Chapter 21

21 2 0
                                    

Dafa pov

Aku hanya bisa berharap agar takdir sendirilah yang membawaku ke duniamu~

Libur udah tiba,ada waktu beberapa minggu untuk menjauh dari tugas sekolah,namun seminggu tlah kuhabiskan di Bandung untuk berlibur bersama kedua sepupuku dan Chika yang sampai sekarang masih memendam rasa untukku,dia selalu meminta ikut bersama kami setiap kali kami bepergian,termasuk besok dia juga ikut pergi bersamaku dan aku memilih untuk menghabiskan seminggu di tanah kelahiranku,aku rasa adil adil saja untuk itu semua.

Besok pagi aku akan berangkat,rindu rasanya selama 6 bulan tak pernah kembali,hawa,pemandangan yang berbeda.
Baru saja aku ingin mengerjapkan mataku,ponselku pun bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Ternyata dari grup kesayangan,gue yakin nih sedetik aja udah pada demo semua.

Oncom

Ryan : Dateng ke rumah gue besok pagi jam 9 ya,gue tunggu
Ryan : Gue harap,dimana pun kalian,semuanya bisa dateng.
Fadli : Libur oncom
Manda: Libur oncom (2)
Lifa   : Libur oncom (3)
Tere  : Libur oncom (4)
Farel : Libur oncom (5)
Fadli : Plagiat deh lo semua!
Dafa  : Acara apa Yan?
Ryan : Ada yang pengen gue bicarain,dan gue butuh lo semua,dan gue berharap banget kalian semua dateng.
Dafa  : Gue dateng jam 11 besok ya Yan,bye gue mau mandi.

Di kamar gue kekeh sendiri,gimana bisa gue mandi jam 10 gini.
Yaa itu tuh bukan jadwal mandi gue lahh.

*
Sudah sampai di depan rumah Ryan,suara demon terdengar sampai keluar.
"Chik,lo ga ikut?" Sambil menuruni mobil. "Mmm,gausah deh Daf" tolaknya. "Oo yaudah" kataku dan berlalu pergi.

Ga sangka gue,gue kirain ga ada lagi yang kenal sama gue ehh ternyata "Daaaafaa..aaaa..dafaa..." teriak mereka terlihat sangat begitu antusias.

Setelah membicarakan masalah lahan kita semua kembali seperti  rutinitas masing masing yakni "gosip".
Mataku berpusat pada suatu titik disana Farel dan Tere yang saling suap suapan kue coklat. "Kenapa? Ada apa ini? Kenapa Tere? Kenapa Manda?" Otakku bagai perang.

Aku mengahampiri Ryan dan berbisik sepelan mungkin agar tak ada yang mendengar kecuali Ryan "Yan,Man Farel kenapa?" Sambil meletakkan tanganku dipundaknya untuk memperdekat jarak kami. "Udah putus bro" jawabnya sambil senyum kecut. "Oo" jawabku singkat sambil mencari cari keberadaan Manda.

Hati ku bagai berpesta merasa senang karena akan mendapat jalan buat ngerebut kembali hati seorang Manda.
Tapi tak sepenuhnya,sebagian hariku merasa sakit,bagaimana rasanya jadi Manda yang di php sama Farel.

"Hai Man" sapa gue sambil melambai lambaikan tangan kearah Manda yang sedang diduduk di anak tangga. "Ehh Daf,tadi kesini sama siapa?" Gue ikut duduk disampingnya. "Oh itu Man,sama Chika" jawab gue jujur.

"Mmm,Chika? Iya gue tau,Chika yang tadinya sekolahan sama kita kan? Yaa mantan lo" sambil menghadap ke gue dan alisnya yang menyatu menanda sedang mengingat ingat sesuatu. "Ya,kita cuma sebulan,trus disaat itu juga dia pindah" jawab gue cuek.

"Lah,Chika mana dong" sambil menatap natap ke arah pintu. "Katanya gamau ikut" masih dengan raut jutek gue,gue jadi bosen "Kenapa jadi Chika yang dibahas sih Man,lo gatau kalo gue kangen sama lo,kenapa lo ga nanyain gue?"dumel gue dalam hati

"Mann..."lihir gue pelan. "Iyaa Daf,kenapa?" Sambil memekarkan senyum manisnya. Gue berniat pengen nanyain antara dia sama Farel,tapi gue ngurungin niat gue "mmm,gak kok,lo cantik hari ini" sambil tersenyum tipis "thanks" jawabnya singkat.

*
Manda itu baik,cantik,ramah,pinter,semuanya ada di dia,dia berhasih ngebuat aku larut dalam lamunan setiap kali aku ngeliat mata bulat dia,rambut lurus sepundak,lesung pipit mininya.

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang