Sepenggal Kisah Lalu

24.6K 734 12
                                    

Cita-cita Dimitri yang tertunda:

1. Punya istri
2. Anak-anak yang lucu dan menggemaskan
3. Keluarga yang bahagia

Tapi cita-cita itu harus tertunda kala 5 tahun yang lalu Celia, pergi meninggalkannya, setelah mengajukan pembatalan pernikahan. Hanya berselang 2 bulan setelah mereka menikah.

Celia, mantan kekasih--atau bisa juga disebut mantan istri Dimitri, adalah seorang model. Angan-angannya suatu hari nanti bisa berjalan di pentas internasional. Dan dikenal sebagai model kelas dunia.

Cinta Dimitri pada Celia begitu besar. 4 tahun berpacaran, membuat Dimitri yakin melamar kekasihnya itu.

Beberapa vendor kenamaan disewa Dimitri untuk mengatur acara kejutan lamaran untuk Celia di pulau Dewata. Dengan malu-malu dan perasaan membuncah Celia mengiyakan lamaran romantis Dimitri.

Sebenarnya keluarga Dimitri, khususnya ibunya tidak menyetujui hubungan Dimitri dan Celia. Menurut ibunya Celia adalah perempuan manja yang tidak bisa mengurus rumah tangga. Dan sikap kekanak-kanakan Celia yang sering membuat Talula kesal.

Pernah suatu kali, saat Dimitri sedang meeting dengan klien besar, Celia mmemaksa minta dijemput usai pemotretan. Talula yang bersama Dimitri saat itu melotot, karena Dimitri lebih memilih menjemput Celia ketimbang meetingnya. Celia mengancam minta putus kalau Dimitri tidak menjemputnya.

Tapi semenyebalkan apapun sikap Celia, Dimitri tetap bersikukuh menikahinya. Dimitri yakin sikap Celia bisa berubah perlahan setelah menikah.

Pernikahan mereka dilaksanakan dengan meriah dan begitu mewah. Balroom hotel berbintang 5 dipilih Dimitri dan Celia untuk melangsungkan resepsi. Konsep Cinderella dipakai sebagai tema pernikahan sesuai keinginan Celia.

Selang 2 bulan pernikahan mereka, Celia mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan sebuah agency modeling ternama di New York. Angan-angan Celia rupanya tidak kandas begitu saja. Dirinya bersemangat mengikuti tes masuk yang diadakan oleh agency lokal yang bekerjasama dengan mereka. Tentu saja tes yang diikuti Celia tidak diketahui oleh Dimitri.

Beberapa kali mengikuti tes, Celia berhasil lolos. Namun agency tersebut memberikan syarat, model yang direkrut tidak boleh terikat pernikahan dan tidak memiliki anak. Ini semua dilakukan agar sang model fokus dengan pekerjaannya. Jika ingin menikah, mereka diijinkan untuk mundur dari agency.

Tentu saja hal itu memberatkan Celia, karena dirinya sudah menikah. Untung saja dia belum memiliki anak.

Celia lalu mengajukan pembatalan pernikahan di gereja dan catatan sipil. Perbuatan Celia diketahui oleh seluruh keluarga besar Dimitri.

"Apa maksud kamu dengan mengajukan pembatalan pernikahan ini?" suara Dimitri parau. Pria itu melemparkan surat-surat ke meja yang diterimanya dari pengacara Celia.

"Demi Tuhan Celia. Apasih yang ada dipikiran kamu itu? Bisa nggak kamu ngomong sama aku dulu, nggak tiba-tiba seperti ini. Aku suami kamu. SUAMI KAMU!"

Nada suara Dimitri membuat Celia terkejut. Dengan isak air mata dipeluknya Dimitri.

"Maafkan aku. Kamu tahu kan ini cita-cita aku dari lama. Sesuatu yang sudah lama aku impi-impikan. Dan ini kesempatan sekali seumur hidup. Aku masih muda Dimitri. Masih 25 tahun. Ini semua kesempatan untuk aku mengejar karir aku. Maafkan aku kalau mengecewakan kamu."

Dimitri mendengus. "Benar kata mama. Kamu bukan perempuan yang layak jadi istri. Kamu selalu bertindak seenaknya, tanpa mikirin aku. Waktu kita pacaran dulu, aku mentolerir semua sikap kamu. Aku kira kamu bakal berubah setelah kita menikah. Nyatanya kamu malah memperparah reputasi kamu di mata keluarga aku."

Dimitri mengurai pelukan Celia ditubuhnya dengan kasar.

"Kamu memang nggak pernah menghargai aku sama sekali. Kamu bikin keluarga aku kecewa. Yang paling penting, kamu bikin aku sakit hati."

"Dimitri.. Maafkan aku.. Maafkan aku. Aku janji setelah kontrak kerja aku selesai, aku akan pulang. Kita akan melanjutkan semua mimpi kamu. Mimpi kita berdua. Aku nggak bakal lama disana. Kamu harus nunggu aku."

"Mimpi kita? Mimpi kita yang mana? Mimpi kamu jadi model internasional mungkin ya? Aku nggak akan menunggu kamu. Sudah cukup rasa sakit hati yang kamu kasih ke aku. Aku nggak jamin kamu bakalan pulang mengingat obsesi kamu ke karir lebih besar daripada cinta kamu ke aku."

"Nggak sayang. Aku janji aku akan pulang. Aku nggak akan lama. Maafin aku Dimitri. Maafin aku."

Celia benar-benar melakukannya. Meninggalkan Dimitri demi mencapai cita-citanya. Ingin sekali Dimitri mempercayai ucapan Celia, namun gadis itu tak pernah menepati janjinya. Celia tidak pernah kembali.

Awal-awal perpisahan mereka Celia sempat mengiriminya kabar. Lama-kelamaan Celia menghilang begitu saja. Semua mimpi Dimitri akan memiliki keluarga yang sempurna kandas begitu saja.

Dimitri bukan laki-laki munafik. Setelah berpisah dari Celia, banyak wanita mondar-mandir dalam hidupnya. Namun mereka hanya sekedar mampir untuk menghangatkan ranjang Dimitri. Tak pernah ada yang benar-benar membuat Dimitri terkesan.

Ibunya berulang kali menasehati agar Dimitri menikah kembali, usia Dimitri juga sudah 35 tahun. Usia yang terbilang matang untuk membangun rumah tangga. Tapi sepertinya hal itu susah dilakukan, karena kejadian Celia membuat trauma mendalam di hati Dimitri.

Sampai di hari itu kehadiran gadis kancil mengusik seluruh pikiran Dimitri. Sikapnya yang lucu, bicaranya yang spontanitas, menunjukkan terang-terangan bahwa dia tidak ingin berurusan dengan Dimitri.

Baru kali ini ada perempuan yang menolaknya secara gamblang. Selama ini setiap perempuan pasti akan dengan sukarela melemparkan dirinya pada Dimitri. Tapi gadis kancil berbeda, Dimitri tak menangkap kesan bangga di matanya, karena sudah tidur di ranjang Dimitri, meskipun saat itu mereka tidak melakukan apapun.

*****

Siang ini Dimitri sengaja berjalan-jalan di ruangan financial. Dimitri mengobrol cukup lama dengan Bu Tere--financial head department. Basa basi busuknya ternyata membuahkan hasil, Dimitri menemukan Fara bersama teman-temannya berjalan ke kubikel masing-masing. Sepertinya habis selesai makan siang.

Dari ekor matanya Dimitri memperhatikan gerak-gerik Fara. Fara yang merasa dirinya sedang diperhatikan, melihat sebentar ke arah meja Bu Tere.

Mata mereka bertemu. Sebuah senyuman terulad di ujung bibir Dimitri. Senyuman yang harus Fara akui cukup membuat hatinya kebat-kebit saat ini.

Stop berdetak jantung bodoh! Dia itu boss. Nggak mungkin ngelirik kamu. Pasti cuma mau main-main. Batinnya gemas.

Lagi-lagi dada Fara berdesir ketika melihat kemeja slimfit yang membalut tubuh Dimitri. Membuat lekukan otot pria itu tercetak jelas.

Rasanya ingin sekali menjulurkan jemarinya untuk mengusap otot itu. Lalu membuka kancing kemeja Dimitri satu persatu. Dan.... STOP IT!

Tanpa sadar Fara menggeleng-gelengkan kepalanya. Dimitri yang melihatnya berusaha mengulum senyum. Omongan Bu Tere jadi terasa angin lalu di telinga Dimitri.

Rupanya kebanyakan bergaul sama Ghea, Nino, Dheka, dan Rendi sedikit banyak mempengaruhi isi otaknya. Bisa-bisanya di jam kerja, Fara malah berpikiran mesum tentang bossnya.

Oh My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang