(11) Little Gift

30 2 0
                                    

Dan ketika detak aneh yang dulu pernah kau rasakan hanya pada cinta pertamamu, kini muncul lagi pada orang yang baru.
Apakah itu tandanya dia telah mencuri separuh hatimu?

***

Gina pagi-pagi sekali sudah datang ke rumah Fara untuk membujuknya ikut  menyaksikan final festival band di Kenjeran. Setelah semalam Gina kalah debat dengan Fara mengenai festival band itu, dia tak tinggal diam. Baginya, Fara harus tetap ikut karena ini mandat dari Kenzo. Yang Gina cemaskan, jika Fara tak menampakkan batang hidungnya di final itu, dia akan mendapat semprot dari vokalis Andromeda itu.


Gina duduk manis di sofa ruang tamu, beberapa menit kemudian Fara menemuinya dengan masih menggunakan piyama dan rambut sedikit berantakan. Sesekali Fara menguap dan mengucek matanya, menandakan bahwa cewek itu belum sepenuhnya mau bangun.

“Gue lagi males banget keluar rumah Gina, dari semalam kan gue udah bilang,” celetuk Fara ringan, kemudian dia menghempaskan pantatnya di sofa tepat di sebelah Gina.

“Gue tahu lo nggak ingin pergi. Tapi, please kali ini aja lo ikut gue ya!” rengek Gina dengan memasang tampang innocent.

Fara mendesah dengan mata terpejam. Kejadian kemarin masih terbayang-bayang di otaknya. Bagaimana Wanda menamparnya, bagaimana kamera peninggalan ayahnya terjatuh. Seketika, Fara seolah tersadar bahwa dia sama sekali tidak melihat kamera itu setelah Kenzo mangantarkannya. Dia menatap lekat ke arah Gina, mencari jawaban apakah Gina tahu mengenai kameranya. Gina justru nyegir saat Fara menatapnya. Reaksi Gina membuat Fara sempurna bingung.

“Tunggu!!! Gue mandi dulu, gue ikut ke acara final itu,” jelas Fara sembari berdiri dari posisinya semula, lantas menepuk pundak Gina. Gina hanya melongo. Mendadak Fara memutuskan ikut, padahal sejak semalam dia mati-matian menolak. Setidaknya Gina patut bersyukur karena tak perlu menyeret-nyeret Fara agar mau pergi ke acara itu.

Gina membuka fitur whattsapp di ponselnya, mengetikkan suatu pesan kepada Kenzo.

Gina: Fara nanti bakalan datang ke acara final

Kenzo: Seriusan lo?

Gina: Yaelah kak, lo bisa buktiin sendiri nanti

Kenzo: Pakai cara apa lo sampai Fara nurut gitu?

Gina : Ada deh, kepo banget

Kenzo: Anjir, padahal semalem lo bilang Fara udah nggak mau-maunya pergi

Gina: Yang penting kan Fara udah mau, daripada gue harus nerima jika tubuh gue lo sayat-sayat.

Kenzo: Kampret lo, emangnya gue psikopat

Gina: Cita-cita lo mungkin kak

Kenzo: Eh, gue sayat-sayat beneran lari tunggang-langgang lo entar.

Gina: Ampun boss. Pokoknya tungguin aja! Gue bakalan menampakkan batang hidung gue dengan Fara. See you!

Kenzo: Siapp bu manajer. See you too!

Gina senyum-senyum sendiri melihat reaksi Kenzo di chat barusan. Gina bisa menduga kalau ada sesuatu yang lebih antara Kenzo ke Fara, namun sejauh ini Fara belum memberikan respon apa-apa.

Selesai mandi Fara langsung memutuskan untuk memakai kaos lengan panjang warna maroon, skiny pants warna putih, dan sneakers warna senada dengan celananya. Dia membiarkan rambutnya tergerai dihiasi dengan beanie warna marron. Sejenak, Fara memperhatikan penampilannya. Dia bergegas mengambil tas selempang yang tergeletak di atas meja belajar. Dari kemarin Fara tidak mengeluarkan apapun dari dalam tasnya kecuali ponsel.
Setelah mengunci pintu kamar-agar Daus tidak nyelonong masuk dan kepo terhadap urusan pribadinya- Fara turun menuju lantai satu dan menemui Gina lagi. Gina tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya yang putih. Fara hanya membalas sambutan Gina dengan senyum seadanya. Fara memperhatikan sejenak penampilan Gina. Kemeja putih lengan pendek dipadupadankan dengan dress overall selutut warna khaki, serta sneakers warna putih, benar-benar kombinasi pakaian yang pas.

TimelinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang