Eps 2 : But...

102 6 9
                                    

29  Oktober  2011

Untuk merayakan hari jadi kami yang ketiga tahun. Aku bersama Tommy akan bermain di Taman Hiburan yang selama ini aku selalu ingin tetapi Tommy yang selalu sibuk karena membantu Ibunya bekerja karena dalam keluarganya Tommy, dia hanya tinggal bersama ibunya sedangkan ayahnya sudah meninggal akibat penyakit yang cukup serius.

"Kamu seneng ngga akhirnya bisa kesini? Maaf ya aku baru bisa janjiin sekarang" kata Tommy sambil memegang tanganku.

"Aku seneng banget kok. Makasih ya kamu udah tepatin janji. Aku sayang kamu" ucapku tersenyum kepada Tommy. Dia pun membalas senyumanku.

Akhirnya kami bisa melewati tiga tahun yang cukup rumit sebenernya. Bisa dibayangkan bukan betapa apiknya kami menjaga hubungan ini. Tetapi karena kami sudah saling janji tidak akan meninggalkan satu sama lain, perasaan kami menjadi lebih kuat untuk bertahan

Pernah suatu saat kami hampir putus akibat aku yang terlalu sibuk dengan acara pesta senisekolah. Sebagai seksi acara, aku haruslah ada disetiap keadaan pensi dan mengatur acara dengan baik. Bahkan sebelum acara dimulai, aku harus sudah banyak mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan. Karena aku terlalu sibuk, aku tidak bisa bersama Tommy sampai beberapa minggu, dan itu membuat Tommy marah dan kita sempat bertengkar cukup hebat.
Tapi kemarahan itu pun akhirnya bisa terselesaikan karena Tommy akhirnya bisa merngerti keadaanku dan aku bersyukur dia punya sika dewasa seperti ini. Dan itu adalah alasan kenapa tiap harinya aku makin sayang kepadanya.

"Aku sayang kamu Tom" ucapku tiba-tiba saat kita sedang beristirahat disebuah restoran kecil di taman hiburan ini.

"I love you more than you know Flo" balas Tommy.

"Kenapa kamu milih aku sih buat jadi pacar kamu? Aku tuh lemot, pendek juga, ngga cantik-cantik amat"

Tommy pun terdiam.

"Kenapa coba? Kepo ah kamu"

Walaupun sikap dewasa Tommy semakin muncul, sikap usil dan jailnya pun semakin meninggkat.

"Ih jawab dulu dong, aku penasaran nih!"

Tommy tertawa melihat tingkahku yang memang seperti bocah. Senang bermain dan polos (atau bahkan lebih ke bodoh?).

"Karena.. kamu menerima aku apa adanya. Aku udah kenal kamu dari lama, dan aku yakin kamu orang yang tepat untukku."

Mendengar ucapan Tommy aku kembali mengingat saat satu tahun yang lalu. Dimana aku dan Tommy mau merayakan hari jadi kami yang kedua tahun. Tetapi saat itu ada seorang wanita bernama Sherina selalu bersikap genit kepada Tommy. Walaupun Tommy tidak pernah menghiraukannya, Sherina selalu saja mendekati Tommy. Sherina bukanlah orang pertama yang seperti itu sih. Bagaimana tidak? Tommy bukan laki-laki biasa. Dia tampan dan juga tinggi. Badannya yang atletis karena dia rajin olahraga dan juga suka membantu Ibunya untuk mengangkat barang-barang membuat badannya yang dulu kurus krempeng menjadi lebih terbentuk. Rambutnya yang tercukur rapih. Wajahnya yang agak bule ( memang sih ayahnya juga keturunan bule, nurun deh ke anaknya) menjadikan dia adalah orang yang perfect dimata wanita lain.

Hubunganku dengan Tommy tidak dirahasiakan. Mungkin satu sekolahaan tahu siapa pacar Tommy Christian, tetapi namanya juga usaha, banyak sekali cewe-cewe mendekati Tommy tapi sayangnya usaha mereka gagal.

Dengan mendengar ucapan Tommy dan kembali mengingat kejadian yang lalu, aku semakin percaya bahwa dia sangatlah tulus kepadaku. Dan aku sangat sayang padanya

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
30 Oktober 2011

Hari ini adalah monster day. Yup. Hari senin. Dimana kita sebagai anak sekolah harus memulai kembali aktivitas kita dengan belajar dan belajar. Tidak lupa setiap pagi senin adalah upacara yang membuat kita semakin malas untuk memulai hari.
Seperti biasa, aku bangun pagi hari dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah dan menunggu dijemputnya Tommy.

Tiba-tiba ponselku berdering menandakan adanya notifikasi dari line.

Tommy Christian : Beb sorry aku hari ini nggabisa jemput kamu, gpp kan?

Aku pun kecewa hari ini tidak bisa dijemput Tommy, mau bagaimana lagi? Terpaksa deh aku harus naik angkot.

Florinca Elisabet : iyah gpp beb, aku naik angkot aja. Kmu ati2 yah berangkatnya, love you

Tommy Christian : iyh beb. Kmu jga ati2 yah. Love you too

Aku mematikan ponselku lalu bergegas meninggalkan rumah. Tidak lupa pamit kepada orang tuaku dan juga kepada anjing kesayanganku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sesampainya aku disekolah, aku melihat tempat parkir dan belum terlihat motor ninja berwarna hitam milik Tommy. Aneh sekali. Kenapa ya dia belum datang?

Aku memutuskan untuk bertanya kepada temannya, Ryan.

"Yan, lo tau ngga Tommy dimana sekarang?" Tanyaku pada Ryan yang sedang bermain Clash Royal di Handphonenya.

"Tadi sih dia bilang mau bantuin nyokapnya dulu anterin barang, udahnya belum ada kabar."

"Oh yaudah deh, thanks ya Yan"
ucapku sambil meninggalkan Ryan.

Semoga saja Tommy tidak terlambat sekolah. Sekolahku yang elit ini mempunyai tata tertib yang cukup ketat, jadi agak ribet jika sudah terlambat.

Dring... Dring... Dring...

Handphone ku berdering. Dengan cepat aku melihatnya dan tertulis nama mamanya Tommy, dengan segera aku menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan.

"Tante ada apa?"

"Tommy kecelakaan Flo.."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku dengan terburu-buru langsung menuju rumah sakit tempat Tommy sedang dirawat dan aku menemukan mama Tommy sedang duduk diam.

"Tante bagaimana keadaan Tommy? Kenapa bisa dia sampai kecelakaan?"

"Kata orang-orang sekitar, Tommy mengendarain dengan kecepatan cukup kencang dan saat lampu merah dia tidak sempat mengerem dan akhirnya malah terjadi kecelakaan. Sekarang dia sedang di operasi. Doakan Tommy semoga operasinya lancar ya Flo" ucap pasrah Mama Tommy.

Aku duduk disampingnya sambil terdiam dan ikut berdoa. Semoga operasinya lancar. Semoga operasinya lancar ya Tuhan.

Sudah lebih sejam aku dan Mamanya Tommy menunggu operasi dan hasilnya pun belum keluar. Membuat harapan kami semakin topis.

Dokter pun keluar dari ruang operasi. Kami berdua langsung berdiri dan menghampiri dokter.

Dokter itu melepas maskernya dan menggelengkan kepala menandakan bahwa operasi gagal.

Mamanya Tommy langsung menangis histeris sambil menarik kerah jas dokter.

"Bagaimana bisa? Dia anakku satu-satunya! Kembalikan Tommy! Kau dokterkan? Seharusnya kau bisa!!" Isak Mamanya Tommy sambil terus mengguncang sang dokter.

"Maaf ibu. Kami sudah mencoba yang terbaik. Luka di kepala Tommy terlalu berakibat fatal dan banyak sekali pendarahan yang terjadi. Kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi."

Aku yang sedari tadi mendengar perkataan dokter hanya terdiam dengan pikiran kosong. Dan lama kelamaan air mata mulai membasahi pipiku.

Inikah yang kau bilang selamanya bersamaku? Kau sudah berjanji padaku bodoh. Kau sudah berjanji akan melindungiku. Tapi ini kenyataan nya? Kau malah meninggalkanku. Dan ini sakit sekali Tommy

Sakit sekali.

Kau kira ini lucu hah? Aku tahu kau sangat jail padaku. Tapi ini... Ini keterlaluan Tommy..

Aku benci padamu.

Aku benci karena aku sudah sangat mencintaimu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yow guys! Saya masih pemula jadi mohon bantuan saran dan kritikan nya yahh. Thanks udh pada bacaa, jangan lupa vote nya.  Xoxo <3

Stay & ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang