A Lie

4.8K 327 4
                                    

Syeefa termenung di taman rumah sakit, pandangannya menatap lurus kedepan namun menyiratkan sebuah kesedihan. Ia menatap kosong kearah pancuran air yang berada tak jauh dari hadapannya.

Tubuhnya memang ada di taman ini, namun jiwanya melayang entah kemana. ia masih memikirkan kejadian beberapa menit lalu.

Flashback On

"Ka Syeefa, kakak sudah menikah?" Tanya Icha, sambil memandangi perut Syeefa

Syeefa terdiam, Entah apa yang harus ia katakan. lidahnya terasa keluh untuk digerakkan. mulutnya terasa dibungkam.

"I...iya, ka....kakak sudah menikah" Ucap Syeefa lirih. Pandangannya ia tundukkan, fokus menatap Flatshoes yang dikenakannya.

"Yahh, aku gagal deh. padahal sedari dulu aku kenal kakak, aku pengen banget kakak yang bersanding dengan Abang." Ucap Icha, sembari menunduk. Matanya menyiratkan sebuah kekecewaan.

Dan Syeefa, benar-benar merasa bersalah akan hal itu.

Dirinya menciptakan sebuah kebohongan, maka detik selanjutnya kebohongan-kebohongan akan terus tercipta...

"Permisi" Ucap salah satu suster yang entah sejak kapan sudah berdiri dihadapan Syeefa dan Icha.

Syeefa dan Icha tersadar akan kode dari suster tersebut. Mereka berdua segera bergeser dari  depan pintu ruang IGD.

Beberapa saat kemudian, Para suster sudah mendorong Brankar yang ditempati oleh Kafkah berbaring menuju Ruang Operasi.

Semua orang yang melihat hal itu, hanya menghela nafas pasrah sembari mengekori Suster dan Kafkah.

***

Pintu Ruang Operasi tertutup, Lampu dibagian atas Ruang Operasi sudah menyala. Menandakan bahwa Operasi sedang berlangsung.

Syeefa menghela nafas berat.

"Kamu sudah menikah nak?"  Jaderrr, pertanyaan itu. Pertanyaan itu keluar dari mulut Ibunda Kafkah.

"I...iiyya Tante." Ucap Syeefa, raut wajahnya datar. Sangat datar pandangannya fokus kewajah Ibunda Kafkah. Tapi pikirannya entah kemana...

Mendengar jawaban Syeefa, Tante Raniah, Ibunda Kafkah hanya bisa menghela Nafas kecewa.

"Seandainya Saja Kafkah mau menikah dengan mu nak. pasti tante akan langsung memberikan restu. Tante tidak perlu repot-repot menentang hubungan Kafkah dan Jasmine."

Huuftt

"Padahal tante sangat berharap kamu yang akan menjadi menantu dikeluarga Tante." Sambung Tante Raniah (ibunda Kafkah) lagi. Sambil tersenyum tipis.

Flashback Off

Semuanya akan dimulai kembali. Hari-hari yang penuh dengan sebuah sandiwara.

Sandiwara yang menyakitkan, yang menyedihkan, dan sandiwara yang menyayat hati...

Sebuah kebohongan sudah tercipta. Tinggal menunggu, pasti sebuah kebohongan akan tercipta lagi.

"Seandainya saja aku tidak menerima tawaran dari profesor, maka aku tidak akan ada disini, dan msalah ini tidak akan tercipta dan  kebohongan ini pun tidak akan terjadi" lirih Syeefa.

"Maafkan Mama nak, jangan meniru perilaku mama yah sayang" lirih Syeefa, tangannya mengelus lembut perut buncitnya.. air matanya sudah mengalir sedari tadi.

Syeefa hancur, sangat hancur. Apalagi ini? Kalo dipikir-pikir dia mempunyai banyak sekali masalah. Masalah nya dengan Kafkah dimasa lalu belum bisa ia lupakan. Kerja lembur di rumah sakit, pulang ke rumah langsung tidur, waktu mengobrol dengan keluarga tidak ada, menerima semua tawaran untuk keluar negeri. Hufftt, dia banyak melakukan aktivitas semata-mata hanya karena ingin melupakan KAFKAH namun Allah mempertemukan mereka lagi, Dan Menyebabkan satu masalah muncul. Apa yang harus ia katakan bila Tante Raniah dan Icha terus menanyakan perihal.Suaminya? Sedangkan ia saja tidak mempunyai suami! Ayah dari anak yang dikandungnya saja tidak ingin bertanggung Jawab. Lantas adakah seorang lelaki bujangan yang ingin menikahinya? Didalam kondisinya yang sedang hamil besar diluar nikah?!

Kehidupan yang sangat berat!!

"Assalaamu'Alaykum Syeefa" Ucap seorang Wanita, sembari terseyum.

"Wa'Alaykumusslam Warahmatullah. Jihan???" Ucap.Syeefa dengan mata yang berbinar.

"Iya ini aku, Ya Ampun lama tidak bertemu dan perutmu sudah semakin besar saja." Ucap Jihan, sambil merentangkan tangannya memeluk Syeefa

Sementara, dibelakang mereka Nampak Izzam yang tersenyum lega karena adiknya tidak bersedih lagi. Sedari tadi memang Izzam memperhatikan Syeefa, ia mendegar Gumamam Syeefa. Karena ia duduk lesehan Dibelakang Syeefa.. namun Syeefa sama skali tidak menyadari hal Tersebut. Izzam berjalan menuju kantin rumah sakit ingin membelikan air mineral untuk Syeefa, namun matanya tidak sengaja melihat Jihan. Dari situ iya berinisiatif untuk mempertemukan Syeefa dengan Jihan.

"Kenapa sih ? Sedari dulu kamu tak pernah berhenti bersedih." Tanya Jihan. Sambil menatap Syeefa

"Allah tidak akan memberikan Cobaan diluar batas kemampuan Makhluknya Syeefa. Allah mengujimu karena Allah sayang kepadamu. Maka bersabarlah supaya Allah senantiasa mengangkat derajat mu.. jangan berputus asa, karena Allah tidak suka orang yang berputus Asa. Jangan menyalahkan sebuah keadaan. Karena bagaimanapun semua sudah terjadi dan tidak akan terjadi bila Allah tidak berkhendak. Segala sesuatunya terjadi atas Khendaknya Syeefa. Sekarang aku mau bertanya. Dimana Syeefa, yang selalu berpositive Thinking jika ditimpa masalah? Dimana Syeefa yang tegar, yang ceria? Kamu berubah Syeefa, Kamu berubah. Berhenti untuk Soudzon kepada Allah tentang masa depan kehidupanmu. Tetapi ber Husnudzon-lah kepada Allah agar beliau senang tiasa memberimu kebaikan. " Ucap Jihan, sembari tersenyum lembut. Tangannya mengelus sayang perut Syeefa.

"Kasian dia Syeefa, kalo kamu terus-terusan seperti ini. dia juga akan tersiksa" ucap Jihan matanya melirik fokus ke perut Syeefa.

"Makasih ya Han, aku bersyukur Allah mengirimkan sahabat sepertimu kepadaku." Ucap Syeefa sambil tersenyum, tangannya menggengggam erat tangan Jihan

Matanya ia pejamkan dan menghirup udara banyak-banyak

"Ya Allah, Ampunilah Hamba"

"Assalaamu'Alaykum" Salam Tante Raniah Dan Icha, mendengar itu Syeefa membuka matanya yang ia pejamkan Untuk me Refresh kembali otaknya.

"Wa'alaykumussalam Warahmatullah"  Ucap Syeefa dan Jihan serempak.

"Syeefa, boleh tante minta tolong nak?" Tanya Tante Raniah, matanya berkaca-kaca.

"Memangnya ada apa tante?" Tanya Syeefa, kerutan dikeningnya muncul"

"Maaf tante menyusahkan mu nak. Tapi tante benar-benar minta maaf" Ucap Tante Raniah.

"Tante mau ketemu sama suami kamu" Ucap tante Raniah.

Mendengar itu membuat Syeefa menjadi terkejut, matanya membulat dan mulutnya terbuka membentuk O sementara Jihan, Jihan hanya mengerutkan keningnya Bingung.

"su...suami Syeefa, ad...ada di Turki tante. Iya ada di Turki" ucap Syeefa gugup

"Tante, mau minta Izin sama Suami kamu nak. Tante mau minta tolong supaya kamu.merawat Kafkah untuk sementara, karena Tante dan Icha akan kelaur negeri. Baru saja orang kepercayaan Kafkah dikantor mengatakan bahwa kantor Kafkah terancam bangkrut akibat Adanya pencurian dana dengan jumlah yang sangat banyak. Tante harus keluar negeri karena tante harus mengurus semuanya. Tante tidak mau Kafkah Semakin Syok karena perusahaannya yang terancam bangkrut" Jelas Tante Raniah, air matanya mulai mengalir. Icha yang melihat itu hanya  memberikan tatapan memohon kepada Syeefa.

Syeefa terdiam.

Apalagi ini???

"Mau ya Kak? Aku sama Bunda sangat-sangat minta tolong kepada kakak. Kita tidak mempunyai sanak Saudara dinegara ini kak. Kakak satu-satunya harapan Icha dan Bunda." Ucap Icha. Matanya juga mulai menestakan Air mata kesedihan.

"I..iiya, tante. Syeefa akan merawat Kafkah disini." Ucap Syeefa, Sambil tersenyum Lembut.

Syeefa sudah memikirkannya dengan matang, Skenarionya lebih indah. Dibalik semua kejadian ada seribu hikmah yang terkandung didalamnya. Yah, ber Husnudzon lah kepada Allah Syeefa.

Assalaamu'Alaykum.
Alhamdulillah satu part sudah dipublish lagi. Hehe, vote dan komentar. Oyah, terimakasih buat kalian yang sudah mau membaca ceritaku dan memberikan Vote serta komentar. maaf kalo banyak Typo, tidak sempat dibaca ulang karena perutku sudah keroncongan minta diisi. Hehe.
Jangan Sider yah. :*

Mate Is Not Going Anywhere  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang