Chapter 27 // Wedding II - R.I.P

66 3 3
                                    

-AuthorPov-

Para tamu undangan sudah memadati hotel bintang lima ini.
Tapi Manda dari tadi mondar mandir mencari keberadaan Farel.
Dia mencari sosok Ryan,namun nihil! Ryan juga tidak ada.
Sudah berulang ulang kali dia menelepon keduanya,tapi tak ada respon. Semua sosial media mereka juga ia liat,tapi tak ada yang melihatkan keberadaan dari keduanya.
Intan dan Brandon juga datang demi menghadiri pernikahan Gita dan Dimas,walau beberapa hari mereka akan kembali ke Tokyo.

Acara ini tetap digelar. Berlangsung meriah hingga akhir acara. Hati Manda tak henti hentinya menggerutu. Dua lelaki yang sama sama berjanji untuk hadir,tapi tak ada satupun dari mereka yang datang. Batang idungnya tak kunjung naik kepermukaan.

Dia turun ke parkiran,mencari cari sosok keduanya.
Tiba tiba mata Manda tertuju pada seseorang yang baru saja datang naik mobil yang platnya tak asing dilihatnya.

Pemuda yang mengendarai mobil itu turun dan langsung menarik Manda masuk. "Lo kok gak datang? Lo bohong" kata Manda. "Itu gak lebih penting dari yang ini" jawabnya dingin.
"Maksud lo? Trus sekarang lo mau bawa gue kemana?" Kata Manda lagi.

Ryan tak menjawab perkataan Manda. Mandapun hanya diam dan melihat jalanan kota yang ramai itu.

"Lo mau bawa gue ke mana sih? Gue gak sakit Yan" kata Manda setelah melihat Ryan membelokkan mobilnya ke rumah sakit.
Ryan tak menjawab semua pertanyaan Manda sedari tadi,Ryan memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit dan menarik Manda masuk ke dalam rumah sakit.
"Kenapa semua orang malah jadi irit bicara gini sih"gerutu Manda dalam hati.

"Man,Farel sakit" kata Ryan saat mereka sampai di depan pintu rumah sakit.

Mulut Manda menganga mendengar ucapan Ryan, "Ha? Sakit apa? Trus sekarang dimana dong?"

"Ikut gue" jawab Ryan dan menariknya untuk jalan lebih cepat.

Manda kebingungan saat melihat Mama,Papa Farel yang duduk dikursi sambil menangis. "Loh tante kenapa? Om,kenapa om"

Nia,mama Farel langsung berdiri dan menggenggam erat kedua tangan Manda, "Manda,Manda..Farel udah gak ada nak,kamu harus ikhlas ya nak"

Ryan mematung di samping Manda,tak bergerak sedikit pun.

Manda tak percaya sama apa yang dibilang Nia, "Ahh..tante jangan becanda dong,bentar ya biar Manda liat dulu ya tan" kata nya dan melihat ke arah Ryan, "Liat Farel yuk,dia pasti seneng liat kita jengukin dia" Manda menarik tangan Ryan.

Dia berjalan memasuki ruang itu beriringan dengan Nia dan Peter juga Ryan di belakangnya.Dia berjalan cepat ke dalam ruangan itu dan langsung berdiri disamping tempat tidur,hingga ia tak menyadari ada Fadel yang tak berdaya duduk di kursi sofa. Manda membuka kain yang menutupi tubuh Farel saat itu,ia meronta saat melihat Farel tertidur,mata terpejam dengan bibir pucatnya itu.

Air matanya sontak mengalir bebas,tangannya mengoyak badan Farel,ia menangis meronta ronta, "Rel,bangun Rel,bangunnn..... ini aku Rel,bangunn Rel.... bangun...., kamu janjikan gabakal ninggalin aku,iya kan Rel? Kamu janji bakal rayain ulang tahun kamu hari ini sama aku kan Rel? "

Air matanya tak henti hentinya mengalir "Oke,sekarang kamu bangun Rel,bangun... buktiin semua janji kamu sama aku Rel,buktiin.. Oh,jadi kamu gak mau bangun? Kamu pengecut Rel! Buktiin janji kamu sama aku Rel,buktiin kalo emang kamu gak pengecut Rel,ayo Rel,ayoo buktiin"

"Apa kamu gak liat aku lagi nangis Rel? Apa kamu gak liat,ha? Mana Rel? Mana sapu tangan kamu buat ngapus air mata aku? Mana? Mana Rel?? Mana jempol kamu? Ayo Rel,hapus air mata aku,kan kamu bilang kamu gak mau liat aku nangis,ayo Rel,hapus air mata aku" katanya kembali meronta,menggenggam erat tangan Farel yang sudah tak bernyawa itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang