(13) Ada Getaran Hati yang Lain

25 2 0
                                    

Seketika, aku menyadari bahwa getaran hati ini harus aku pendam sendiri.
Bukan karena tidak ada nyali, namun aku menghargai perasaan sahabatku sendiri.

***

Wanda mendengus kesal saat kabar insiden Kenzo menggenggam tangan Fara di rangkaian acara festival band menyebar di seantero sekolah. Telinga Wanda panas dibuatnya, ditambah banyak dukungan agar Kenzo cepat-cepat jadian dengan Fara. Di parkiran, di kantin, di koridor sekolah, semuanya membicarakan kejadian di luar dugaan itu.

Wanda mengucek matanya, memastikan bahwa tulisan di mading yang dia lihat adalah sebuah ilusi. Sialnya itu nyata, jelas bukan matanya yang salah melihat.

"AKHIRNYA DIALAH CEWEK YANG MAMPU MEMENANGKAN HATI KENZO"

Tagline yang ditulis dengan huruf kapital dan dibold disertai dengan foto Kenzo dan Fara sukses memuncakkan amarah Wanda. Disobeknya kertas yang menempel itu, kemudian meremas, melemparnya ke lantai, dan menginjaknya sampai puas.

"Bisa-bisanya berita nggak penting kayak gini di tempel di mading," gerutu Wanda.

Di hadapan Wanda berdiri Gerald yang dengan santainya tertawa melihat tingkah kekanakan kapten chearleader itu. Gerald menyilangkan tangannya di depan dada, menatap Wanda dengan sangat intens.

"Masih juga mengharapkan cowok yang jelas nolak lo mentah-mentah," sindir Gerald.

Wanda belas menatap Gerald dengan jengah, "Nggak usah banyak omong deh lo,"

Gerald tersenyum sinis, "Asal lo tau, gue sebenarnya tertarik sama Fara,"

Wanda membelalak, sejak SMP Gerald memang jadi rival Kenzo. Dan dalam hal perempuan, ternyata mereka memiliki selera yang sama.

"Maksud lo ngomong gitu ke gue apa? Nggak ada pengaruhnya sama sekali di hidup gue,"

Wanda bergegas pergi meninggalkan Gerald yang masih berdiri di tempatnya semula. Baru lima langkah memunggungi Gerald, Wanda mendadak berhenti karena ucapan cowok itu.

"Asal lo tau, gue punya senjata rahasia buat ngejauhin Fara sama Kenzo,"

Wanda berbalik, menuntut Gerald memberikan penjelasan atas ucapan yang barusan dia lontarkan. Wanda kembali berjalan ke arah Gerald, berusaha berdiri sedekat mungkin dengan cowok itu. Gerald membisikkan sesuatu di telinga Wanda dengan sangat pelan. Ini adalah sebuah rencana besar, jangan sampai ada satu orangpun yang tahu. Wanda tersenyum licik saat Gerald selesai membisikkan kata-kata pamungkasnya. Mereka berdua ber-toss untuk menjalankan misi menghancurkan kedekatan Kenzo dan Fara. Apapun yang terjadi mereka harus berhasil. Prinsip itu seolah sudah tertanam erat di kepala mereka.

"Gue suka gaya lo Rald, licik tapi elegan," puji Wanda.

"Gue nggak mau capek-capek ngehabisin waktu buat ngejar cewek inceran gue. Cukup dengan satu cara dan semuanya bakal jadi milik gue,"

"Gerald.. Gerald lo tuh emang raja licik ya!"

"Kalau nggak licik, bukan gue namanya,"

Wanda berjalan menuju kelasnya, dari kejauhan dia bisa melihat sosok cewek dengan rambut sebahu yang dibiarkan tergerai akan berjalan melewatinya. Wanda menatap cewek itu dengan tatapan menghujam, dia sudah muak dengan muka cewek itu. Ingin Wanda menghampiri dan menjambak rambutnya, tapi niat dia urungkan. Dia harus belajar banyak dari Gerald, menyingkirkan penghalang dengan cara licik yang elegan. Cewek yang ditatap Wanda hanya menunduk, berjalan tergesa melewati dirinya.

"Gue bakalan nyingkirin lo, dan Kenzo jadi milik gue," lirih Wanda. Kearoganan dan keegoisan jelas terdengar dari nada bicaranya.

***

TimelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang