Chapter 20

20 2 0
                                    

Dafa pov

Aku hanya bisa berharap agar takdir sendirilah yang membawaku ke duniamu~

Libur udah tiba,ada waktu beberapa minggu untuk menjauh dari tugas sekolah,namun seminggu tlah kuhabiskan di Bandung untuk berlibur bersama kedua sepupuku dan Chika yang sampai sekarang masih memendam rasa untukku,dia selalu meminta ikut bersama kami setiap kali kami bepergian,termasuk besok dia juga ikut pergi bersamaku dan aku memilih untuk menghabiskan seminggu di tanah kelahiranku,aku rasa adil adil saja untuk itu semua.

Besok pagi aku akan berangkat,rindu rasanya selama 6 bulan tak pernah kembali,hawa,pemandangan yang berbeda.
Baru saja aku ingin mengerjapkan mataku,ponselku pun bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Ternyata dari grup kesayangan,gue yakin nih sedetik aja udah pada demo semua.

Oncom

Ryan : Dateng ke rumah gue besok pagi jam 9 ya,gue tunggu
Ryan : Gue harap,dimana pun kalian,semuanya bisa dateng.
Fadli : Libur oncom
Manda: Libur oncom (2)
Lifa   : Libur oncom (3)
Tere  : Libur oncom (4)
Farel : Libur oncom (5)
Fadli : Plagiat deh lo semua!
Dafa  : Acara apa Yan?
Ryan : Ada yang pengen gue bicarain,dan gue butuh lo semua,dan gue berharap banget kalian semua dateng.
Dafa  : Gue dateng jam 11 besok ya Yan,bye gue mau mandi.

Di kamar gue kekeh sendiri,gimana bisa gue mandi jam 10 gini.
Yaa itu tuh bukan jadwal mandi gue lahh.

*
Sudah sampai di depan rumah Ryan,suara demon terdengar sampai keluar.
"Chik,lo ga ikut?" Sambil menuruni mobil. "Mmm,gausah deh Daf" tolaknya. "Oo yaudah" kataku dan berlalu pergi.

Ga sangka gue,gue kirain ga ada lagi yang kenal sama gue ehh ternyata "Daaaafaa..aaaa..dafaa..." teriak mereka terlihat sangat begitu antusias.

Setelah membicarakan masalah lahan kita semua kembali seperti  rutinitas masing masing yakni "gosip".
Mataku berpusat pada suatu titik disana Farel dan Tere yang saling suap suapan kue coklat. "Kenapa? Ada apa ini? Kenapa Tere? Kenapa Manda?" Otakku bagai perang.

Aku mengahampiri Ryan dan berbisik sepelan mungkin agar tak ada yang mendengar kecuali Ryan "Yan,Man Farel kenapa?" Sambil meletakkan tanganku dipundaknya untuk memperdekat jarak kami. "Udah putus bro" jawabnya sambil senyum kecut. "Oo" jawabku singkat sambil mencari cari keberadaan Manda.

Hati ku bagai berpesta merasa senang karena akan mendapat jalan buat ngerebut kembali hati seorang Manda.
Tapi tak sepenuhnya,sebagian hariku merasa sakit,bagaimana rasanya jadi Manda yang di php sama Farel.

"Hai Man" sapa gue sambil melambai lambaikan tangan kearah Manda yang sedang diduduk di anak tangga. "Ehh Daf,tadi kesini sama siapa?" Gue ikut duduk disampingnya. "Oh itu Man,sama Chika" jawab gue jujur.

"Mmm,Chika? Iya gue tau,Chika yang tadinya sekolahan sama kita kan? Yaa mantan lo" sambil menghadap ke gue dan alisnya yang menyatu menanda sedang mengingat ingat sesuatu. "Ya,kita cuma sebulan,trus disaat itu juga dia pindah" jawab gue cuek.

"Lah,Chika mana dong" sambil menatap natap ke arah pintu. "Katanya gamau ikut" masih dengan raut jutek gue,gue jadi bosen "Kenapa jadi Chika yang dibahas sih Man,lo gatau kalo gue kangen sama lo,kenapa lo ga nanyain gue?"dumel gue dalam hati

"Mann..."lihir gue pelan. "Iyaa Daf,kenapa?" Sambil memekarkan senyum manisnya. Gue berniat pengen nanyain antara dia sama Farel,tapi gue ngurungin niat gue "mmm,gak kok,lo cantik hari ini" sambil tersenyum tipis "thanks" jawabnya singkat.

***************************************************************

Manda pov
 

Apalah dayaku yang hanya bisa berharap~


"Mandaaa..." teriakan itu amat gue kenal,tebakan gue bener,itu teriakan si oncom Ryan. "Ck,Apaan pak?" Sambil memutar bola mata gue. "Sini lo,yang tadi malam" sambil mengibaskan tangannya maju mundur,gue langsung peka deh maksud dia.

"Mmm,Daf,aku tinggal dulu ya,ngurus bocah itu dulu bentar,soalnya ntar dia mewek" sambil berdiri. "Oh iya Man,silahkan" sambil menganggukkan kepala. "oke" jawab gue dan berjalan beralih ke arah Ryan yang duduk di sofa.

"Mau apa nih?" Sambil menatap Ryan tajam. "Besok malem papa Lifa ultah Man,dia nyuruh gue mikirin gimana buat partynya" sambil cengengesan ga jelas. "Lah,trus,masalahnya sama gue?" Tanya gue masih belum mengerti maksud Ryan.

"Bantuin gue,pliss,bokapnya suka yang simpel" sambil melipat kedua tabgannya di depan dada "Oke,lo bantu dekor,trus lo kasi kasi arahan aja ke dia,buat bilang hbd ke papanya pas kapan,gue rasa itu cukup simpel" sambil menaikkan kedua alis gue.

"Oke,itu bisa oke tuhh,makasih mak ipehh" jawabnya sambil mencubit pipi kiri gue dan lari ntah kemana. "Ehh,sontoloyo,dasar oncom lapuk,awas lo yaa,gue cincang ntar lo kalo dapet" sambil melemparkan bantal sofa dan meleset.

Tapi ntah mengapa sesak rasanya melihat Ryan begitu antusias akan Lifa. "Ada apa sama gue,apa gue cemburu? Apa jangan jangan Ryan suka?" Gumamku dalam hati,ahh "gamungkin lah" pikirku dan segera menyadarkan diri dari lamunanku.

***************************************************************

Chika pov

Apalah dayaku yang hanya bisa berharap~

Gue baru aja sampe disekolah,suasana kelas udah ramai.
"Chik,bukannya lo rapat osis ya pagi ini?" Kata Indah yang ada di depan meja gue. "Ya ampunnn" sambil menepuk jidat gue.
Bisa bisanya gue lupa. Gue langsung ngambil buku sama pena dan lari ninggalin kelas,sebelum omelan buat gue semakin wew.

Karena gue buru buru banget,gue sampe nabrak seseorang.

Brakkk...

Buku gue berjatuhan kelantai. Gue sigap langsung beresin buku gue dan dibantu sama cowok itu.

"Maaf maaf.." ucap gue sambil berlari terburu buru. "Loh..Chikaaaa" teriak Vanya yang masih sempet gue denger,namun gak waktunya gue noleh dan jawab pertanyaan dia dulu kan.

*

Dari kejahuan gue ngeliat Vanya duduk bersama Davy dan satu orang cowok,samar samar tapi gue rasa itu Dafa,tapi gue ga yakin,gue ngerasa ga mungkin aja kalo dia juga pindah kesini. Tapi gue kepo banget sampe akhirnya gue coba mendekat.

"Dafa?"

"Chika?"

"Loh kamu,eh lo sekolah disini juga?" Tanyanya gue gelagapan.

"Mmm..ya begitulah Chik" Sambil menggaruk garuk kepalanya.

"Loh,kalian saling kenal?" Tanya Vanya heboh

"Kita...." Jawab Gue sama Dafa bersamaan

"Yaa kita saling kenal" Jawab gue spontan,ntah mengapa rasanya gue hanya ingin gak ada yang tau kalo kita itu mantan.

Rasa ini masih gue pendem sampe sekarang,bahkan setelah Dafa tak ada lagi cowo yang bisa menggantikan posisinya. Tak lagi ingin rasanya aku ingin dia pergi.

*
"Oke berarti seminggu ini kita bakal liburan,jalan berempat dong,seru nih,kali aja ada yang CLBK" kata Vanya yang berhasil ngebuat pipi gue merah merona kayak tomat.

Kita jalan jalan,makan gulali,ke Sea World,ke museum,main ke Aminal Studio,jalan ke Mall,main ke Pantai,Ke Zoo,dan masih banyak lagi wahana wahana dan tempat tempat yang kita kunjungin.

🔜🔜🔜🔜🔜🔜🔜
Vote+comment 😢 pleasee

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang