Eps 5: Is That You?

58 5 6
                                    


Dari segi penampilan ini sih keterlaluan mirip. Dia benar-benar jiplakan Tommy.

Aku masih bengong saat Bapa Antonius berbicara dengan putranya bernama Samuel Wijaya. Aku memperhatikan wajahnya dan suaranya pun... Sial. Sama persis. Jantungku yang sedari tadi terus berdetak dengan kencang tidak bisa diam dipikiranku. Ayolah berhenti seperti ini!

"Flo, bapa tinggal dulu ya. Mohon bantuannya buat Sam. Terima kasih Flo" ucap Bapa Antonius sambil menepuk pundakku lalu pergi. Aku pun tak lupa mengucapkan selamat tinggal untuk beliau. Nah, sekarang bagaimana caranya aku berkomunikasi dengan si Tommy kedua ini?

"Oi!" Panggilnya. Aku membalikan badan tetapi tidak langsung melihat mukanya. " Coba sini berkas-berkas yang harus gua tanda tangang" huh kenapa dia kasar sekali sih ngomongnya?

Aku mendekatinya dan memberikan berkas-berkas perusahaannya. Tetapi yang membuatku risih dia malah menatapku dalam-dalam seperti akan manyantapku.

"Lo kenapa sih dari tadi liat muka gua kaya liat hantu?" Oh sial. Kau memang seperti hantu orang yang kusayang." Oh gua tau. Gua terlalu ganteng kan?" Ucapnya pede. Dia berdiri dan keluar dari wilayah meja kantornya dan mendekatiku secara perlahan. Aku pun mundur perlahan sampai akhirya aku tidak bisa mundur lagi karena terhalang oleh tembok. Oh sial. Posisi ini tidak enak dilihat oleh karyawan lain!

Aku tidak melihat ke wajahnya dan menatap kebawah dengan risih. Aduh ini orang ngapain sih?

Tangan kanannya malah menyentuh daguku dan memaksakan wajahku untuk melihat mukanya. "Lo suka sama gua ya?" Goda Sam. Oh God kenapa jadi gini sih?

"Eh... Pak, ini ngga enak dilihat karyawan lain. Ini masih tempat kerja." Elak-ku yang tidak membuat tangannya lepas dan malah membuat wajah kami berdua semakin dekat.

"Kamu ini lucu ya. Atau memang sengaja menggoda saya biar saya tertarik sama kamu terus kamu bisa pacaran sama saya, lalu kamu bisa naik pangkat? Licik juga kamu ibu manager"

Aku mendorongnya ketika dia sudah mulai berani mendekatkan wajahnya lagi. Huh. Untung aku tidak terlambat, kalau saja terlambat bibir ini sudah mengenai bibir haramnya. Dia pun terjatuh dan malah tertawa.

"Gua bercanda kali ah. Ngga usah serius gitu deh!" Lalu dia pun bangun berdiri dan membenarkan baju dan dasinya.

"Lagian bapa yang keterlaluan!" Kataku membela diri. Dia tertawa kembali.

"Siapa juga sih yang mau sama lo! Dada lo rata gitu. Ngga ada seksi-seksinya. Semua tepos! Bukan tipe gua lagian!"

Amarahku memuncak, aku langsung tinggalkan ruangan itu dan menutup pintu dengan keras. Cih! Dia bakal jadi bosku nanti, dan kelakuannya malah mesum seperti itu??

Fix. Dia bukan Tommy. Tommy tidak pernah seperti itu! Hanya fisiknya doang  yang sama!

Lagian kenapa aku bodohnya? Mana mungkin Tommy bakal kembali kesini? Very stupid.

Aku kembali ke ruanganku dan langsung duduk di meja kerjaku. Tiba-tiba Joanna masuk. Aku mempersilahkannya masuk.

"Ada apa? Kenapa muka anda lemas sekali?" Tanya Joanna sambil duduk di seberangku.

"Udah liat direktur baru belum?" Dia pun menggelengkan kepalanya." Mukanya kaya mantan saya yang ini nih" ucapku sambil menunjuk muka Tommy. Aku pun bercerita soal kejadian memalukan tadi dan dia cukup terkejut mendengarnya.

"Serius? Tapi anda ngga kenapa-napa kan??"

"Engga kok."

"Tapi aneh ya? Kok secara fisik bisa sama banget? Apa dia renkarnasi dari mantan anda?"

Aku pun berpikir. " Gua ngga terlalu percaya tentang hal kek gitu sih. Mungkin cuman kebetulan aja kali. Lagian sifatnya beda jauh sama Tommy kok! Jadi sudahlah cuman muka doang yang sama!"

Joanna hanya terdiam dan menanggukkan kepalanya. Aku sendiri masih kesal dengan perlakuannya. Dia kira aku cewe murahan apa?!

"Oh iya! Saya hampir lupa. Bentar lagi kita ada meeting. Lebih baik kita langsung berangkat saja!" Ucap Joanna. Aku langsung membereskan barang-barangku dan menyiapkan bahan rapat kali ini. Tunggu. Handphoneku mana ya?

Oh sial. Ketinggal di ruangan si mesum itu. Pasti ketika aku mendorognya, handphone itu ikut terjatuh.

Ah sudahlah. Lebih penting rapat daripada aku harus kembali keruangannya! Nanti saja aku minta tolong karyawan lain untuk mengambilnya.

~~~

Sesudah rapat berakhir aku langsung meminta tolong pada office boy untuk mengambil handphoneku.

"Mas Urip, saya minta tolong dong. Tolong ambilin HP saya diruangan pa direktur ya!"

"Aduh non. Tadi bapa direktur udah keburu pergi dari ruangannya. Tapi saya ngga tahu kemana." Cih. Kemana lagi tuh orang.

Aku pun mengucapkan terima kasih pada Mas Urip dan sekarang aku tidak tahu harus kemana. Dengan putus asa aku kembali ke ruanganku dan hanya bisa menunggu orang itu kembali.

Ketika aku membuka pintu ruang kerjaku aku malah menemukan yang kucari. Sial. Kenapa dia malah seenaknya masuk keruanganku sih?

"Bapa tahu sopan santun tidak? Jangan seenaknya gini dong. Ini kan ruangan saya!" Ucapku sebari masuk dan menutup pintu kembali.

" Saya disini bos kamu. Lagian pintunya ngga dikunci, saya langsung masuk saja."

Sabar Florinca. Dia itu bosmu. Tidak boleh membentaknya. Tidak boleh marah.

"Saya kesini cuman mau nganterin HP  kamu nih. Tapi saya diam disini dulu sebentar karena melihat foto ini." Sam langsung mengangkat figura yang berisi foto Tommy. "Ini... Kenapa mirip sama saya? Dia siapa?"

Damn. Aku harus jawab apa?

"Dia... Dia mantanku. Mukanya memang mirip denganmu tapi untuk sifat sama sekali tidak." Ucapku berusaha tenang. Sam kembali menaruh foto itu ke tempat asalnya dan berjalan mendekatiku. Otomatis aku langsung mundur menjauh darinya.

"Oh... Pantesan ya tadi kamu ngeliat saya histeris gitu. Maksudnya sifat saya tidak sama dengan mantan kamu apa ya?"

"Sifat bapa yang mesum dan tidak sopan. Tidak sama seperti mantan saya yang gentlemen."

Sam menaikan alisnya seolah omonganku adalah hal yang aneh. "Kalau memang mantan, kenapa masih dipajang fotonya?"

"Bukan urusanmu kan?"

"Mulai berani ya dengan saya?"

"Bapa duluan yang tidak sopan sama saya. Saya juga bisa seperti itu ke bapa" gila. Berani juga ya gue.

Sam hanya mendecak kesal lalu dia mendorongku pelan.

"Awas aja ya Lo. Inget posisi lo. Gua bakal bikin lo bertekuk lutut sama gua." Dia pun pergi meninggalkan ruangku.

"Gila. Punya bos kok ngga waras sih?"

~~~

Yow gengs!
Thankyou yang sudah menyempatkan diri untuk membaca cerita geje inii

Jgn lupa voment yahhh
Xoxo :*

Stay & ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang