōkami  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang