First Dinner

24.8K 806 56
                                    

Fara melirik jam di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sudah saatnya pulang. Ghea dipanggil oleh Bu Tere, dan itu pasti lama banget. Lebih baik Fara pulang duluan. Fara segera mengemasi tasnya, sampai sebuah suara bass mengagetkannya.

"Kamu tepat waktu juga ya pulangnya."

Fara menoleh. Mendapati Dimitri berdiri di belakangnya dengan tatapan menyeringai.

"Kan memang sudah waktunya pulang pak." Fara bergegas mengambil tasnya dan sebelum memulai langkahnya, Dimitri lebih dulu mencekal lengannya.

"Ayok saya antar pulang."

"Hah?!"

Dimitri menggenggam tangan Fara sambil melenggang santai. Fara seperti kerbau di cocok hidunya, mengikuti Dimitri dengan tampang bloon.

Sampai Fara tersadar ada beberapa pasang mata memperhatikannya sambil berbisik-bisik, barulah Fara melepaskan genggaman Dimitri. Pria itu kaget.

"Pak ini di kantor loh."

"Ya terus?"

"Bapak atasan, saya cuma bawahan."

"Ya terus?"

Ya terus... Ya terus dengkulmu mlocot pak!

"Dilihatin orang-orang bapak." Fara berkata gemas.

Dimitri paham dengan apa yang dikatakan oleh Fara. Dia tersenyum geli.

"Saya takut kamu kabur lagi kalau tidak digandeng kayak tadi. Makanya jangan suka kabur."

Fara mendesah. "Saya bisa pulang sendiri pak. Bapak tidak usah repot-repot mengantarkan saya."

"Saya ada perlu sama kamu. Makanya sekalian saya antar pulang."

"Bapak ada perlu apa sama saya?"

"Kamu financial controller kan?" Fara mengangguk.

"Saya butuh konsultasi sama kamu."

"Konsultasi tentang apa?" Fara memicing curiga.

"Yang pasti ada hubungannya dengan jobdesk kamu."

"Ya tapi tentang apa pak?"

"Sudah ikut saya dulu. Nanti kita bahas sambil makan. Saya sudah laper banget ini. Kalau dibahas disini kita nggak pulang-pulang."

Fara akhirnya menuruti Dimitri dengan wajah merengut kesal. Dimitri tertawa dalam hati. Berhasil membawa gadis kancil pulang bersamanya.

*****

Dimitri mengajak Fara makan malam di Kano. Fara memesan nasi campur Bali, sedangkan Dimitri memilih menu berbahan iga.

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Dimitri menyodorkan beberapa buklet berisi gambar perabotan rumah. Fara mengernyit bingung menerima buklet tersebut.

"Ini apa pak?"

"Buklet."

"Saya tau. Tapi buat apa?"

"Hmm.. Saya butuh masukan dari kamu, kira-kira perabotan apa yang cocok untuk mengisi apartemen saya. Kamu lihat sendiri kan apartemen saya tidak terlalu banyak barang."

Wajah Fara memerah seketika. Kata-kata Dimitri barusan mengingatkannya pada malam naas itu kembali. Boss kampret!

"Kamu kan financial controller, jadi bisa kan kamu bantu saya milih perabotan yang bagus dengan harga yang tidak terlalu mahal?"

Oh My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang