a little about him.

12 2 0
                                    

Rintikan air hujan menjadi alunan musik yang memenuhi indra pendengaran lelaki western yang kini sedang sibuk memainkan gadget ditangannya.

Sudah dua jam lebih ia hanya berkutik pada gadgetnya itu,kebetulan juga ini adalah hari minggu jadi tidak ada kegiatan apapun yang perlu dilakukan hari ini selain santai.

Awalnya Vino ingin pergi ke cafe temannya namun,niatnya ia urungi karena hujan turun dengan lebatnya sehingga tidak memungkinkan dirinya untuk meninggalkan rumah saat ini.

"gabut njingg" ucapnya geram lalu melemparkan ponselnya yang mendarat mulus tepat diatas tempat tidur miliknya.

Vino pun bangkit dari tempat duduknya lalu mengambil tas yang biasa ia kenakan untuk pergi ke sekolah,lalu merogoh mencari sesuatu.

Ia mengambil sebuah buku catatan dan buku paket dari tasnya.

"dari pada ga ngapa-ngapain mending gue ngerjain pr fisika"

Vino memang di didik oleh sang ayah untuk selalu menomor satukan hal-hal yang bersangkutan dengan pendidikan,tak jarang ia tidak diperbolehkan keluar rumah hanya karna belum menyelesaikan prnya.

Konyol kedengarannya layaknya siswa sd,bahkan sepertinya siswa sd sekarang pun tidak seperti itu.
Kebanyakan murid sekarang lebih memilih mengerjakan tugasnya disekolah.

Namun Vino enggan untuk membantah sang ayah dan lebih memilih untuk patuh,walaupun terkadang sahabat-sahabatnya sering mengejeknya karna perlakuan sang ayah.

Jam sudah mununjukkan pukul 19.30

Dan tidak terdengar lagi tetesan hujan yang menandakan bahwa hujan telah usai.
Dan tepat ia telah menyelesaikan prnya,lalu membereskan buku dan segera beranjak dari tempat duduknya untuk pergi mandi.

Setelah berpakaian rapih Vino meraih ponselnya dan mengecek pesan masuk dari grup line yang memenuhi colom notifikasinya.

Fajar : eh udah pada otw blm ketempat dimas?

Dimas : sepiiii pisunn kaga ada yg muncul dari tadi gue tungguin

Rizky : ya sabarlah kan ujan juga

Dimas : iya ky paham

Fajar : vino mane?

Dimas : ngerjain pr lah sayang kok lupa si

Rizky : rajinnya emang anak ayah

Fajar : oiyaa lupa dede

Vino pun terkekeh melihat percakapan sahabat-sahabatnya yang bisa dibilang abnormal.

Gavino P.M : ini pengen otw

Fajar : sama

Rizky : akhirnya kan,gue juga

Dimas : sama gue juga

Gavino P.M : lah kan ketempat lu dim

Rizky : gausah ngelawak dah galucu

Fajar : garing

Dimas : jahat kalian semua

Gavino P.M : kurang-kurangin dim

Rizky : intinya ini ga kelar-kelar trus ga jlanj jln kebru ujan lahi

Gavino : yaelah typonya wkwk

Fajar : wkwkwk bahasa mana itu anyingg

Dimas : mampus kan ngatain gue si lu ky

Rizky left chat

Gavino P.M : mampus kan baper anak orang

Dimas : lu si jar

Fajar : lah gue lagi,udh gampang itu ngurusinnya gue otw.

Vino pun menlock ponsel miliknya lalu memasukannya kedalam saku celana,ia pun meraih jaketnya dari belakang pintu dan bergegas keluar dari kamarnya.

Tak lupa ia berpamitan pada sang ayah sebelum keluar rumah.

"Vino ketempat Dimas ya Pa"

"tugas sekolah sudah beres?"

"udah Vino kerjain"

"yaudah hati-hati,jangan pulang larut malam ya Vin"

"heeh" ucap Vino lalu menjabat tangan sang ayah dan pergi meninggalkan ayahnya yang sedang asik nonton tv.

***

Vino pun memarkirkan motornya lalu mematikan mesinnya.
Ia bergegas masuk kedalam cafe

Terlihat disana sudah ada tiga orang sahabatnya yang sedang bercakap-cakap.Vino pun langsung berjalan ke tempat duduk mereka.

"baru datengkan emang bintang tamu"ucap Fajar asal

Vino hanya menanggapinya dengan senyum simpul yang terlihat memaksa.

Fajar yang melihat aksi Vino itu pun langsung memutar bola matanya malas.

"udahan ngambeknya?"

Mendengar ucapan Vino barusan yang to the point mengarah untuk Rizky membuat laki-laki yang sedari tadi sibuk mencatat menoleh ke arah Vino sambil terkekeh.

"sandiwara pak"

"yee emang pinter banget akting lu" ucap Gavino geram sambil menjitak kepala sahabatnya itu.

Terlihat Rizky hanya bisa pasrah menerima serangan dari Vino.

Mereka berempat janjian ditempat Dimas untuk mengerjakan tugas fisika yang diberikan Pak Rohim.
Sebenarnya Dimas,Fajar,dan Rizky hanya menyalin jawaban tetap saja yang mengerjakan hanya Vino.

"nih udah gue kerjain dari rumah malah" ucap Vino sambil mengeluarkan buku tugas dari dalam tasnya,yang disambut antusias oleh ketiga sahabatnya.

"Vin kalo lu mau pesen sesuatu udah pesen aja gue bayarin" ucap Fajar dengan nada sedikit sombong.

"lu jar baik kalo ada maunya" Rizky berkata sambil menyenggol lengan Fajar

Vino dan Dimas pun hanya terkekeh melihat sikap Fajar dan Rizky.

***
Semogaa suka yaa😁




























Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang