Chapter 25 // Wedding I

34 3 0
                                    

-AuthorPov-

Pagi yang cerah. Matahari dengan sinar surganya bersinar kilau.
Gedung yang cukup luas ini menjadi perantara ke semesta,seolah mengundangnya untuk turut bergabung.
Tepat pukul 08.00 acara resepsi pernikahan ini akan segera digelar. Para undangan sudah mulai berdatangan. Gedung ini amat terangat indah. Dihiasi dekor bernuansa biru-abuabu dan beberapa balon di beberapa tempat.

Gita dan Amanda tengah menuruni anak tangga dengan gaun anggun yang mereka kenakan. Gaun yang dirancang khusus untuk pesta ini. Gaun yang sama persis. "Git,temenin gue liat temen gue dulu ya" kata Manda dan langsung menarik Gita setelah mereka sampai dibawah.

Manda langsung menarik Gita. Gita mencoba bertahan agar tak terikut oleh Manda,namun kehendak berkata lain. Mungkin ada roh yang menguatkan Manda hari ini sehingga Gita bisa ikut tertarik. Gita hanya bisa berdecak dan memutar bola matanya.

Baru saja mereka tiba di depan pintu,segerombolan temannya baru juga sampai. Mereka semua berjalan berdampingan. "Bushettt...udah pada kayak truk gandeng semua nih" celetuk Gita. Manda hanya berdehem. "Nah...yuk masuk semua"kata Manda sambil memekarkan senyumnya.

Pesta ini digelar cukup mewah,dengan hidangan makanan minuman dengan berbagai varian jenis,juga makanan pencuci mulut seperti beragam jenis buah juga ada,sesi foto tanpa batas.

Usai acara raut wajah Gita,Amanda dan Farel terlihat begitu leleh.
Apalagi Manda,berulang kali ia duduk-berdiri berulang ulang karena merasa bosan. "Please deh ah..gue tuh ya pengen banget buka nih baju,risih gue,malah ini kaki rasanya mau copot" omel Manda sendiri.

Gita pun ingin demikian,tapi rasa lelahnya hilang setiap kali Dimas sang kekasihnya menggombalinya. "Udah deh,lo mah ngomel mulu,sabar bentar lagi juga kelar" jawab Gita.

Manda mengabaikan Gita,dia lebih memperhatikan Farel yang ada disampingnya,dia merasa aneh.Farel yang sedang menunduk,berdiam diri,bibir rapat tanpa sepatah katapun. Ada apa ini? Kemana Farel yang cerewet? Kenapa sejak tadi dia menciptakan keheningan?

Manda membungkukkan badannya,menundukkan kepalanya,dan mendongakkan kedepan wajah Farel. "Rel,ngga kenapa kenapa kan?" Kata Manda penuh kecemasan. Farel hanya menggeleng tersenyum kecut.

Otak Manda kembali menyodorkan pertanyaan disana sini,dia merasa ada yang tidak beres. Sedangkan Farel mencoba menguatkan diri. Berharap tak ada aliran darah yang tercucur dari hidungnya yang akan mengganggunya,mencemaskan Manda dan merusak acara kakaknya. Bertahan di penyakit ganas itu tidak mudah,tak banyak usia yang bisa ditargetkan para dokter untuk penderita leukimia seperti Farel.

Farel meletakkan kepalanya dipundak Manda yang langsung ditimpali oleh kepala Manda,ingin sekali ia mengatakan tak sanggup harus pergi sekarang. Kenyamanan yang ada dipundak ini belum sanggup ia lepas.

Acara pun usai,para tamu satu per satu meninggalkan tempat ini.
Mereka semua berkumpul,memperbincangkan soal rencana mereka untuk berkunjung ke makam Tere dan membuka kapsul waktu.

Sesampainya di rumah pohon,mereka langsung sibuk menggali gali tanah dimab tempat mereka menguburnya beberapa tahun silam. "Kemarin nulis apa ya gue" pikir mereka satu per satu.

"Oke.Sekarang kita bacain satu per satu,yang punya nya dibacain angkat tangan ya"kata manda mengordinir para sahabatnya. "Mulai dari ujung,mulai dari lo Chik"tunjuk Manda ke Chika yang masih bergandengan dengan Dafa.

Chika membuka gulungan kertas itu dan membacanya. "Gue berharap bisa bahagiain Manda" Dafa langsung menarik carikan kertas itu. Cemburu. Itu yang Chika rasain.tapi untuk saat ini itu tidak lagi karena keyakinan yang dia punya kalo untuk saat ini dia lah yang empunya hati Dafa bukan Manda.

SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang