chapter 10

4.2K 259 14
                                    

Awas banyak typo!!!

"Kalau begitu saya akan pulang dan mungkin besok saya akan datang kesini besok pagi untuk pergi sekolah bersama Jessy."Ucap Jay yang memecah keheningan dan dengan beraninya dia mencium pipi Jessy didepan semua orang yang makin menatapnya kaget.

¤¤¤¤¤¤¤¤

Tak...tak...tak

Suara dentuman antara sepatu dan anak tangga mengalihkan perhatian ketiga orang yang berada didapur dengan kesibukkan masing-masing,Victoria yang sedang menata piring,David yang sedang membaca koran dan Steven sedang main game di handphone.

"Pagi semua."ucap Jessy menebarkan senyum manisnya.

"Pagi"ucap mereka hampir bersamaan.

"Kau terlihat semangat sekali."celetuk Steven.

"Aku terlihat biasa aja,kok."ucap Jessy mencibir.

"Sudahlah,makan makanannya nanti keburu dingin."ucap Victoria.

Setelah percakapan yang hampir menyulut perang di pagi hari karena Jessy dan Steven sekarang ruang makan kembali hening sibuk memakan sarapan mereka sampai David mencairkannya.

"Apa si Jay itu benar-benar dat....?" pertanyaan David karena suara plakson dari luar rumah.

"Kenapa dia selalu lancang padaku?"tanya David dengan wajah datar(-_-

"Ekhm,Aku tidak tau...ehhm..aku harus pergi sekarang.

"Baiklah,bye sayang."ucap Victoria tersenyum semangat sedangkan wajah Steven sudah ditekuk semenjak mendengar plakson sambil mendumel.

**********

"Hai,sayang."ucap Jay sambil membuka pintu mobil untuk Jessy.

"H..hai."Jawab Jessy tersenyum.

Didalam mobil.....

Hening.Hanya ada suara musik yang terdengar.Jessy terlalu malu memulai percakapan bahkan menatap mata Jay saja dia tidak sanggup,dia teringat bagaimana Jay bicara dengan santainya didepan keluarga dan sahabatnya.

"Tidurmu nyenyak?"tanya Jay mencairkan suasana.

"Ya..ya nyenyak."jawab Jessy salah tingkah.

"Jangan terlalu dipikirkan tadi malam."ucap Jay dengan wajah datar.

Jessy yang mendengarlannya merasa kecewa tapi perasaan kecewanya hilang begitu saja saat Jay mengucapkan hanya 4 kata.

"Lagipula kau memang milikku."ucap Jay.

Perkataan Jay berhasil membuat Jessy benar-benar memerah.

"K..kau tidak boleh main mengklaim ku sembarangan saja."ucap Jessy angkuh.

"Tapi kau wajah memerah."ucap Jay menyeringkai.

"Su..sudahlah."

Hening beberapa menit.Sebenarnya ada satu pertanyaan yang bersemayam di otak Jessy dari malam.Akhirnya setelah perang dengan otaknya sendiri Jessy bertanya juga pada Jay.

"Hmm...Jay?"

"Hmm."ucap Jay melirik sekilas.

"Boleh aku bertanya?"tanya Jessy.

"Kau sudah bertanya sayang."ucap Jay tersenyum.

"Isshh....aku serius!"celetuk Jessy.

"Baiklah,kau ingin bertanya apa?"tanya Jay.

"Sebelumnya kau bilang akan meminta izin tapi tadi malam kau tidak meminta izin bahkan kau langsung pulang.Apa kau berubah pikiran?"tanya Jessy yang tadinya terlihat berpikir tapi saat bertanya langsung berubah antusias.

I LOVE VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang