Chapter 11

30 3 0
                                    

Dafa pov

Semakin hari cintaku semakin bertambah pada Manda.
Aku hanya berbeda hanya saat bersamanya.
Aku tidak lagi terlalu dingin saat bersamanya,aku merasa ada mendapat kasih sayang dan cinta yang lama tak dapat kurasa.
Hingga kata tak rela muncul jika dia harus pergi.
Aku hanya ingin dia bahagia saat bersamaku,hanya bersamaku.

Di perpustakaan

"Ehh,Hai Daf,mau baca buku juga?" Sapa bidadari itu penuh ramah sambil melemparkan senyum manisnya.
"Mmm,iya Man" Sambil kucari cari bangku mana yang mau aku duduki.
"Kok bingung gitu Daf?" Bingung Melihat mukaku yang emang terlihat kebingungan
"Man,boleh aku duduk disini" tanyaku penuh ragu
"Ya boleh lah Daf,duduk aja" sambil tersenyum senyum.

Kami pun kembali fokus ke buku kami masing masing.
Tepat 35 menit kami serius menekuni buku yang ada dihadapan kami,35 menit tidak terjadi dialog diantara kami.

"Daf,udah mau habis nih waktunya,kamu ga balik ke kelas? Mau bareng atau aku balik diluan?" Sambil mengembalikan buku ke rak buku yang berada tepat di belakangnya.
"Ohiya,terserah sih Man,aku juga mau balik ke kelas sih" sambil meletakkan buku di rak buku yang berada di depanku.
"O,yaudah,yuk balik" Sambil berjalan keluar dari pintu perpustakaan.

Kami pun berjalan menuju kelas meninggalkan perpustakaan.

***
Sampainya di kelas...

"Daf,nanti jadi ikut kan?" Sambil menepuk pundakku pelan
"Jadi kok Man" Sambil menoleh ke arah belakang.

***
Di parkiran....

Aku gatau apa yang terjadi antara Manda sama Farel.
Yang aku lihat terjadi sedikit cekcok dan Manda menolak ajakan Farel untuk ikut berangkat bersamanya.
Tak bisa ku pungkiri aku sangat senang saat Manda memilih pergi bersamaku,yaaa setidaknya kali ini aku merasa lebih beruntung dari Farel.

Sampainya di rumah Manda....
Manda langsung mempersilahkan kami masuk,tapi aku juga tidak tau apa yang sedang dibicarakan Manda sama Farel diluar sana.

Gak lama mereka berdua masuk.
Hatiku sangat sedih melihat Farel merangkul Manda masuk.

"Cie..ciee...pasangan baru...cuitt cuitt" teriak tere.

Tak kusangka kalau ternyata Farel udah jadian sama Manda dari keceplosannya Tere.
Hatiku bagai tercabik cabik,hancur berkeping keping,emosiku meluap luap begitu saja,tapi tetap saja aku hanya bisa membatu,tidak bisa berbuat apa apa.
Aku sadar bahwa saat ini aku lah yang sangat sial dan Farel lah yang sangat beruntung.
Aku hanya bisa bersikap seolah olah aku tidak mengetahui apa apa,tidak tau apapun yang terjadi.

*
"Langsung aja deh...diputar filmnya" saran Lifa.
"Mmm" gumam Manda sambil memasukkan kepingan CD
"Kamar mandi dimana man?" Tanyaku disela sela film yang semua lagi fokus fokusnya.
"Oh itu Daf,belok dikiri aja,langsung nyampek" sambil menunjuk nunjuk pada lorong rumah itu.

Waktu aku keluar dari kamar mandi,aku ngeliat Farel ada di dapur lagi buka buka kulkas.
Aku menghampirinya,dan....melayangkan tinju yang sama untuk kedua kalinya saat dia berbalik ke arahku.
"Kamu hebat Rel,Sayangin Manda,Jagain dia,Jangan sampe air matanya netes karena kamu" sambil berdiri tegap dan menunjuk ke arah muka Farel.

*
Udah selesai,dan udah sore juga,kita balik ke rumah kita masing masing.

'
"Yaudadeh,hati hati ya kalian,sering sering yaa" sambil melambai lambaikan tangannya.

~~

Farel pov

Feelingku bilang ada yang ga beres.
Aku gatau kenapa Manda pasang muka kesel waktu liat aku setelah istirahat tadi.
Aku nyoba tanya ke Ryan,tapi Ryan bilang gadak apa apa.
Aku curiga,pasti ada apa apa.
Bahkan berlangsung sampe bel pulang
Sepulang sekolah ini kita emang udah janjian mau ke rumah Manda,seperti biasa titik kumpul kita di parkiran.

*
"Man,berangkat bareng aku kan?" Sambil mengodorkan helm ke dia.
"Gak!" Dengan tegas
"Loh kok gitu?" Tanyaku kebingungan
"Yan,kenapa?" Tanyaku ke Ryan
"Udah gapapa,ntar juga normal lagi kok" jawab Ryan santai.

Seperti yang kuduga pasti ada apa apa.
Akhirnya Manda berangkat dibonceng sama Dafa,aku ga setuju cewe aku dibonceng sama cowo lain padahal disitu ada aku.
Dalam hati aku ga terima.
Tapi,ya mau gimana lagi,disini posisinya aku ga bisa marah,aku harus coba ngertiin Manda saat ini.

*
Kita sampe di rumah Manda.
Manda emang udah ga pasang muka kesel lagi ke aku,tapi aku ngerasa ga enak kalo dia ngacangin aku,trus minta putus,trus pacaran sama Dafa,gabisa gabisa😱,bisa bisa aku yang mati bunuh diri 😱
Walaupun sebenarnya hati aku nyesek banget,aku coba tenang.

"Man..." Sambil menarik tangannya.
"Apaan sih" jawabnya sambil menghentakkan kakinya.
"Kalo ada masalah kan bisa di ceritain baik baik" Ucapku sambil menurunkan nada bicaraku.
Beberapa menit dia terdiam tanpa bicara,
dan mulai mengeluarkan suara "Aku tuh kesel liat fans fans kamu tuh ngebully aku terus,masa bilang aku ngedukunin kamu,meletin kamu,apalah itulah" Jelasnya sambil menangis.
"Udah..udah...engga usah kamu dengerin deh" Sambil menghapus air mata di pipinya.

*
Sampainya dalam rumah ya kita langsung nonton.
Tepatnya kali ini kita nontonnya horor,aku baru tau kalo Manda takut horor tapi katanya dia suka,auahh aku juga bingung.
Ketakutan Manda ngebuat aku harus menderita kesakitan.
Untung aja jidat aku ngga bendol dibuat Manda.
Berangsur sampe tiga kali,untuk selanjutnya aku menarik Manda kepelukanku dari pada kepada kejedot lagi,sakit ahhh.

"Man,ambilin minum dong" sambil merengek
"Ihh,ambil dikulkas sana,ganggu deh" omelnya

Mau gamau aku pun harus gerak ke dapur.
Saat aku berbalik badan,aku mendapati tinju tepat sasaran dari Dafa yang mendarat mulut di pipiku.
"Kamu hebat Daf,jagain Manda,jangan sampe air matanya ngalir karena kau" sambil menunjuk nunjuk wajahku dengan jari telunjuknya seolah olah memberi peringatan pada ku.

Kita pulang karena udah sore juga.
"Bye" ucapkami serempak
"Daa,hati hati yaa" sahut Manda.

*
Sampainya di rumah.

Aku ga sampai pikir atas ini semua,kenapa bisa bisanya Manda sempet ga enakan sama aku cuma karna mereka fans fans ku.
Aku sempet sedih,aku kirain Manda ga percaya lagi dan bakal mutusin aku
Untung aja engga,syukur dehh.

~~~

Please comment dan vote kaliannnnn 😢

Ig @aselaa_

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang