Stupid!!

13.2K 543 13
                                    

"A...aku....aku me...mencintaimu Kafkah Adrean Hisbullah"

"Benarkah?"

"Y...ya"

"Aku pun begitu, kemarilah sayang. Habiskan malammu bersama ku."

"A..apa maksudmu?"

"Oh,kita akan menikah besok. Tapi puaskanlah aku malam ini"

_________

Syeefa Po'v

Aku tak berhenti memikirkan kejadian itu. Kejadian itu bak kaset rusak yang selalu terputar jelas di otakku. Ditangan ku ada selembar kertas yang berisikan hasil lab dari pemeriksaanku beberapa hari yang lalu. Aku takut membacanya, gejala-gejala wanita yang sedang hamil benar-benar kurasakan beberapa hari yang lalu. Aku takut kalo hasil labnya mengatakan kalo aku posotif hamil. Ya Allah.

Perlahan tapi pasti, tangan ku mulai membuka sedikit demi sedikit lipatan kertas yang ada ditanganku ini. Setelah terbuka dengan jelas, aku pun menghela nafas panjang.

Bissmillah

Aku mulai menunduk, dan membaca secara detail apa yang ditulis kan di kertas itu. POSITIF! bagaikan petir yang menyambar di siang bolong. Bagaikan ada setruman listrik di tubuhku. Aku ha... hamil???? Ya Allah bagaimana menjelas kan ini ke pada Ummi dan Abbi? Air mataku jatuh dari pelupuk mataku, aku membekap mulutku tak kuasa menahan tangis. aku terjatuh, bahkam kaki ku sendiri sudah tidak sanggup untuk menopang tubuh ku. Inilah konsekuensi nya. Inilah balasannmu ya Allah. Aku tak bisa mengelak dari semua peristiwa yang aku alami sekarang.

Aku malu! memanglah penyesalan selalu datang diakhir. Tapi apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku terjebak oleh nafsu, sehingga aku tidak dapat menahan diriku untuk tidak terjerumus dalam perbuatan zina.!

Seminggu yang lalu aku melakukan itu, tapi ku fikir itu tidak akan membuat ku hamil. Karena aku melakukan nya hanya sekali, hanya malam itu! Bukan kah wanita akan hamil bila ia melakukan hubungan intim sebanyak dua atau tiga kali? Tapi ya, ini lah kemuliaannya Allah. Dia selalu bisa memberikan hal diluar nalar manusia! semua nya tergantung rezeki.

Tapi, Apa yang harus aku katakan ke pada Abbi dan Ummi? Mereka akan malu memiliki Anak seperti ku,. Aku harus menemui Kafkah!
Ya, harus!

____

Aku berjalan ke arah cafetarian kampus yang berada di lantai 3. Aku baru saja mengabari Kafkah bahwa aku ingin menemuinya dan mengatakan sesuatu.

Aku duduk tepat di hadapannya. Dia menjejal kan Earphone di kedua lubang telinga nya. Memejamkan mata nya dan menyandarkan tubuh nya di sandaran kursi. *enak bener idup lu pak !*

"Assalamu'Alaikum Warahmatullah." Ucapku, tapi dia masih terdiam. Masih memejamkan mata nya rapat-rapat.

"Kafkah!" Panggilku, tapi masih saja tidak ada respon. Dengan kesal aku, menarik Iphone nya hingga Earphone nya pun terlepas dari telinga nya.
Dia terkejut!

"Kau ini,! Kau selalu mengatakan ucap kan lah salam terlebih dahulu bila ingin berbicara dengan seseorang. Tapi, apa yang kau lakukan barusan?" Apakah dia gila?

Aku memutar bola mataku kesal, bukan kah kalian dengar bahwa aku sudah memberi salam tadi. Malah dialah yang berdosa, karena tidak menjawab salam ku. Ingat!

Memberi salam itu sunnah, dan menjawab salam itu wajib! Taulah bila yang wajib tidak dilakukan maka jatuh nya akan dosa!

"Aku ingin mengatakan sesuatu, ke padamu!" Ucapku Tho The Point aku tidak suka berbasa-basi apa lagi menyangkut hal yang penting.

"Yasudah, katakan saja!" Ucap Kafkah sambil memainkan gedget nya.

Huh, aku hanya mendesah kesal atas perbuatannya itu!

"Aku.... aku ha... hamil Kaf!" Ucap ku, entah lah mataku berbinar atau berkaca-kaca sekarang. Aku takut, dia tidak menepati janjinya. Aku takut dia akan kabur nanti. Ya Allah, kuatkan lah hati hamba mendengar jawabannya. bukannya aku tidak percaya kepadanya. Tapi, bukankah malam itu dia mengatakan kalau dia akan menikahiku setelah itu. Tapi mana buktinya. Seminggu telah berlalu dan dia seakan-akan menutup telinganya bila aku membahas hal tersebut.

"Ha...hamil?" Ucap Kafkah dengan tatapan yang sungguh sangat sulit untuk ku artikan.

Aku hanya mengangguk memastikan. Dia memucat, tangannya mengepal hingga buku-buku tangannya mulai memutih. Sedetik kemudian, wajahnya kembali seperti semula. Tenang! seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Kau... kau akan bertanggung jawabkan?" Tanya ku, jujur saja aku takut.

"Y...ya, kenapa tidak?. Tapi mm, apakah kau mau memberikan surat ini ke pada Jasmine?" Ucap Kafkah sembari merogoh saku kemejanya dan menyedorkan sebuah lipatan kertas yang berbentuk segi empat ke padaku.
Aku mengeryit bingung. Kertas apa ini? Tanya ku dalam hati.

"kertas ini diberikan oleh Ms. Jane, dia menyuruhku untuk memberikan ini ke pada Jasmine. Tapi aku sangat malas untuk berjalan, kau mau membantu ku kan sayang?" Tanya Kafkah lembut. Jujur saja pipi ku memanas mendengar perkataan sayang nya terhadapku.

Aku pun mengambil kertas itu dari tangannya, dan berdiri dari dudukku. Aku menghampiri Jasmine yang sedang berkutat dengan Notebook nya.

"Hey, ini kau dapat surat dari Kafkah" Ucap ku, kenapa tidak memberi salam? karena kita ada perbedaan dari segi keyakinan.

Dia hanya mengeryitkan alisnya bingung. Menatap ku seolah-olah bertanya, 'Untuk Apa Surat Semacam Itu' aku hanya mengangkat bahuku dan kembali ketempat dimana aku dan Kafkah bicara tadi.

Setelah aku duduk, aku menghela nafas. Aku memijat pelan pelipisku, aku pusing dengan masalah yang sedang menimpaku saat ini.

Aku sangat, mencintai Kafkah
Perasaan ini tumbuh saat aku pertama kali melihatnya di parkiran kampus. cukup lama memang. Karena sekarang aku sudah semester akhir, tinnggal bersabar dan menunggu selama sebulan lagi untuk aku menjadi sarjana

Inshaa Allah.

Selama aku menyukainya, aku selalu mengintai nya kemana-mana. Bahkan aku tau, siapa saja wanita kampus ini yang pernah dipacari oleh nya. Aku bahkan selalu ia perintahkan menemui wanita-wanitanya untuk sekedar memberikannya informasi bahwa dia menunggu wanita tersebut di taman kampus.

Aku memang mencintainya dalam diam, tak sedikit pun terbesit dihatiku untuk mengungkapkannya padanya namun malam itu karena kebodohanku. Semuanya terjadi begitu saja. huh.. apa yang akan kulakukan dengan hidup ku kedepannya.

Ya Allah bantu hamba. Sudah terbesit sebuah fikiran bahwa dia tidak akan bertanggung jawab terhadapku. Tapi, aku tetap tidak boleh soudzon ke pada siapa pun.

Yang kutakutkan, dia hanya mempermainkan ku saja!

Bodoh pun kurasa tidak bisa mendeskripsikan diriku malam itu.!!

***

Typo
Vote plisssss ini berarti banget. Makasih

Mate Is Not Going Anywhere  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang