Hampir!!

30 4 2
                                    


Sejak pengakuan cinta Alex terhadapku, sejak itulah wajahnya terus saja berlari-lari dikepalaku dan hatiku terus saja berdebar saat bersama dengannya.

Aku memang tidak menjawab pengakuan cintanya, bukan! Bukan karena aku tidak menyukainya atau tidak mencintainya hanya saja... Aku masih tidak tau perasaanku kepadanya.

Oke aku akui, aku sangat nyaman berada didekatnya, dia selalu bisa membuatku tersenyum dengan tingkah lakunya bahkan hatiku... Hatiku selalu saja berdebar ketika berada dekat dengannya.

Tapi....
Entah kenapa... Aku masih ragu dengan perasaanku padanya, entah aku sudah menyadari perasaanku padanya atau logika ku yang terus saja menyuruhku membohongi perasaanku. Biarkan saja semua ini seperti adanya, biarkan waktu yang akan menjawab semuanya.

                                ***

"Alex kau menyebalkan" kataku setengah berteriak

Bagaimana aku tidak berteriak kalau saja saat ini--dia--dengan sengaja-- menyiramkan air yang ada didalam ember kepadaku

"Eh, Runa kau tidak apa-apa?" tanyanya seolah tidak tau "kenapa kau basah kuyup? Sepertinya disini tidak ada hujan?" lanjutnya

"Kau" aku yang tidak terima perilakunya langsung saja mengejarnya "awas saja kau'

Mereka berdua terlihat seperti anak kecil yang sedang bermain, bulu-bulu halus yang lepek dan berada disekitar wajah mungil Runa terus saja meneteskan bekas siraman air tadi.

Runa terus saja mengejar Alex yang sedang berlari didepannya dengan senyum lebarnya, tanpa mengetahui seorang lelaki dengan mata hitam legam dan rambut coklat tengah mengawasi mereka.

Merasa diperhatikan, Alex segera menghentikan langkahnya yang membuat tubuh bungkuk Runa menabrak punggung Alex yang terasa bagaikan dinding beton bagi Runa.

" aww" ringis Runa karena badannya terasa remuk seketika "apa yang kau--"

"Ada yang mengawasi kita" tanpa memperdulikan ocehan Runa, mata Alex segera menerawang kesegala arah mencoba mencari sosok yang sedang memperhatikannya.

Itu dia batin Alex dalam hati, diikuti dengan dirinya yang menghampiri sosok lelaki yang tengah memperhatikan kearahnya. Runa yang melihat Alex melesat pergi kearah pohon pinus yang berarti perbatasan antara rumahnya dengan hutan belantara, segera mengikutinya.

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Alex ketika sudah berada didepan lelaki itu

"Oh salam hormatku PANGERAN ALEX" kata pemuda itu sedikit membungkuk dan menekan setiap kata terakhirnya.

Alex tertegun mengetahui lelaki didepannya ini mengetahui identitasnya "kau-"

"Alex apa yg-" Runa menghentikan perkataannya ketika melihat seorang lelaki yang tak kalah tampan dan gagah berada didepannya "si siapa dia?"

Alex terperanjat melihat Runa sudah berada disampingnya aduh bagaiman ini, jangan sampai Runa mengetahui semuanya batin Alex berbicara "eh..mm tidak ini--"

Kata-kata Alex terhenti karena suara didepannya menyerbu memotong ucapannya "oh hai, sang penyelamat, perkenalkan namaku Robbin. Robbin Ata Crowbel" ucap lelaki iku yang mengaku bernama Robbin sambil mengamit tangan Runa yang berbulu itu.

Runa hanya kaget mendapatkan perilaku seperti itu, dia hanya tersenyum kikuk tanpa melihat seseorang disampingnya yang merah padam menahan emosinya "sang penyelamat? maksut anda saya?" tanya Runa yang masih tidak mengerti.

Alex yang kemarahannya sudah ada diubun-ubun segera menepis tangan Runa yang masih tetap bersalaman dengan Robbin, ketika Robbin hendak menjawan pertanyaan yang Runa lontarkan.

"Sudahlah sebaiknya kita pulang" ujar Alex seraya menarik tangan Runa menjauh dari hadapan Robbin "tap-" perkataan Runa terpotong ketika Alex mempererat genggaman tangannya yang membuat Runa meringis

"Sampai jumpa" ucap Robbin

Alex terus menarik Runa sampai dibelakang rumah, tempat biasa mereka mengobrol "Alex lepaskan" seperti mendapatkan kesadarannya kembali Alex segera melepaskan genggamannya "ma-maafkan aku"

Bodoh bodoh! Apa yang aku lakukan ucapnya dalam hati ketika melihat pergelangan tangan Runa memerah akibat genggamannya tadi, yah..meskipun tidak terlihat karena terhalang oleh bulu-bulu disekitar tangannya tapi dari ekspresi Runa yang menahan sakit dengan masih memegangi pergelangannya sudah dipastikan tangan itu memar.

Alex menyesal karena telah menyakiti orang yang dicintainya "maafkan aku, aku...aku-" ucapan Alex terpotong

"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Dan siapa pria yang bernama Robbin itu? Kenapa dia memanggilku sang penyelamat?" tanya Ruma beruntun

"Aku lepas kendali Runa, maafkan aku. Aku tidak tau siapa Robbin itu dan kenapa dia memanggilmu sang penyelamat" dusta Alex

Namun Runa tidak memercayainya begitu saja " tapi tadi dia sangat hormat denganmu, seakan dia kenal denganmu"

"Itu...itu.." Alex tidak tau apa yang harus dia jawab

"Sudahlah, aku tau kau menyembunyikam sesuatu dariku dan kau pasti tidak akan mau menceritakannya padaku iya kan?" ucap Runa emosi

Alex hanya menundukkan kepalanya tidak tau harus berbicara atau menjawab pertanyaannya Runa seperti apa, tiba-tiba saja otaknya yang jenius itu buntu tidak bisa mencari solusi seperti apa.

Runa yang mendapati Alex hanya menundukkan kepalanya tanpa berbicara sepatah katapun menjadi semakin kesal " kau dan ayah sama saja" setelah berucap seperri itu, dia segera pergi kedalam hutan dengan sedikit berlari

Alex yang menyadari kepergian Runa, hanya menatap punggung bongkok Runa sampai tidak terlihat lagi sial umpatnya ini semua gara-gara Robbin

Setelah berkata dalam hatinya, Alex baru menyadari kalau Runa pergi kedalam hutan dan bukan kedalam rumah. Bodoh kenapa aku baru menyadarinya, kuharap dia tidak apa-apa Alex segera melesat pergi kedalam hutan.

                                  ***

Runa terus melangkahkan kakinya kedalam hutan tanpa memperhatikan kalau dirinya sudah sangat jauh dari rumahnya Alex dan ayah sama saja, selalu menyembunyikan semuanya dariku ucapnya sambil menangis

Tanpa menyadari kalau ada akar pohon yang cukup besar didepannya "Argggg..." Runa terjerembab dan jatuh berguling cukup dalam kedalam tanah yang sedikit miring sampai kepalanya terantuk batu didepannya.

Pusing dan darah yang mengalir. Itulah yang dirasakan Runa sekarang, dia tidak bisa berdiri karena semua badannya tergores cukup banyak. Samar-samar dia melihat bayangan hitam mendekat kearahnya moongodness selamatkan aku ucapnya dalam hati dan setelah itu semuanya gelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gin ōkami  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang