Eps 1 : You Be Mine

197 8 6
                                    


29  Oktober  2009

"Ih sini cepetan Flo, lama banget sih lo!"

"Iya tunggu sebentar dong, ngga usah narik-narik gua, sakit tau!" Ucapku dengan keadaan tanganku ditarik secara paksa oleh Karina, sahabaku sejak SD.
"Memangnya kita mau kemana sih? Mendingan kita pulang ngerjain tugasnya si bapa brokoli, lo tau sendirikan dia paling ngga suka kalau tugas dia dikumpulin telat, mana tugas dia banyak banget lagi. Yuk mending balik aja kerjain tugasnya Rin!"

"Aduh rese amat sih lo. Bentar doang temenin gua ke belakang gereja, gua ada urusan, sebentar aja kok." Ucap Karin terburu-buru

Sekolahku yaitu SMA Cahaya Nusantara Bangsa adalah sekolah swasta yang memiliki gereja disebelahnya. Dan ini ada sekolah yang terkenal cukup elit, cukup susah lho masuknya. Aku merupakan anak yang beruntung masuk sekolah ini karena dengan nilaiku yang alakadarnya, aku bisa berhasil masuk ke sekolahan ini bersama dengan sahabat-sahabatku.

"Nah sudah sampai nih. Tunggu disini sebentar ya Flo, jangan kemana-mana. Awas lo ngilang, gua hajar"

Sebelum aku mau bertanya ngapain disuruh diam disini sendirian, Karina malah sudah lari duluan meninggalkan aku. Memang tidak diragukan lagi kecepatan lari si Atlet Marathon itu. Aku pun sendiri bingung kenapa tiba-tiba diajak ke belakang gereja ini yang katanya sih agak-agak angker. Aduh. Aku bukan tipe orang yang berani akan hal spiritual seperti itu. Bahkan kalau kalian mengajakku menonton film horror, selama film itu masih tayang, aku tidak akan membuka mataku. Jadi percuma saja kalian mengajakku menonton hal yang paling kubenci.

"DAR!!"

"AAARRGG!!" aku berteriak sekeras mungkin mendengar suara kagetan itu. Sial. Ternyata itu adalah Tommy. Dia adalah salah satu temanku yang super jail dan senang menjailiku yang super lemah ini.

"Lo ngapain sih ngagetin gua? Terus ngapain lo kesini? Lo kerja sama ya sama Karina buat ngerjain gua?"

"Siapa juga yang mau ngagetin lo sih? Lo sih terlalu lemah sama cupu, jadi gampang banget kagetnya" kata Tommy dengan muka meledek.

"Lo belum jawab pertanyaan gua yang lain Tommy jelek. Lo kesini ngapain? Tujuan lo apa?"

"Tujuan gua? Tujuan gua adalah gua mau nembak lo"

Hening.

Tunggu. Nembak aku? Maksudnya?

"Kok lo diem sih. Jadi canggung nih."

"Maksud lo nembak gua.. apaan ya?" Tanyaku dengan bingung.

"Lo bego atau apa dah? Iya nembak lo. Gua suka.. ah bukan, gua sayang sama lo Flo. Mau ngga jadi cewe gua?"

Aku menatap Tommy. Berbeda dengan biasanya,mukanya serius. Biasanya muka Tommy selalu cengengesan mengejekku dan tidak pernah mendengar pembelaanku. Dan kini dia menembakku?Menyatakan perasaannya?

Bukannya aku tidak suka terhadapnya. Aku suka sekali kepadanya. Aku bertemu dengannya saat aku masih kelas 1 SMP dan kita sudah berteman dari 3 tahun yang lalu. Aku sudah jatuh hati kepadanya sejak lama. Walaupun dia sangat menyebalkan,tetapi dia terkadang melindungi dan memperhatikanku. Sifatnya yang terkadang gentleman dan sayang terhadap ibunya membuatku makin suka kepadanya.

"Flo, kok lo diem? Lo ngga suka sama gua ya? Yaudah ngga apa-apa. Gua bakal pergi" ucap Tommy lesu.

Tetapi aku menahannya dengan menarik tangannya lalu aku tersenyum melihatnya.

"Aku juga sayang kamu Tom, dari lama lho,tapi kamu kayanya ngga pernah peka deh"

Mendengar ucapanku Tommy langsung tersenyum ceria, " Seriusan? Lo ngga bohong kan?"

Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum. Dia pun langsung memelukku." Thank you  Flo! Gua janji bakal selalu bareng Lo dan bakal selalu ngelindungin Lo. Gua bener-bener sayang sama lo"

"Iya Tom. Udah dong lepasin, kita tuh ada di area gereja. Ngga boleh kek gini"ucapku sambil melepas peluk Tommy.

"Iya Tom. Nafsuan amat sih lo jadi cowo. Kalau ada suster atau pastur lewat mau di ceramahin?" Tiba-tiba Karina datang entah dari mana sambil melipat tangan di dadanya." Eh Tom, awas aja ya Lo ampe nyakitin sahabat gua, gua bikin lo jadi rujak!"

"Iye, galak amat sih bu. Tenang, gua tulus banget sama Flo kok"

Tanggal 29 Oktober 2009 adalah hari terbaikku dimana keinginanku untuk menjadi pacar Tommy benar-benar terkabul dan semoga kami bisa selalu bersama.

Stay & ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang