(07) Shocking Day

26 3 0
                                    

Kau tak pernah bisa memaksakan seseorang mencintaimu, karena memaksakan perasaan sama saja dengan mencintai tanpa pernah memiliki.

***

Fara memandang bayangannya sendiri di depan cermin. Matanya sembab, dan merah. Fara terpaksa pergi ke sekolah dengan kondisi yang cukup menyedihkan. Untuk menyamarkan matanya itu, dia memilih memakai kacamata.

Semalam Fara menangis lagi, air matanya masih sulit untuk dibendung. Alhasil mata sembab inilah yang dia dapatkan keesokan paginya.

"Selamat pagi!" sapanya pada Anita dan Daus yang sudah ada di meja makan.

"Pagi sayang" balas Anita lembut.

"Pasti nangis semalaman tuh," ledek Daus, lantas melahap sarapan paginya.

Fara ingin menjitak kepala adiknya itu, namun urung dilakukan karena pasti akan terjadi kegaduhan jika dia melakukannya.

"Serius mau ke sekolah?" tanya Anita, dia mengambilkan roti ke piring Fara.

Fara menaikkan sebelah alisnya, "Ya serius lah bu, udah rapi gini," jelas Fara yakin.

Fara berjalan gontai menuju halte di dekat rumahnya, dia sedang tak ingin mengendarai motor. Di belakangnya, Daus turut berjalan pelan, mendiamkan kakaknya yang tampak galau.

Fara berusaha mengumpulkan tekad dan semangatnya lagi, hari ini harus dia lewati dengan baik-baik saja, apapun yang terjadi.

"Jalan yang benar kak, jangan meleng, entar nyusruk lo," cerocos Daus.

Fara berbalik, menatap tajam ke arah Daus, lantas menghembuskan nafas panjang. Dia berusaha menenangkan dirinya agar tak lepas kontrol. Ini masih pagi, dia tak mau moodnya di sekolah hari ini tambah hancur.

Daus malah bersiap kabur dengan langkah seribu, namun niat itu dia urungkan saat Fara sudah berbalik dan berjalan cepat ke arah halte.

Daus sudah mendapat angkot terlebih dahulu, sehingga dia terpaksa meninggalkan Fara sendirian. Arah sekolah Daus dan Fara memang berbeda, jadi wajar jika mereka hampir tak pernah berangkat sekolah bersama.

Lima belas menit semanjak kepergian Daus, Fara semakin gelisah menunggu angkot yang tak kunjung datang. Mobil minicooper warna silver tiba-tiba saja menepi di halte itu, membuka kaca mobil sebelah kiri dan menyapa Fara.

"Hay Far, butuh tumpangan?" tanya Kenzo dengan ulasan senyum yang membuat para gadis meleleh.

Dahi Fara berkerut, darimana vokalis Andromeda band itu tahu namanya. Ah, tidak penting membahas itu sekarang. Yang pasti dia hanya ingin sampai sekolah tepat waktu.

Fara menimbang-nimbang tawaran Kenzo, tak ada pilihan lain kalau dia ingin lolos dari hukuman karena terlambat.

"Nggak papa nih gue bareng sama lo kak? entar pacarnya marah gimana?" tembak Fara.
Kenzo hanya terkekeh, mendengar pertanyaan konyol itu.

Gue tertariknya sama lo Fara, gumam Kenzo dalam hati.

"Santai aja Far, gue jomblo kok," jawab Kenzo terang-terangan.

Fara membuka pintu minicooper itu, lantas duduk di samping Kenzo.

Tanpa Fara sadari Kenzo sekilas menatapnya dalam, sedalam perasaan yang dia simpan untuk Fara.

Dari dalam mobil itu terdengar lantunan musik dari salah satu band favorit Fara, Maroon 5. Lagu Sugar mengalun di pendengarannya. Refleks Fara menyenandungkan lagu itu pelan.

TimelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang